Mediatani – Dijaman yang serba modern ini, banyak orang yang memilih pekerjaan yang lebih kekinian contoh misalnya bekerja dikantoran. Berbeda dengan pasangan suami istri yang bertempat tinggal di Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus yang memilih untuk merintis usaha di bidang pertanian.
Dilansir dari betanews.id, Pasangan suami istri yaitu Wahyu Fajar Adi Putra (27) dan Rhyochi Putri Setiowati (25) membagikan ceritanya dalam memulai bisnis yang dirintisnya. Pasangan suami istri ini akhirnya memilih bertanam sayuran dengan metode hidroponik.
Mereka memilih sayur kangkung untuk ditanam secara hidroponik. Saat dimintai keterangan, tampak sepasang suami istri ini sedang sibuk memilah-milah sayur kangkung yang baru saja mereka panen. Sayur kangkung tersebut kemudian dipetik satu per satu daunnya yang mulai berwarna kekuningan diujung daunnya dan menyisakan daun yang berwarna hijau.
Fajar, sang suami, kemudian menceritakan awal dia dan istrinya merintis usaha sayuran dengan metode hidroponik ini. Awalnya, Fajar pernah magang saat kuliah. Lalu dia pun akhirnya tertarik dan mencoba untuk merintis usaha hidroponik kecil-kecilan di tahun 2015.
Lalu lambat laun usaha yang dirintisnya pun mulai mengalami perkembangan. Di tahun 2019, Fajar memilih untuk menambah banyak meja hidroponik untuk mengembangkan usahanya.
“Yah diawal tahun 2015 itu Kita masih santai, dan memang saya belum komersilkan, lalu kami sempat vakum karena Saya harus menyelesaikan tugas akhir. Akhirnya di tahun 2017 saya kembali memulai lagi, dan saya mulai tekuni untuk dikomersilkan di tahun 2019 dengan membuat dua belas meja,” ungkap Fajar.
Tidak hanya itu, alasan lain kenapa memilih usaha sayuran hidroponik adalah karena mereka ingin menginfokan bahwa di zaman sekarang ini menjadi petani adalah hal yang masih wajar.
Rhyochi Putri Setiowati menyampaikan bahwa sistem hidroponik ini lebih memanfaatkan air sebagai medianya. Selain itu, air tersebut dipastikan harus mengalir dan tidak boleh mati listrik.
Sebab profesi petani di zaman sekarang tidak harus menggunakan cangkul dan caping saat bercocok tanam. Apalagi saat ini telah diketahui cara menanam dengan menggunakan sistem hidroponik yang jauh lebih praktis dan bersih.
“Zaman sekarang tidak perlu lagi malu menjadi petani. Sebab kita bisa menjadi petani milenial yang bisa menanam sayuran dengan cara yang lebih praktis,” ungkap Fajar.
Selain penanamannya yang jauh lebih praktis, hasil dari metode hidoponik ini juga mampu menghasilkan sayur yang jauh lebih sehat, sebab menggunakan bahan yang mengandung nonpestisida.
“Penanaman dimulai dari pembibitan dan kita semai terlebih dahulu. Untuk media semainya, kita menggunakan rockwoll untuk selada, pakcoi dan bayam. Kemudian untuk yang kangkung kita menggunakan media kapas,” jelas Rhyochi Putri.
Lebih lanjut, setelah disemai, lalu disimpan di meja semai. Setelah itu, ditunggu hingga muncul empat daun pada tahap pembenihan. Kemudian di pindahkan ke media tanam.
Tidak hanya sayur kangkung, jenis sayur yang ditanam oleh Fajar pun cukup beragam, di antaranya bayam hijau, bayam merah, selada dan pakcoi.
“Kalau untuk tanamannya sendiri, kami menanam lebih banyak selada, karena setiap hari kami sudah ada pembelinya sendiri,” tambahnya.
Terkait dana yang dikeluarkan, menurut Rhyochi Putri, harganya tidak terlalu jauh dibandingkan dengan pertanian konvensional. Apalagi, hasil yang diberikan juga cukup berkualitas.
Sementara itu, untuk memasarkan produk sayurnya, Fajar dan sang istri biasanya melalui sosial media di Instagram dengan nama akun @hidroponikvegetable. Tidak hanya itu, ada juga akun Facebook @Sayurkuhidroponik, dan Whatsapp 085225087771.