Mediatani – Setiap menjelang lebaran, ayam kampung pun banyak dicari. Pemrintaan yang tinggi membuat harganya pun melejit. Pedagangnya pun bertambah karena banyak yang jadi pedagang dadakan untuk menjual ayam kampung peliharaan mereka.
Di beberapa pasar di Kota Semarang, Jawa Tengah harga ayam kampung naik hampir dua kali lipat dibanding hari biasa.
Salah satu pedagang di Pasar Meteseh Tembalang Kota Semarang mengatakan ia sudah berburu ayam kampung sejak dua minggu lalu.
“Dua minggu sebelumnya saya nyetok dulu, beli di kampung-kampung supaya dapat selisih harga lumayan. Kalau nyarinya sekarang wah harganya sudah nggak masuk,” kata pedagang ayam di Pasar Meteseh, Aryani, Senin, 10 Mei 2021, mengutip dari laman Viva.co.id.
Pedagng lainnya, Suyanto beda lagi. Ia yang biasa jualan di pasar memilih berangkat pagi sekali di pasar untuk menunggu warga yang datang untuk menjual ayam peliharaan mereka.
Dari situ, dirinya pun tak perlu repot menyetok dan memberi makan ayam meski selisih harga keuntungannya tidak begitu besar.
“Kalau pagi itu banyak yang datang bawa ayam satu ekor dua ekor gitu. Apalagi ini mau lebaran yang datang lebih banyak. Habis dapat ya kita langsung jual gak perlu repot nyimpen ayam di rumah,” kata dia.
Harga ayam kampung beda dengan ayam potong broiler. Kalau ayam potong dijual kiloan, kalau ayam kampung dijual ekoran hidup.
Harganya tergantung besar kecilnya ayam. Yang jago dan betina pun harganya beda. Lebih mahal yang jago meski ukurannya sama.
“Yang banyak laku itu ayam jago besar dan ayam betina yang besar juga. Kalau jago sekarang antara 100 hingga 125 ribu per ekor ukuran standar. Kalau yang besar sampai 150 ribu per ekornya. Apalagi yang super bisa 200 ribu. Kalau yang babon (betina) antara 80 sampai 100 ribu,” kata Yanto.
Dia menuturkan, harga tersebut jauh di atas harga biasanya. Seperti jago biasanya antara 60 sampai 80 ribu. Kalau yang betina antara 50 sampai 60 ribu.
“Jadi ya, sudah hampir dua kali lipat. Ini masih H min 3 lho ya. Kalau sudah mepet lebaran, H min 1 gitu, bisa naik lagi,” ujarnya.
Selain ayam kampung, pedagang juga menjual ayam merah yaitu ayam petelur yang sudah afkir (tidak produktif).
Ini untuk melayani pembeli yang merasa kemahalan kalau beli ayam kampung, tapi tetap ingin menikmati opoy dengan rasa yang mendekati ayam kampung.
Karena ayam merah harganya memang murah. Per ekornya 60 ribu dengan ukuran setara ayam kampung betina besar.
Tidak hanya di Semarang, harga ayam kampung di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, juga mengalami kenaikan.
Di beberapa pasar di Kota Mamasa, harga ayam kampung mengalami kenaikan 20 persen hingga 30 persen.
Jika sebelumnya harga ayam kampung terendah Rp65 ribu, menjelang lebaran menjadi Rp 85 ribu hingga Rp100 ribu.
Petrus, pedagang ayam di Pasar Tradisional Mamasa mengatakan kenaikan harga ayam di Mamasa disebabkan harga ayam didistribusikan dari luar daerah, juga mengalami kenaikan harga.
“Ini ayam kan dari Kabupaten Polewali Mandar, kita belikan harga Rp 65 ribu sampai Rp 75 ribu,” kata Petrus kepada tribun-timur.com, Senin (10/5/2021) siang, dilansir dari tribun-timur.com.
Karena harga mengalami kenaikan, stok ayam kampung sangat terbatas.
“Karena mahal, jadi stoknya terbatas. Ini saja tinggal berapa ekor yang saya jual,” katanya.
Kenaikan harga ini dibenarkan Plt Kasi Kasi Kebutuhan dan Strategi Dagang, Diskoperindag Kabupaten Mamasa, Trivena.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil pantauannya, harga ayam kampung mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
“Memang kenaikannya cukup tinggi, dari sebelumnya hanya Rp60 ribu menjadi Rp85 ribu sampai Rp100 ribu,” ucapnya.
Sementara untuk harga ayam potong tidak mengalami kenaikan harga.
“Harganya tetap, tetapi yang biasanya misalkan Rp 45 ribu per kilo, sekarang beratnya berkurang. Hanya berubah di ukuran saja,” pungkasnya.
Meski demikian, ia mengaku harga kebutuhan pokok menjelang lebaran masih tergolong normal.
Andi, konsumen mengaku sangat merasakan kenaikan harga ayam kampung. Sebelum puasa, harga ayam masih terjangkau. Namun menjelang hari lebaran, harganya mulai meningkat.
“Harganya sangat dirasakan, mending kita beli ayam potong,” kesalnya. (*)