Mediatani – Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, mengimbau Perum Bulog untuk terus meningkatkan penyerapan beras guna meningkatkan persediaan pangan pemerintah. Meskipun preferensi utama adalah pengadaan beras dari produksi dalam negeri, namun opsi impor dari luar negeri tetap menjadi alternatif yang terbuka.
“Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan agar di akhir tahun 2023 nanti kita masih memiliki stok sekitar 1,2 juta ton untuk dibawa (carry over) ke tahun 2024, ” ungkap Arief dalam keterangan resmi, Selasa (25/7/2023).
Dengan begitu, pihaknya bisa melakukan perencanaan yang baik untuk meningkatkan langkah-langkah antisipasi dalam menstabilkan pasokan dan harga pangan, dengan harapan agar dapat mencapai kondisi yang lebih baik.
Sebelumnya, pada hari Kamis (20/7/2023), Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, telah melaporkan bahwa Bulog menguasai stok beras sebanyak 750 ribu ton. Selain itu, Bulog berkomitmen untuk terus melakukan penyerapan beras selama produksi masih tersedia dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 750 ribu ton. Di samping itu juga hingga hari ini Bulog sudah menyerap lebih dari 700 ribu ton beras petani dalam negeri dan akan terus menyerap selama produksi masih ada dan sesuai ketentuan,” ujarnya, Kamis (20/7/2023).
Lebih lanjut, Febby menyampaikan bahwa Bulog tetap berkomitmen untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pangan, terutama beras yang terus dipenuhi apalagi pada kondisi rawan seperti saat ini.
Feby menyatakan bahwa Bulog juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan pasokan beras dari luar negeri. Hingga saat ini, Bulog telah berhasil melaksanakan penugasan impor untuk tahun 2023 sebesar 500 ribu ton untuk tahap pertama, dan saat ini tengah berproses untuk merealisasikan impor tahap kedua sebanyak 300 ribu ton.
Sementara itu, Arief menyatakan bahwa Bulog telah diberi tugas untuk memperpanjang program bantuan pangan berupa pemberian beras sebanyak 10 kg kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Bantuan tersebut akan disalurkan sebanyak 3 kali secara bertahap pada bulan Oktober, November, dan Desember 2023 mendatang.
Pada rapat pengendalian inflasi yang dikoordinasikan oleh Kemendagri pada hari Senin (17/7/2023), Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (Buwas), menyatakan bahwa apabila bantuan pangan beras tahap 2 dilanjutkan, rencana impor sebanyak 2 juta ton pada tahun ini harus selesai sepenuhnya.
Dengan mempertimbangkan sisa kuota impor yang harus diselesaikan sebanyak 1,5 juta ton beras dalam periode Juli-Desember 2023, ditambah pengadaan dalam negeri sebanyak 171.2002 ton, maka total perkiraan pengadaan beras pemerintah akan mencapai 1,727 juta ton.
Dengan demikian, jumlah keseluruhan hingga Desember 2023 mencapai 3,161 juta ton, terdiri dari 726.501 ton pengadaan dalam negeri dan 2,435 juta ton impor.
Apabila bantuan pangan tahap 2 dilaksanakan, artinya akan ada penyaluran beras sebanyak 640.590 ton. Selain itu, ada juga penyaluran atau penjualan melalui program SPHP, golongan anggaran, dan alokasi bantuan bencana. Total yang harus disalurkan oleh Bulog hingga akhir Desember 2023 adalah 2,342 juta ton, dengan 1,061 juta ton di antaranya diproyeksikan akan disalurkan pada periode Juli-Desember 2023.
Dengan demikian, perkiraan stok pemerintah pada akhir tahun 2023 bisa diestimasi mencapai 1,215 juta ton.