Mediatani – Hari Pangan Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 16 Oktober. Tanggal peringatan ini diambil sesuai dengan hari berdirinya Asosiasi Pangan dan Pertanian Organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (FAO) pada 16 Oktober 1945.
Di tahun 2020 ini, perayaan Hari Pangan Sedunia berfokus pada kasus kelaparan di tengah pandemi Covid-19. Sebanyak 150 negara anggota berpartisipasi dalam perayaan tersebut dengan mengadakan kegiatan dan acara dalam upaya untuk mengakhiri kelaparan dan mempromosikan gaya hidup sehat
Dikutip dari Hindustan Times, ada beberapa fakta mengenai makanan di seluruh dunia yang membuat Hari Pangan ini layak untuk diperingati.
1. Ada cukup makanan yang diproduksi di dunia untuk memberi makan seluruh penduduk, tetapi 820 juta orang di seluruh dunia pergi tidur dengan lapar setiap malam.
2. Nelayan, petani kecil, dan penggembala menghasilkan sekitar 70 persen dari pasokan pangan global, tetapi mereka rentan terhadap kerawanan pangan.
3. PBB memperkirakan pada tahun 2018, 489 juta dari 815 juta orang yang kekurangan gizi dan 122 juta dari 155 juta anak yang mengalami stunting tinggal di negara-negara yang terkena dampak konflik seperti perang saudara.
4. Diperkirakan 17 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia menderita malnutrisi akut parah, tetapi hanya 20 persen dari anak-anak yang mengalami malnutrisi parah memiliki akses ke perawatan yang menyelamatkan mereka.
5. Kemiskinan dan kelaparan akut terjadi di antara penduduk perdesaan.
Oleh karena itu, FAO mengangkat tema Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini “Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan kita adalah Masa Depan kita” menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh dan kuat.
FAO mengatakan pandemi menyingkapkan rapuhnya sistem pangan dan pertanian global serta memicu resesi ekonomi dunia. Diprediksikan, 132 juta orang akan menderita kelaparan sampai akhir tahun ini karena resesi.
Sebelum pandemi, lebih dari dua miliar orang tidak memiliki akses yang tetap untuk makanan yang aman dan bergizi. Hampir 700 juta orang berangkat tidur dalam keadaan lapar. Sistem pangan dan pertanian global pun tidak berjalan seimbang.
Dunia mampu memproduksi makanan yang cukup, namun hal itu saja tidak cukup. Sampai hari ini, sebut FAO, kelaparan masih terjadi, angka kegemukan cukup tinggi, lingkungan rusak, pemborosan makanan cukup marak, serta kurangnya proteksi pekerja sepanjang rantai pangan merupakan ironi di tengah kemampuan memproduksi pangan yang cukup.
“Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua,” ungkap Victor Mol, Perwakilan FAO di Indonesia.
Hari Pangan Sedunia 2020 juga memberikan kesempatan untuk berterima kasih kepada Pahlawan Pangan – petani, nelayan , komunitas hutan dan pekerja di seluruh rantai pasokan makanan – yang dalam keadaan apa pun, terus menyediakan makanan untuk komunitas mereka dan sekitarnya.
FAO menggaungkkan bahwa di Hari Pangan Sedunia, kita harus membangun solidaritas global untuk membantu semua populasi, dan terutama yang paling rentan, untuk pulih dari krisis, dan untuk membuat sistem pangan lebih tangguh dan kuat sehingga dapat menahan peningkatan volatilitas dan guncangan iklim, memberikan makanan sehat yang terjangkau dan berkelanjutan untuk semua, dan mata pencaharian yang layak bagi pekerja sistem pangan.
Tujuan ini tak hanya membutuhkan skema perlindungan sosial yang lebih baik dan peluang baru yang ditawarkan melalui digitalisasi dan e-commerce, tetapi juga praktik pertanian yang lebih berkelanjutan yang melestarikan sumber daya alam bumi, kesehatan kita, dan iklim.
Negara, sektor swasta, dan masyarakat perlu memastikan sistem pangan kita menumbuhkan (Grow) beragam makanan untuk menyehatkan (Nourish) populasi yang terus bertambah dan menopang (Sustain) planet ini, bersama-sama (Together).