Inspiratif, Mahasiswa UGM Kembangkan Tabur-21 untuk Deteksi Kelembaban Tanah

  • Bagikan
Sumber foto: yogya.inews.id

Mediatani – Sekelompok mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil mengembangkan inovasi baru di dunia pertanian. Terobosan ini diperuntukkan pada pertanian presisi yang mengarah ke sistem pertanian berkelanjutan.

Dilansir dari laman inews.id, terobosan yang dibuat oleh mahasiswa itu diberi nama Tandur Subur-21 (Tabur-21). Alat ini mampu menjadi sensor pendeteksi kadar dari NPK (Nitrogen, Phosphat dan Kalium), kondisi pH, serta kelembaban tanah pertanian.

Adapu sekelompok mahasiswa yang berhasil mengembangkan terobosan ini diantaranya adalah Wahyu Tri Wicaksono dan Finandi Amartyadeva (Teknik Fisika) Fiana Eka Aprilia dan Intan Nur Fadhilah (pertanian serta Yogi Aditya Mahardika (Biologi).

Menurut Wahyu Tri Wicaksono, ide pengembangan ini hadir karena pertanian presisi yang diterapkan saat ini memiliki pola dan teknologi yang belum cukup efisien dan efektif. Hingga kini, belum ada alat yang bisa menampilkan data pada beberapa aspek tanah pertanian.

Selain itu, fenomena peningkatan luas panen lahan pertanian saat ini telah memicu munculnya beragam masalah. Utamanya adalah masalah pada tanah yang kaidah konservasi lahan dan pengelolaan tanahnya kurang diperhatikan.

“Harus ada solusi untuk mengatasi pemasalahan tersebut. Perlu ada inovasi berupa perangkat cerdas yang efisien, efektif, dan menjadi salah satu faktor penting dalam penerapan pertanian presisi TABUR-21 ini,” tegas Wahyu Tri Wicaksono.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa alat Tabur 21 yang dirancang ini berlandaskan pada konsep pertanian presisi. Penerapan inovasi teknologi ini menggunakan mikrokontroler berbasis Arduino dan komponen sensor yang telah dirancang dan didesain dengan memonitor secara langsung beberapa aspek agar lebih efisien dan efektif.

“Alat ini dirancang dengan menerapkan konsep 3 in 1 yang dilengkapi dengan buku panduan penggunaan sehingga dapat disesuaikan menjadi alat yang portable, fast processing dan user friendly,” jelas Wahyu Tri Wicaksono.

Dengan memanfaatkan sistem data logger, alat ukur ini mampu menampilkan hasil pengukuran dari tiga komponen sensor yang akan disimpan pada SD Card. Data secara otomatis akan tersusun dalam berkas spreadsheet.

Saat berlangsung proses pengukuran yang berulang, maka alat tersebut tetap akan memanfaatkan satu berkas spreadsheet yang sama di dalam SD Card. Kemudian akan tersimpan dalam berkas dengan nama yang sudah ditetapkan.

“Berkas data yang diperoleh akan ditindaklanjuti misalnya untuk keperluan pemetaan maupun analisa yang lebih mendalam,” ujar Wahyu Tri Wicaksono.

Selain itu, data tersebut juga bisa dipakai oleh pemerintah sebagai acuan untuk mengukur hasil produktivitas komoditas padi untuk mengetahui keadaan keberhasilan capaian usaha tani. Selain itu juga dapat untuk mengetahui kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

“Tabur-21, sudah melalui tahapan studi literatur dan pengujian sampel sehingga diperoleh kalibrasi dari analisa kondisi tanah pertanian dan hasil akurasi yang tinggi,” pungkas Wahyu Tri Wicaksono.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version