Mediatani – Smart agriculture dikenal sebagai pertanian pintar, merupakan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang dipraktekkan dalam pertanian yang nantinya dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan sektor pertanian.
Revolusi Industri 4.0 berbasis jaringan internet. Sehingga, dapat terintegrasi dengan mudah melalui mesin atau device. Dalam mengoperasikan mesin otomatis diperlukan jaringan internet yang terhubung dengan perangkat. Sistem smart ini dapat dengan mudah digunakan walaupun dalam jarak jauh.
Tujuannya untuk memudahkan pengumpulan data informasi terkait pertanian. Memperoleh data lapangan dengan mudah seperti status unsur hara tanah, kelembaban udara, kondisi cuaca, dan lain sebagainya. Diharapkan melalui penerapan teknologi di era 4.0, ketahanan pangan akan lebih mudah tercapai.
Smart Farming 4.0 berbasis kecerdasan buatan yang menjadi andalan Kementerian pertanian di era digital pada saat ini. Smart farming 4.0 memberikan dorongan bagi petani sehingga dapat membudidayakan pertanian secara efisien, terukur, dan terintegrasi.
Keunggulan yang didapatkan petani dalam smart farming ini yaitu petani dapat membudidayakan tidak bergantung pada musim tetapi dengan cara mekanisasi. Mulai dari proses penanaman sampai panen dilakukan secara akurat mulai dari langkah tenaga kerja, waktu tanam, dan proses panen.
Ada beberapa teknologi smart farming yaitu blockchain yang memiliki fungsi memudahkan keterlacakan supply chain produk pertanian untuk pertanian of farm modern, agri drone sprayer, drone surveilance, soil and weather sensor.
Presiden Joko Widodo Bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah Award Menghadiri Agenda Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2024, yang dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, Pada Jumat 14 Juni 2024.
Dalam agenda tersebut, Presiden Joko Widodo berbicara tentang sistem pertanian.
“Sekarang sedang berada pada era teknologi, eranya smart system, sasaran utamanya di kabupaten kita harus bisa mengupgrade sistem pertanian menjadi smart agriculture, agar menjadi unggulan di daerah masing-masing”, ujarnya.
Presiden Joko Widodo mendorong dan mengupayakan agar daerah melakukan penelitian dengan mengangkat komoditas unggulan. Dikarenakan, daerah memiliki jejeran yang sangat panjang yang disertai dengan keunggulannya masing-masing.
“itu saja yang dilakukan dalam penelitian, gak usah meneliti hingga ratusan, satu saja yang penting unggulan. Lakukan riset, buat percontohan yang berhasil, copy, replikasi, itu tugas kita,” Ujar Presiden Joko Widodo.
“undang juga investasi agar dapat membangun industri pengolahan, untuk membangun pabrik pengolahan sehingga nilai tambah dari setiap produk yang ada di pertanian dan Perkebunan kita dapat berlipat ganda,” katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta pada saat itu mendorong Pembangunan sistem distribusi yang terintegrasi.
“agar sistem distribusinya betul-betul terintegrasi,” kata Presiden Jokowi.
“Saya kira pada saat koordinasi pusat dan daerah berjalan, apa yang tadi saya sampaikan bisa terealisasikan,” lanjutnya.
menjadi kendala terbesar bagi para petani dalam menerapkan smart farming di daerahnya.