Guru Besar Unhas Perkenalkan Budidaya Bawang Merah Teknologi Lipat Ganda

  • Bagikan
Dokumentasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat

Mediatani – Guru besar Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ir. Elkawakib Syam’un, MP., melaksanakan program kemitraan yaitu pemberdayaan petani dalam membudidayakan bawang merah dari biji melalui penerapan teknologi produksi lipat ganda (PROLIGA). Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Takalar pada hari Sabtu (13/07/2024).

Kegiatan ini mencoba memperkenalkan cara mengembangkan komoditi bawang merah dari biji. Budidaya dari biji diharapkan mampu meningkatkan produksi bawang merah jika dibandingkan budidaya dari umbi yang telah dilakukan turun temurun di petani.

Elkawakib menjelaskan bahwa bawang merah dari biji memiliki beberapa keuntungan yaitu minim modal, masa penyimpanan yang lama, dan mampu meningkatkan hasil produksi bawang merah.

“Budidaya dari biji mampu menghasilkan produksi bawang merah bahkan seperti besarnya bawang bombay, dan itu sangat disukai oleh eksportir”. Ucap Elkawakib.

Selain itu, selama ini budidaya umbi membutuhkan modal yang cukup besar dan masa simpan umbi yang tidak lama. Sehingga budidaya dari biji mampu menjawab kedua masalah diatas.

“Harga bibit umbi di kisaran 40 ribu/kg, modal petani di awal bisa mencapai 60 juta. Sedangkan kalau dari biji, modal hanya 19 juta karena kebutuhan per ha biasanya 5 kg,” Tambahnya

Walaupun beberapa petani juga ada yang menggunakan bibit dari umbi tanaman sebelumnya. Atau biasa disebut umbi asalan. Jika ini berlanjut terus, maka produksi bawang merah akan menurun ke depannya.

“Hal penting jika ingin meningkatkan produksi bawang merah itu yaitu perbaikan bibit yang digunakan, kalau umbi dari tanaman sebelumnya terus yang digunakan, maka akan terjadi penurunan potensi genetik, ditambah kalau mau pakai umbi sebelumnya, harus menunggu 1-2 bulan untuk menunggu masa dorman umbi”, ucapnya.

Pemerintah juga saat ini menyarankan budidaya bawang merah dari biji, selain menggenjot produksi yang besar, Indonesia jga diharapkan mampu menjadi eksportir terbesar di tahun 2028.

Salah satu daerah yang dapat dijadikan sebagai sentra budidaya bawang merah di Sulsel yaitu Kabupaten Takalar setelah Enrekang dan Bantaeng. Hal tersebut karena Takalar memiliki potensi geografis yang memadai untuk budidaya bawang merah.

Terakhir, Guru Besar Pertanian Unhas itu mengharapkan budidaya bawang merah mampu mendatangkan kesejahteraan bagi petani.

“Petani seharusnya tidak seperti lilin, yang menerangi sekitarnya tapi ikut hancur seiring waku. Tetapi petani, sembari menjadi pemasok bagi orang-orang di kota, seharusnya juga bisa sejahtera untuk menghidupi keluarganya,” Ucapnya.

 

  • Bagikan