Mediatani – Hidroponik saat ini menjadi sistem pertanian yang banyak diterapkan masyarakat terutama di perkotaan. Karena dengan menerapkan sistem ini, masyarakat bisa bercocok tanam di perkotaan yang notabene lahannya sangat terbatas. Bahkan, tak sedikit yang sukses menjadi jutawan karena model pertanian ini.
Meski demikian, tanaman hidroponik juga kerap terserang hama dan penyakit. Karena itu, Sobat Mediatani yang saat ini atau akan bertani dengan sistem hidroponik ini, perlu menambah pengetahuan terkait hama dan penyakit.
Penyakit yang menyerang tanaman hidroponik ini akan menyebabkan tanaman mati. Karenanya harus ada penanganan segera saat diketahui gejala adanya hama atau penyakit tersebut.
Macam-Macam Penyakit pada Tanaman Hidroponik
Tanaman hidroponik juga sama halnya dengan tanaman yang ditanam di media tanah. Tanaman jenis ini juga punya resiko tinggi terserang hama atau penyakit. Meski begitu resikonya lebih kecil dibandingkan tanaman yang ditanam di tanah.
Untuk mencegah kematian tanaman hidroponik, maka Sobat Mediatani harus tahu beberapa jenis penyakit pada tanaman hidroponik yang umumnya terjadi beserta cara mengatasinya yang akan disebutkan di bawah ini:
1. Penyakit Jamur
Meskipun ditanam dengan media air, tetap saja tanaman hidroponik ini juga berpotensi terkena jamur. Jika sudah terkena jamur, maka gejala yang akan tampak adalah daun jadi mengering dan berwarna kuning. Lama kelamaan daun ini akan sobek.
Selain itu akar hidroponik akan membusuk sehingga pertumbuhan tanaman berhenti atau tidak optimal. Untuk mengatasi penyakit jamur ini, mula-mula harus memisahkan atau membuang tanaman yang sudah terlanjur terkena jamur.
Berikan secara rutin larutan atau obat anti jamur pada tanaman. Larutan ini bisa diberikan dengan cara menyemprotkannya pada tanaman.
2. Penyakit Hama Kutu
Tidak hanya tanaman padi saja yang kerap diganggu oleh hama kutu, tanaman hidroponik pun kerap kali dihinggapi penyakit hama kutu. Gejala khusus yang dialami tanaman dengan hama kutu ini adalah bentuk daun yang menjadi keriting dan dominan menggulung.
Selain itu, batang tanaman juga kondisinya akan melemah sehingga tidak bisa tumbuh dengan sempurna sebagaimana normalnya. Alhasil tanaman hidroponik akan tumbuh jadi tanaman kerdil. Tentu ini tidak baik bagi kualitas tanaman itu sendiri.
Maka harus ada penanganan khusus untuk membasmi penyakit hama kutu ini. Untuk mengatasi hama kutu, maka perlu melakukan hal-hal di bawah ini:
- Muulai memisahkan dulu tanaman yang sudah terkontaminasi kutu dan yang masih sehat. Segera buang tanaman dengan hama kutu jauh dari area tanaman hidroponik yang masih bagus.
- Kemudian lakukan penyemprotan pada tanaman hidroponik menggunakan larutan khusus anti kutu untuk tanaman. Penyemprotan ini cukup dilakukan sekali dalam seminggu.
- Bersihkan secara rutin area tanaman hidroponik. Bisa diawali dengan mulai membuang tanaman parasit yang tak dikenal dan tumbuh di sekitar tanaman hidroponik.
3. Penyakit Hama Serangga
Selain hama kutu, ada juga hama serangga yang tak kalah merusak dari hama kutu. Hama jenis ini akan menimbulkan gejala yang berbeda dengan penyakit hama kutu.
Jika Sobat Mediatani melihat kondisi daun bergaris-garis dan dominan rusak, maka hal ini bisa jadi merupakan salah satu gejala terserangnya tanaman terhadap hama serangga.
Sebenarnya gejala yang timbul bisa berbeda-beda, bergantung pada jenis serangga yang merusak tanaman. Namun secara umum gejala tersebutlah yang akan timbul pada tanaman hidroponik berhama serangga.
Hama serangga ini akan berkembang biak pada media daun yang dirusak. Karenanya kondisi daun yang terserang penyakit ini akan membuat daun jadi cacat atau tidak bisa bertumbuh dengan baik.
Sama halnya dengan hama kutu, hama serangga ini juga bisa menular ke tanaman lain yang masih sehat. Maka pembasmian yang harus dilakukan adalah dengan menyemprotkan obat pembasmi hama secara rutin dan membuang tanaman yang sudah terkontaminasi.
4. Hama Semut
Hama atau penyakit semut yang menyerang tanaman hidroponik ini tergolong merupakan penyakit ringan. Meski begitu, penyakit ini juga bisa menimbulkan kematian tanaman jika dibiarkan lama kelamaan.
Hama semut ini menimbulkan beberapa gejala pada tanaman yang menjadi objek gangguannya. Diantara gejalanya adalah seperti kondisi daun tanaman berubah warna menjadi kuning. Kemudian secara bertahan daun ini akan layu dan rontok.
Beberapa bagian tanamannya juga tidak bisa tumbuh dengan optimal, alhasil tanaman tidak bisa berkembang dan lama kelamaan akan layu atau mati.
Karena penyerangan hama semut ini bertahap, maka secara umum masih ada potensi untuk menyelamatkan tanaman sebelum mati. Untuk itu cara mengatasi hama ini adalah dengan diawali pemotongan bagian tanaman yang sudah terserang hama.
Tanaman yang sudah terlanjur layu karena serangan hama semut harus dibuang agar tidak menyebar ke bagian tanaman lain.
Kemudian semprotkan obat anti hama pada tanaman yang masih terselamatkan. Lakukan penyemprotan ini secara rutin sambil memberikan perawatan tanaman lainnya.
5. Hama Ulat
Diantara beberapa hama atau penyakit yang sudah disebutkan sebelumnya, hama ulat ini menjadi salah satu penyakit pada tanaman hidroponik yang paling umum terjadi. Objek serangan hama ulat ini adalah pada bagian daun.
Daun akan rusak dan berlubang karena dimakan oleh ulat. Bagi pelaku budidaya tanaman sayuran secara hidroponik, maka hama ulat ini benar-benar harus diwaspadai dan diatasi segera agar kerugian tidak semakin parah.
Sobat Mediatani bisa menggunakan obat semprot hama yang khusus untuk membasmi hama ulat. Penyemprotan tidak perlu setiap hari, cukup rutin sekali dalam satu Minggu. Jangan lupa, buang bagian daun yang sudah terlanjur terserang hama ulat.
**
Beberapa macam penyakit pada tanaman hidroponik memang tergolong ringan, namun akan sangat merugikan Sobat Mediatani jika hama atau penyakit tersebut dibiarkan saja tanpa ada tindakan lanjutan.
Apalagi jika yang ditanam adalah jenis sayuran, maka tentu saja hasil sayuran yang dipanen akan berkurang kualitasnya. Pastikan Sobat Mediatani selalu memberikan asupan pupuk dan pengobatan sehat yang rutin pada tanaman hidroponik yang sedang dibudidayakan.