Mediatani –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali serius membangun sektor kelautan dan perikanan di Provinsi Maluku. Melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Provinsi Maluku kini dapat melakukan ekspor lagsung komoditas perikanan ke Jepang
Langkah tersebut merupakan peluang untuk mengembangkan potensi sektor perikanan yang ada di Maluku. Hal ini sekaligus menepis anggapan lambatnya KKP dalam mewujudkan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN) yang telah dijanjikan sejak 2010 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rina membenarkan bahwa ekspor langsung komoditas perikanan dari Ambon ke Jepang dan tidak lagi melalui Jakarta.
Menurutnya, ekspor tersebut dapat memangkas waktu pengiriman hingga 50 persen dimana yang semulanya membutuhkan waktu 24 jam sampai 26 jam melalui rute Ambon–Jakarta–Narita (Jepang), sekarang hanya menjadi 13 jam dengan rute Ambon-Manado-Narita.
“Kita patut berbangga, kini ekspor dari Ambon tidak perlu lagi ke Jakarta, jadi bisa lebih cepat,” ujar Rina dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (7/1).
Rina mengatakan, selain memangkas lama waktu pengiriman, ekspor langsung ini dengan otomatis juga memangkas biaya pengiriman. Biaya kirim rata-rata yang semulanya Rp 42 ribu per kg, kini menjadi Rp 24 ribu per kg.
Rina mengungkapkan, pengiriman komoditas perikanan tersebut dilakukan dengan menggunakan pesawat kargo yang rata-rata mampu mengangkut muatan 12 ton per sekali kirim.
“Tentu ekspor ini juga bisa menurunkan beban operasional selain memangkas waktu,” lanjut Rina.
Rina memastikan bahwa ke depannya, pihaknya akan terus membuka kemungkinan ekspor langsung dari daerah lain ke negara tujuan. Terlebih, dengan cara ini bisa memudahkan para pelaku usaha, terutama dalam meringankan beban operasional.
“Dengan begitu, harapan kita ekonomi di daerah bisa tumbuh melalui ekspor yang terus bergeliat,” ujar Rina.
Sementara itu, Kepala Balai KIPM Ambon Ashari Syarif memastikan ekspor perdana dari Ambon ke Jepang telah dilakukan sejak Rabu (6/1) kemarin. Adapun perusahaan pertama yang melakukan direct export tersebut adalah PT. Peduli Laut Maluku. Pelepasan ekspor perdana itu dilakukan oleh Gubernur Maluku, Murad Ismail.
Pada ekspor perdana tersebut juga dilakukan penyerahan Health Certificate dari BKIPM Ambon serta Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Ambon sebagai jaminan bahwa komoditas tersebut adalah produk bermutu dan aman dikonsumsi. Total komoditas perikanan yang diekspor perdana itu sebanyak 19.268 kg ikan tuna atau senilai Rp 1.699.900.032.
Ashari mengatakan ekspor langsung Ambon-Narita tak lepas dari perbincangan santai di kafe dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Kepala Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi Maluku, Staf Khusus Gubernur dan Perwakilan Garuda Airlines.
Sebagai bentuk kesepakatan dan komitmen, akhirnya obrolan santai tersebut ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi antar instansi terkait pada 05 Januari 2021 di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku.
“Jadi dari obrolan santai, akhirnya terjalin kesepakatan. Route ekspor akan dilakukan melalui Bandar udara Pattimura Ambon menuju Narita Jepang via Bandar udara Sam Ratulangi Manado,” kata Ashari.
Dalam rapat yang dihadiri instansi terkait itu, juga dilakukan pembahasan mengenai persiapan dan upaya penanganan kendala ekspor yang ada di lapangan. Kepala Kantor Bea Cukai Ambon Saut Mulia mengatakan, ekspor langsung ke Jepang melalui Manado, dapat mengurangi waktu tempuh penerbangan dan biaya yang timbul.
Sebagai pihak yang terlibat, Saut turut mengapresiasi dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Maluku dan instansi terkait termasuk Bea Cukai dan para pelaku usaha. Dirinya berharap, ekspor langsung ke Japan dapat terlaksana secara berkelanjutan.
“Diharapkan nantinya dapat menciptakan eksportir-eksportir baru dan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian Provinsi Maluku,” pungkas Saut.