Mediatani – Tanaman stroberi pada umumnya ditemukan di daerah dataran tinggi. Namun, di suatu daerah dataran rendah yang bernama Kampung Balirejo, Jogja, kita ternyata juga bisa melihat stroberi tumbuh dengan subur.
Tulus (41), salah seorang warga kampung Balirejo, Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Jogja ini berhasil mengubah gang jalan selebar tiga meter berpaving blok itu menjadi terlihat lebih hijau dengan berbagai tanaman yang tertata rapi.
Di sana terlihat tanaman cabai, terong bahkan pohon jeruk yang nampak subur hanya dengan menggunakan media pot dan polybag sebagai tempat tanamnya.
Selain warna hijau, terlihat pula warna merah dari ratusan polybag yang sudah mulai nampak muncul buah stroberi. Karena ribuan buah stroberi yang berhasil ditanam itu, Kampung Balirejo inipun diberi nama Kampung Stroberi.
Tulus menyampaikan bahwa ide mengembangkan Kampung Stroberi ini tidak terlepas dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Program pemerintah yang digalakkan sejak tahun 2011 itu merubah akses gang yang dulunya memiliki jalan rusak, kini menjadi paving blok dan didirikan pagar.
Tetapi setelah dipaving blok, gang tersebut justru menjadi terasa panas dan gersang. Sehingga, pada awal tahun 2020, Tulus mencoba mengembangkan tanaman stroberi di kawasan tersebut.
Awalnya, Tulus mencoba untuk menanam stroberi di halaman belakang rumahnya. Ternyata tak disangka, hasil kerja keras yang dimulainya sejak dua tahun lalu itu kemudian berkembang menjadi sebuah inovasi rakyat bahkan melahirkan UMKM baru.
“Dulu itu iseng saja. Berawal dari keheranan saya saat melihat ada tanaman stroberi tumbuh bagus di rumah teman wilayah Sewon, Bantul. Akhirnya saya meminta stroberi dan saya bawa pulang,” terang Tulus, ditemui SuaraJogja.id, Sabtu (11/9/2021) siang.
Meski sempat ragu, rupanya buah stroberi milik Tulus ini membuahkan hasil yang tak mengecewakan. Tulus kemudian memisahkan beberapa rumpun stroberi untuk dipindahkan ke polybag lain hingga tumbuh menjadi banyak.
Lambat laun, buah stroberinya ternyata mampu menarik perhatian warga sekitar. Bahkan tidak sedikit warga yang meminta bibit stroberi milik Tulus untuk ditanam di belakang rumah mereka.
Informasi terakhir diketahui bahwa terdapat sekitar 175 meter gang kampung RT 52 yang telah ditanami tumbuhan stroberi di pagar sungai Gajah Wong. Tulus bersama Supri warga sekitar, melihat ada potensi jika buah stroberi ini dimanfaatkan.
Pada Agustus 2020, mereka akhirnya berinisiatif untuk membentuk Kelompok Tani (Poktan) yang diberi nama Guyub Rukun. Poktan ini terdiri atas 20-25 orang.
“Jadi kami punya struktur organisasi, mulai bagian pengolahan, promosi dan perawatan tanaman. Itu kami mulai sekitar September 2020,” ungkap Tulus sambil menunjukkan beberapa hasil olahannya.
Poktan ini juga memanfaatkan daun stroberi untuk diubah menjadi keripik. Mereka menjualnya melalui media sosial dengan harga yang terjangkau.
“Nah itu satu bulan kami buka, omzet bisa sampai Rp8 juta. Bulan selanjutnya juga sangat banyak permintaanya,” kata dia.
Selain menjual olahan stroberi, mereka juga menjual bibit stroberi. Lokasinya sering dilintasi oleh para pesepeda, sehingga banyak dari mereka yang kemudian berhenti dan berminat untuk membeli.
Usaha yang awalnya hanya ingin mengubah wilayah yang dulunya kosong dan gersang menjadi lebih hidup ini, pada akhirnya menjadi sebuah aktivitas yang mampu menggerakkan roda perekonomian warga sekitar.
Dirinya berharap agar aksi kecilnya ini bisa ditiru oleh daerah lain. Rencananya, Kampung Stroberi ini juga akan dijadikan wisata edukasi. Sasarannya adalah anak mahasiswa dan anak sekolah yang akan meneliti stroberi miliknya.