Mediatani – Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir kopi paling besar di dunia. Setiap daerah memiliki cita rasa kopi yang berbeda ini karena faktor geografisnya yang menjadi salah satu daya jual di pasar dunia, karenanya Indonesia terbukti memiliki iklim yang ideal di setiap wilayahnya sehingga mudah sekali dikembangkan.
Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2018 areal kopi nasional seluas 1,23 Juta Hektar dan produksi 717,9 Ribu ton dengan segi kepemilikan 96% perkebunan rakyat, sisanya 4% milik swasta dan PTPN. Melihat potensi itu, Kementerian Pertanian terus membuat berbagai program untuk menciptakan nilai tambah pada komoditas kopi tersebut.
Heri Tahan Muji adalah seorang petani milenial asal Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari, kabupaten Pasuruan sukses memetik hasil pengembangan komoditas perkebunan kopi. Kesuksesan itu diraihnya berkat ketekunannya melaksanakan program yang diberikan oleh Ditjen perkebunan melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya.
Heri merupakan Anggota kelompok tani Candi mulyo yang merupakan Binaan Ditjen Perkebunan pada program Sertifikasi Desa Pertanian Organik berbasis komoditas perkebunan. Ada berbagai kegiatan pembinaan di kelompok tani ini, mulai dari budidaya, pengendalian hama dan penyakit secara organik. Kelompoknya juga memperoleh peralatan pasca panen dan pemasaran.
Dikutip dari Okezone, dirinya mulai menanam kopi bersama anggota kelompok tani lainnya mulai dari luasan 1 ha dan saat ini telah mencapai 15 ha. Pada awalnya kelompok tani Candi Mulyo ini menjual kopi dalam bentuk buah cery kepada tengkulak dengan harga yang relatif murah yaitu untuk robusta dihargai 5 ribu/kg dan arabika dihargai 8 ribu/kg.
Di Kelompok tani candi mulyo itu, Heri ditugasi dibagian Pasca panen dan pemasaran. Alhasil, kini Heri membuktikan dapat menghasilkan kopi dengan berbagai Jenis olahan mulai dari Natural, Semiwash, fullwash, Wine dan Honey baik robusta maupun arabika. Semua hasil panen kopi anggota kelompok tani dibeli oleh Heri untuk diproses hingga menjadi kopi yang enak dan nikmat.
Heri berhasil menjadi pengusaha sukses dalam mengembangkan tanaman kopinya hingga omzetnya mencapai 100 juta setiap bulannya. Bukan hanya itu, heri juga berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi kaum ibu dan pemuda yang berada diwilayah tersebut, dengan melibatkan mereka dalam proses pasca panen mulai dari sortasi buah, fermentasi, sortasi biji, sangrai, packing, hingga promosi dan pemasaran.
Kopi Lesung Arjuno
Heri memberi nama kopinya dengan merek Kopi Lesung Arjuno. Kopi ini memiliki kualitas premium yang ditanam di lereng gunung arjuno dengan ketinggian 1300 mdpl menjadikan rasa kopi yang khas dan berkarater. Kopi lesung dibudidayakan oleh Kelompok Tani Candi Mulyo dan saat ini telah mendapatkan sertifikat Organik berstandar Eropa.
Bayu Aji Nugroho, pendamping Program Desa Organik dari BBPPTP Surabaya, mengatakan bahwa untuk menggapai taraf seperti dicapai Heri, dibutuhkan komitmen dan sinergi yang solid dari seluruh anggota kelompok tani. Yang tidak kalah penting, paparnya, adalah adanya motor penggerak.
“Perlunya anak muda seperti Heri ini karena sangat menginspirasi, dapat memotivasi dan tekun mengembangkan kopi sehingga dapat menghasilkan kopi yang berkualitas dan menambah pendapatan petani,” pungkasnya.
Pada Hari Kopi Nasional 11 maret lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak semua pemangku kepentingan di bidang kopi untuk membantu mempromosikan kopi Indonesia ke seluruh dunia. Diharapkannya kualitas kopi Indonesia termasuk yang terbaik dunia dan mencapai ekspor sampai 3 kali lipat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Indonesia.
Mentan Syahrul juga menyatakan bahwa Peran petani milenial amat dinanti negara untuk bisa menciptakan inovasi pertanian dari hulu ke hilir sehingga menciptakan nilai tambah komoditas pertanian.
“Para petani milenial harus terus didukung agar bisa memacu tumbuhnya petani-petani muda yang baru,” tandasnya.