Mediatani – Seperti di periode sebelumnya, Presiden Jokowi menunjuk Staf Khusus untuk membantu tugas-tugas kenegaraannya terkait kebijakan publik. Dalam periode kedua tahun 2019-2024 ini, banyak diisi oleh kalangan milenial yang kemudian disebut Stafsus Milenial.
Diberitakan harian Kompas, 23 November 2019, Presiden Jokowi mengatakan, pengangkatan generasi milenial sebagai staf khusus ini dilakukan karena pemerintah butuh gagasan-gagasan segar dan inovatif terutama yang kaitannya dengan ekonomi kreatif dan dan program yang menyasar kaum muda.
Sektor pertanian yang menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi nasional menjadi sasaran inovasi salah satu stafsus milenial Presiden Jokowi, Billy Mambrasar. Bersama dengan timnya, Billy telah membuat rencana program resonator atau leader petani milenial yang dapat memodernkan pertanian.
Rencana program tersebut dibuat dalam upaya mendukung program Kementerian Pertanian untuk mendorong munculnya 2,5 juta petani milenial. Mereka nantinya diharapkan dapat menggerakkan pertanian secara modern dan mengakses pasar secara leluasa.
Pria bernama lengkap Gracia Josaphat Jobel Mambrasar itu telah menemui langsung Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk menggerakkan potensi pemuda sebagai petani. Pendekatan ekosistem teknologi digital bakal diterapkan hingga kolaborasi dengan perusahaan rintisan atau startup bidang pertanian.
“Di tahap awal kami akan menyasar pada provinsi krusial seperti Papua dan Kalimantan Tengah,” kata Billy dalam keterangan resmi Kementerian Pertanian di Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2020.
Billy menambahkan, dua daerah tersebut yang akan menjadi provinsi percontohan untuk menciptakan farming leaders di kalangan milenial. Terlebih lagi, Mentan Syahrul punya program yang sangat krusial untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional di program food estate. Kontribusi milenial pun akan sangat membantu terutama peningkatan pemanfaatan teknologi.
“Saya siap mendukung seluruh program yang diusung oleh Kementerian Pertanian khususnya untuk meningkatkan sumber daya manusia terutama generasi milenial di sektor pertanian,” ujar Pendiri Yayasan Kitong Bisa ini.
Selain itu, akan ada pelatihan di 10 provinsi yang ditargetkan bisa mencetak 100 ribu petani milenial. Melalui pelatihan ini, kata Billy, peserta bukan saja mendapat pemahaman terkait bagaimana meningkatkan produktivitas tetapi juga cara mengakses pasar dari suatu komoditas dengan menggunakan teknologi digital.
“Seperti stratup dan kerjasama dengan banyak mitra lainya. Sehingga ke depan hasilnya tidak hanya untuk mensuplai kebutuhan pangan nasional tetapi juga berorientasi pada ekspor, “ kata Billy.
Billy juga berharap generasi milenial dapat kembali lagi kepada sektor pertanian. Sebab, sektor pertanian merupakan sektor yang paling stabil di tengah kondisi krisis akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini,
Menurut dia, tingkat pertumbuhan di sektor pertanian paling tinggi dibanding sektor lainya. Sehingga, Billy menyebut sektor ini terbukti menjadi sektor andalan di negeri ini.
Berdasarkan data BPS pada kuartal dua 2020, sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dengan pencapaian 16,24 persen (qtq). Ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai minus 4,19 persen.