Mediatani – Pasca penangkapan sejumlah warga oleh kepolisian di Desa Wadas, Bener, Kabupaten Purworejo, pada Selasa (8/2), terpantau masyarakat tak berani meninggalkan rumah hingga saat ini. Sebagian besar warga Desa Wadas memilih bersembunyi di dalam rumah.
Aktifitas warga Desa Wadas sehari-hari seperti merawat lahan pertanian dan hewan ternak menjadi terganggu lantaran rasa khawatir jika beraktifitas normal di luar rumah. Warga juga mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Semakin membuat kami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Agar kebutuhan keluarga tetap dapat tercukupi, kami mengandalkan sumber makanan seadanya,” ujar perwakilan Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa), Insin Sutrisno, melalui keterangan tertulis, Jumat (11/2).
Insin berharap kondisi Desa Wadas dapat kembali aman sehingga petani di Desa Wadas dapat dapat beraktifitas normal kembali seperti sebelumnya.
“Kami sangat berharap dapat kembali mengolah lahan, memberi makan hewan ternak, menganyam besek, mender (menyadap) aren,” paparnya.
Insin menuturkan, warga Desa Wadas pun merindukan aktivitas harian yang telah mereka jalani sebelum penyerbuan aparat berlangsung hari selasa lalu, seperti membuat besek hingga gula aren.
“(Termasuk) membuat gula aren sebagaimana yang kami lakukan pada hari-hari sebelum penyerbuan di desa kami terjadi,” lanjut Insin.
Bantuan logistik dari berbagai pihak untuk Warga Wadas pun mengalami hambatan. Menurut penuturan Insin, bantuan logistik sempat masuk ke dalam desa, namun warga Wadas belum dapat menerima distribusi bantuan tersebut.
“Sudah ada yang masuk untuk logistik tapi belum bisa dikelola dengan baik,” ujar warga tersebut dalam konferensi pers, Jumat (11/2).
Dikutip dari CNNIndonesia.com (11/2), salah seorang warga Wadas mengatakan kondisi di dalam desa masih belum memungkinkan untuk pembagian bantuan logistik.
“Untuk logistik kawan-kawan belum bisa dikondisikan, karena posisi dan kondisi hari ini semrawut jadi enggak bisa dikoordinasikan,” pungkasnya.
Hambatan distribusi logistik bantuan tersebut ditengarai oleh masih adanya aktifitas aparat yang di lingkungan Desa Wadas. Sebelumnya Kamis (10/2), seorang warga Wadas, mengungkapkan sebanyak lima mobil kembali memasuki desa pada tengah malam.
Mobil yang berkeliling desa itu berisi sejumlah Brimob dan anjing pelacak. Warga semakin merasa resah karena kehadiran personel kepolisan dan anjing yang berkeliaran di Wadas semakin bertambah.
“Malam ini datang lagi lima mobil polisi berisi Brimob dan anjing pelacak. Dan malam ini warga sangat takut dan resah,” ungkapnya sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (11/2).
Tak hanya berkeliling Desa, warga setempat juga melaporkan adanya aparat kepolisian yang masih banyak ditemui di perbatasan-perbatasan desa dan masjid setempat sampai saat ini. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait situasi di Desa Wadas.
Untuk diketahui, berbagai media massa sebelumnya telah memberitakan konflik yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Desa Wadas pun menjadi topik yang viral, akibat masuknya aparat TNI dan Kepolisian ke tengah pemukiman warga. Hal itu ditengarai oleh pengukuran hutan terkait rencana penambangan ‘harta karun’ yang ada di Desa Wada berupa batu andesit dengan dalih untuk proyek pembangunan Bendungan Bener.