Hiu Tutul yang Muncul di Muara Badak Kukar Diberi Makan Oleh Warga Setempat

  • Bagikan
Ilustrasi: Hiu paus sedang diberi makan

Mediatani – Seekor hiu tutul muncul di wilayah perairan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur. Kejadian tersebut membuat kaget warga setempat karena hal tersebut jarang terjadi di wilayah itu.

Meski hiu jenis ini tidak begitu membahayakan manusia, namun Kelompok Masyarakat Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan meminta nelayan hingga wisatawan diminta untuk tetap waspada.

“Kami juga telah memberikan imbauan bagi wisatawan di pantai, pemancing dan pegiat di perairan lainnya, agar berhati-hati apabila melaksanakan aktivitas di laut Muara Badak,” ujar perwakilan dari Kelompok Masyarakat Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Mansyur, dilansir dari Detik, Kamis (1/4).

Hiu tutul yang muncul di perairan Muara Badak itu sempat direkam oleh nelayan setempat dan beredar di media sosial. Dalam video tersebut, tampak hiu tutul yang sedang diberi makanan ikan oleh 2 orang nelayan.

Menurutnya, kemunculan hiu tutul di perairan itu terjadi karena hewan tersebut sedang melakukan migrasi. Namun, keberadaan hiu ini menjadi indikasi bahwa perairan Muara Badak masih dalam kondisi alami dan belum tercemar.

Lebih lanjut Mansyur menceritakan bahwa kini seekor hiu tutul selalu mendatangi bagang-bagang nelayan yang ada di laut setiap subuh sekitar pukul 05.00 Wita.

“Bukannya merusak, hiu tutul yang panjangnya mencapai 3 meter ini terlihat bermain dan makan plankton yang ada di sekitar bagan,” tambahnya.

Menurut Manyur, meskipun tidak begitu berbahaya bagi manusia, tapi hiu tutul bisa saja menyerang manusia jika sedang lapar atau mencium bau amis. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada pemilik bagang pancing agar berhati-hati pada saat mengantarkan pemancing ke bagan.

Ia juga meminta warga agar pancing dan alat tangkap yang digunakan tidak melukai atau membahayakan hiu tutul tersebut. Pasalnya, hiu tutul termasuk sebagai salah satu jenis ikan yang dilindungi.

Sementara itu, Abdillah, salah seorang nelayan yang juga warga di wilayah perairan Muara Badak menuturkan bahwa pertama kali hiu tutul tersebut terlihat di bagan nelayan sekitar Februari lalu.

Ia mengaku senang dengan kehadiran hiu tutul di sekitar bagannya. Selain ikut bermain, ia dan nelayan lainnya bahkan memberi makan ikan besar tersebut dengan ikan kecil yang diambil dari bagannya.

“Saya beberapa kali nyelam atau diving tidak pernah lihat hiu, nah ini mah lihat langsung dia main-main di bagang, senang sekali rasanya,” tutur Abdillah.

Hiu Tutul

Hiu tutul atau biasa juga disebut hiu paus ini adalah ikan terbesar yang masih hidup di dunia. Ikan ini diperkirakan memiliki ukuran rata-rata saat dewasa sekitar 9,7 meter dengan berat 9 ton.

Untuk memakan plankton, ikan ini memperoleh mangsanya dengan menyaring air laut dengan mulutnya yang berukuran besar, hingga selebar 1,5 meter. Mulut hiu ini berisikan 10 lembaran penyaring dan sekitar 300 hingga 350 deret gigi berukuran kecil.

Hiu tutul memang kerap muncul di perairan Indonesia, salah satunya juga ditemukan pada permukaan pelabuhan bongkar Probolinggo, Jawa Timur. Hiu paus tersebut tergolong masih juvenil (muda).

Selain itu, hiu tutul berukuran besar juga pernah ditemukan warga di sekitar Pantai Selatan Batu Nunggul, Desa Cimanuk, Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (3/3/2021). Namun, hiu tutul tersebut telah dalam kondisi mati terdampar.

Hiu tutul atau hiu paus ini merupakan jenis ikan yang dilindungi sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013. Peneliti LIPI Selvia Oktaviyani menjelaskan bahwa hiu yang muncul ke permukaan itu karena sedang mencari makan.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version