Mediatani – Harga komoditas sawit dan karet yang cenderung stabil selama pandemi Covid-19 telah membuat pendapatan masyarakat Kalimantan Barat (Kalbar) tetap terjaga.
Akademisi Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof Dr Eddy Suratman, MA mengatakan bahwa hal ini telah membuat sawit dan karet menjadi komoditas andalan masyarakat Kalbar.
“Di tengah pandemi COVID-19 sektor usaha lainnya terdampak namun di usaha pertanian terutama sawit dan karet menjadi andalan petani atau masyarakat di Kalbar. Harga yang baik membuat pendapatan petani tetap terjaga,” ucapnya, dilansir dari Sariagri, Sabtu (7/8).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa komoditas sawit yang mengalami kenaikan harga ini baik tandan buah segar (TBS) maupun CPO dan karet sangat berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat di Kalbar.
“Ketika harga komoditas sawit dan karet naik maka masyarakat merasakan karena terlibat langsung. Ini tentu menjadi andalan ekonomi Kalbar. Kemudian petani semakin sejahtera dan terlihat dari nilai tukar petani (NTP),” terang Prof Eddy.
Ia menyarankan agar kedua komoditas tersebut dapat terus menjadi andalan masyarakat, maka harus dilakukan peningkatan kualitas produk dari sawit dan karet di Kalbar.
Menurutnya, permintaan yang tinggi tentu tidak memberi dampak yang signifikan, namun ketika permintaan rendah maka produk yang akan dibeli adalah produk yang berkualtas tinggi.
“Untuk itu kualitas produk andalan daerah ini terus ditingkatkan,” tambahnya.
Terkait komoditas karet, hal yang perlu dilakukan adalah pemotongan rantai pasar. Dengan begitu, nilai dari harga karet yang petani bisa dapatkan bisa lebih tinggi.
“Selama ini masih ada rantai pasar karet yang panjang. Itu harus dipangkas agar petani mendapat harga yang tinggi,” terang dia.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar, harga TBS sawit di Kalbar kembali menguat di periode II Juli 2021, dimana harga tertinggi untuk sawit yang berumur 10- 20 tahun yakni Rp 2.291,19 per kilogram.
Untuk harga CPO sendiri mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni naik sebesar Rp 1.687,32 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp 8.847,63 per kilogram menjadi Rp 10.534,94 per kilogram.
Kemudian, untuk karet juga mengalami kenaikan harga, yaitu sebesar Rp 73,98 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp 5.83,92 per kilogram menjadi Rp 5.907,89 per kilogram.
Untuk harga bahan olah karet (bokar) di tingkat pabrik, pada Juli 2021 dengan kadar karet kering 100 persen mencapai Rp 21.500 per kilogram. Sedangkan harga di tingkat petani, seperti di Kabupaten Sambas mencapai Rp 12.500 per kilogram.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit ( Gapki ) Cabang Kalbar, Purwanti Munawir mengungkapkan bahwa meski pandemi COVID-19, harga minyak kelapa sawit mentah atau CPO di Kalbar pada Semester I 2021 masih tetap tinggi.
Sebagai salah satu komoditas ekspor yang berperan strategis bagi perekonomian nasional maupun daerah, menurut Purwanti, cukup menarik mencermati pergerakan harga CPO di Kalbar sepanjang Semester I tahun 2021 karena tetap tinggi dan bahkan mengalami kenaikan.
“Dalam situasi yang tengah dilanda pandemi COVID -19, komoditi sawit cukup teruji daya tahannya,” ujarnya.
Ia menyebutkan selama Semester I 2021, harga rata-rata CPO berada pada posisi Rp9.907 per kilogram. Pencapaian harga terbaik terjadi pada bulan Mei 2021 yaitu sebesar Rp10.771 per kilogram.
“Posisi harga tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan dengan harga CPO pada semester I tahun 2020 lalu yaitu sebesar Rp7.663 per kilogram. Harga rata-rata CPO tahun 2020 yaitu sebesar Rp8.117 per kilogram,” pungkasnya.