Mediatani – Intensitas hujan yang cukup besar terjadi di Kulonprogo semalam suntuk pada Selasa – Rabu (09-10/02). Tepatnya puluhan rumah di Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kulonprogo tergenang banjir. Tidak hanya itu, lahan persawahan juga harus terkena dampak banjir.
Adi Sudarman, salah satu warga mengatakan bahwa genangan air mulai terlihat pada Rabu (09/02) sekitar pukul dua dini hari. Awal mulanya saat sungai kecil yang letaknya tepat di depan rumahnya di Dusun Ngipik, Bumirejo tiba – tiba meluap.
Sungai yang difungsikan sebagai saluran irigasi pertanian ini rupanya tidak mampu menampung air lagi setelah terjadinya hujan semalam suntuk. Sehingga luapannya merembes ke pekarangan Adi bahkan sempat masuk ke dalam rumahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Adi juga mengatakan tinggi genangan ketika sungai pertama kali meluap hampir mencapai paha orang dewasa atau sekitar lima puluh cm. Adapun tinggi genangan yang masuk ke dalam rumah sekitar lima cm.
Peristiwa banjir ini sebenarnya bukan yang pertama kali. Tetapi banjir kali menjadi yang paling luas dan tinggi. Meskipun demikian, warga sementara ini tetap memilih untuk tinggal di rumah.
Anang Windradiyanto selaku Sekretaris Desa Bumirejo menyampaikan bahwa genangan kali ini terjadi merata pada lima dusun di Bumirejo yaitu Kalangan, Ngipik, Tempel, Cabean dan Dukuh. Hingga saat ini, pihaknya masih mendata kepala keluarga yang terkena dampak banjir.
Anang juga menuturkan air tak hanya merendam rumah warga, tetapi juga ratusan hektar sawah di kelurahan ini. Sebanyak 199 hektar (Ha) total lahan yang terendam. Terutama pada lahan padi dan bawang merah, merata di seluruh bulak.
Anang menjelaskan sawah di Bumirejo terendam banjir karena hujan terus menerus yang diperparah jebolnya tanggul Kali Puton, saluran irigasi untuk pertanian di sana.
“Permasalahannya di Kali Puton, karena sudah ada pendangkalan akhirnya tanggul tak mampu menahan air hingga jebol di empat titik sehingga menggenangi persawahan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Anang mengungkapkan tanggul jebol ini merupakan peristiwa tahunan. Warga sekitar sudah beberapa kali melakukan perbaikan tetapi hasilnya tetap sama. Pemerintah kelurahan juga sudah melaporkan hal ini ke BBWSSO, tetapi sejak 3 tahun belum ada tindak lanjut.
“Sejak tiga tahun terakhir ini kami mengajukan normalisasi sungai tapi belum terlaksana,” kata Anang.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo mencatat dampak dari hujan yang terjadi semalam suntuk ini adalah banjir, tanah longsor dan pohon tumbang. Sebanyak tiga belas titik lokasi yang tersebar antara lain Samigaluh, Wates, Lendah, Kokap Temon dan Panjatan.
Ariadi selaku Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo mengatakan bahwa tanah longsor terjadi di wilayah Kalibiru, Hargowilis, Kokap dan Gerbosari, Samigaluh. Dampaknya, sempat menutup jalan dan memutus kabel listrik PLN. Untunglah masalah ini sudah teratasi oleh warga yang dibantu dengan tim relawan.
Sementara itu, Banjir terjadi di wilayah Lendah, Temon, Panjatan dan sebagian Wates. Rata-rata menggenangi permukiman warga, sawah dan sejumlah sekolah.
“Untuk saat ini belum ada laporan kerugian akibat genangan tersebut. Diharapkan genangan bisa segera surut dalam waktu dekat,” kata Ariadi.
Ariadi juga mengatakan bahwa pihaknya sudah koordinasi dengan Kodim, Polres, PMI, Basarnas dan unsur-unsur terkait, dari kami sudah siapakah perahu dan logistik jika nanti memang dibutuhkan.
“Kita mengimbau kepada masyarakat untuk waspada mengingat ada kemungkinan cuaca ekstrim masih akan melanda hingga sepekan ke depan. Hal itu berdasarkan prediksi dari BMKG. Kendati begitu masyarakat tetap waspada tapi tak usah terlalu panik,” ucapnya.