Mediatani – Serangan penyakit ice-ice pada periode musim tertentu menjadi masalah yang serius budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi. Salah satu faktor pemicu awal (primary impact) yaitu terjadinya kekurangan nutrien (nutrients shortage) pada perairan laut.
Pada sisi lain, ketersediaan nutrien pada perairan laut di wilayah-wilayah tertentu sangat dipengaruhi oleh fenomena upwelling. Fenomena upwelling merupakan fenomena yang terjadi akibat adanya arus lintas Indonesia yang juga turut berpengaruh terhadap musim.
Serangan penyakit ice-ice (white spot) pada musim ekstrim secara masif terjadi pada sentra-sentra budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) dan berdampak pada terhentinya sebagian besar kegiatan budidaya.
Serangan penyakit ini biasanya terjadi pada bulan Oktober –April, di mana terjadi musim barat dan musim peralihan. Penyakit ice-ice bersifat musiman dan berhubungan dengan perubahan pada musim hujan.
Penyakit Ice-Ice
Ice-ice adalah penyakit yang banyak menyerang rumput laut kelompok karaginofit termasuk K. alvarezii. Pertama kali dilaporkan pada tahun 1974, ketika penyakit ini menyerang hampir seluruh rumput laut yang dibudidaya di negara Filipina.
Penyakit ini ditandai dengan timbulnya beberapa gejala seperti:
- Pertumbuhan yang lambat
- Timbul bintik atau bercak pada sebagian thallus
- Thallus tampak kekuningan yang secara perlahan berangsur menjadi putih dan mudah terputus
- Rumput laut berlendir
Penyebab Penyakit Ice-ice pada Rumput Laut
Berbagai variabel pemicu timbulnya serangan penyakit ice-ice telah dikemukakan seperti:
- Fluktuasi suhu dan salinitas,
- Penggunaan bibit yang tidak berkualitas,
- Serangan bakteri patogen,
- Perubahan musim yang ekstrim,
- Infeksi primer biota herbivora,
- Penempelan lumut,
- Kekurangan (shortage) nutrien pada lingkungan perairan laut, dan sebagainya.
Penyakit ice-ice disebabkan oleh tekanan lingkungan yang ekstrim terutama penurunan kandungan nutrien di perairan laut secara tiba-tiba dan berakibat proses fotosintesis rumput laut tidak berjalan optimal.
Penyakit ice-ice timbul karena menurunnya substansi pelindung intraseluler pada saat rumput laut yang mengalami tekanan lingkungan (stress). Pada keadaan stress, rumput laut akan membebaskan substansi organik yang menyebabkan thallus berlendir dan merangsang bakteri tumbuh melimpah pada rumput laut yang terinfeksi.
Beberapa jenis bakteri yang telah berhasil diisolasi dari rumput laut yang terserang ice-ice di antaranya: Pseudomonas spp., Pseudoaltremonas gracilis dan Vibrio spp.
Mekanisme interaksi terjadinya penyakit ice-ice pada rumput laut diakibatkan oleh adanya ketidakseimbangan hubungan antara inang, patogen dan lingkungan habitat atau media rumput laut.
Menurunnya ketersediaan nutrien di perairan laut yang menjadi lahan budidaya rumput laut, salah satunya dipengaruhi oleh datangnya musim timur, di mana berlangsung fenomena upwelling di beberapa wilayah. Proses tarikan air (upwelling) pada suatu perairan akan mempengaruhi kehidupan fitoplankton, hidrologi dan pengkayaan nutrien di perairan.
Pencegahan Penyakit Ice-Ice
1. Pengaturan posisi tanam
Penurunan atau penaikan posisi tanamrumput laut dilakukan sebagai upaya untuk mengatisipasi curah hujan yang tinggi.
2. Pembersihan rutin
Bersihkan secara rutin setiap 1-2 hari sekali agar lumut, lumpur, dan makhluk biofouling tidak menempel dan berkembang pada talus rumput laut. Pembersihan juga dilakukan agar rumput laut terhindar dari stress karena proses fotosintesis.
3. Perendaman dengan nutrien
Perendaman bibit rumput laut menggunakan nutrien yang mengandung nitrogen, fosfat, dan kalium.