Mediatani – Seorang mahasiswi di Jepang asal Indonesia menarik perhatian netizen di sosial media tiktok beberapa hari belakangan ini. Melalui unggahannya, dia menceritakan pengalaman jadi petani di Jepang bersama warga setempat.
Pada unggahan akun TikTok @heyedle (29/1/2022) itu, dia juga menceritakan besarnya penghasilan menjadi petani.
“Part time dapet sekitar 1,3jt/ 8 jam. Gimana ga semangat coba?!! Mana gacape samsek (sama sekali)” tulis Yedle sebagai caption pada postingannya.
Hingga berita ini ditulis, video unggahannya itu telah ditonton 2,1 juta kali dan mendapatkan 988 komentar.
Salah satu kelebihan dari mahasiswa yang sedang berkuliah di luar negeri adalah mendapat banyak pengalaman berharga. Menjadi petani misalnya, Yedle menceritakan bahwa walau tak bekerja sebagai profesional, mereka tetap mendapat gaji yang lumayan tinggi, lho.
“Nyoba jadi petani padi di Jepang (dibayar) 10.000 yen/hari! (1,3jt). Ngapain aja?,” tulisnya dikutip Jumat (11/2/2022).
Lebih lanjut, @heyedle kemudian mengungkapkan bahwa pekerjaan yang dibebankan di tempat dia kerja dan beberapa mahasiswa lainnya amat mudah. Selain tidak sulit dikerjakan, dia mengaku untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut pun masih mendapat bantuan dari petani yang ikut bekerja di sana.
“Masukin tanah, bibit di naungan plastik. Petaninya baik semua dan ngebantuin banget. Berasa dapat gaji buta,” tutur @heyedle sebagaimana dikutip dari laman HaiBunda (10/2/2022).
Pengalaman @heyedle menjadi petani dengan gaji yang besar di Jepang, juga tidak lepas dari sorotan media di Jepang. Masih dalam postingan yang sama, @heyedle menceritakan dirinya dan teman-temannya bekerja sebagai petani ini juga membuat mereka masuk dalam koran.
Media cetak Jepang tersebut memberitakan, ia bersama teman yang lainnya disebut sebagai perwakilan mahasiswa Indonesia yang tengah mencoba mesin terbaru untuk para petani.
“Eh masuk koran Jepang, ‘Perwakilan Mahasiswa Indonesia Coba Mesin Terbaru’,” ungkapnya.
Postingan @heyedle ini tentunya menuai banyak respons, Sobat Mediatani. Dalam kolom komentar, netizen mengaku iri dan penasaran ingin ikut mencoba bekerja di sana.
“Kak ada loker buat di Jepang, enggak?” tulis salah satu akun.
“Keren, sodaraku magang jadi gemba gak nyampe sehari 1jt di tempatnya,” kata akun lain.
Penghasilan jadi Petani di Jepang
Pengalaman serupa yang menghebohkan Netizen di Indonesia sebenarnya sudah banyak dialami oleh pemuda-pemuda asal Indonesia yang berada di Jepang. Zakaria Sidik misalnya, dirinya kerap mengunggah kesehariannya sebagai petani di Jepang melalui akun Youtubenya.
Zakaria merupakan seorang pemuda asal Kalimantan Barat, kini tengah menjalani kegiatan magang menjadi petani di Ibaraki Jepang. Melalui unggahan di channel Youtube yang diberi nama sesuai dengan nama aslinya itu, dirinya membagikan kesehariannya sebagai petani di negeri sakura itu.
“Musim panen bisa mengantongi Rp 20-40 juta sebulan untuk di kebun dataran tinggi. Tapi nggak setiap bulan. Bulan 2, 3, 4, 9, 10, 11 ini sangat sibuk tapi sebanding dengan pendapatan,” kata dia dikutip dari channel Zakaria Sidik, Rabu (15/9/2021).
Zakaria menjelaskan, penghasilan yang diterimanya itu dipengaruhi berbagai faktor. Mulai dari jam kerja, upah minimun di daerah dan juga kurs rupiah yang berlaku saat itu.
Zakaria mengungkapkan, saat ini dia bekerja di pertanian dataran rendah, penghasilannya tidak sampai Rp 40 juta namun ia setiap bulannya minimal bisa mengantongi Rp 15 juta.
Meskipun demikian, Zakaria mengaku harus tetap dapat mengatur pengeluarannya secara cermat walaupun memiliki penghasilan yang cukup besar. Hal itu disebabkan karena biaya hidup di Jepang memang lebih mahal dibanding di Indonesia.
Terlihat dari video yang sering diunggah Zakaria, jenis sayuran yang ditanam di perkebunan tempatnya bekerja adalah kubis, selada, jagung, wortel, daun bawang, dan cabai.