Ketua Komisi IV DPR, Sudin, dalam rapat kerja dengan Kementan, menyatakan mengizinkan Kementerian Pertanian memproduksi kalung eucalyptus yang diklaim mampu menangkal Virus Corona.
Sudin mengeluarkan izin tersebut dengan beberapa persyaratan.
“Silakan dilanjutkan, selama tidak memakai uang APBN. Tetapi kalau memakai uang APBN saya tidak mau,” tutur Sudin saat raker.
Oleh karena itu, Kementan menyebut bahwa produksi kalung eucalyptus tersebut akan dilakukan dengan menggandeng pihak swasta.
Sudin juga meminta agar penelitian mengenai manfaat kalung eucalyptus tidak mengganggu kerja dari Balitbang Kementan.
“Tetap harus mencari cara bagaimana memproduksi benih, bibit yang baik, mencari inovasi terbaru.”
“Kalau bilang eucalyptus yang dipakai itu obat anti Corona, enggak semudah itu lah penelitiannya,” tuturnya.
Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian Fadjry Djufry kembali menegaskan bahwa tumbuhan eucalyptus tidak pernah diklaim membasmi Covid-19, namun dianggap berpotensi menghambat penyebaran.
Eucalyptus yang dikembangkan menjadi produk di antaranya kalung aromaterapi, minyak roll on, balsem, oil diffuser, dan inhaler, sebagian sudah mendapat izin BPOM.
“Kita menerima saran dan masukan. Kita juga sudah menyampaikan juga tidak over klaim,” tuturnya.
Menurutnya, untuk dinyatakan sebagai produk yang bisa mengatasi Covid-19, memerlukan waktu yang tidak sebentar, harus masuk ke tahap uji klinis.
“Bohong sekali kalau kita ini bilang sudah uji klinis, karena butuh waktu sampai 18 bulan, bisa 12 bulan, itu pun banyak sekali mekanismenya,” paparnya.
Sebelumnya, Balitbangtan sudah puluhan tahun melakukan pengembangan dari komoditi sejenis eucalyptus. Hasil penelitian Balitbangtan juga sudah terbukti berhasil untuk vaksin flu burung pada tahun 2016.
Minyak atsiri aucalyptus citridora eucalyptus dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan.
Juga, menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.
Dalam skala laboratorium, lanjutnya, punya potensi menekan perkembangan virus, dan ini akan melalui tahap uji coba hewan dan seterusnya. Pihaknya juga akan segera menyiapkan tim untuk pengembangan riset produk eucalyptus, dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI).
“Kita akan segera bikin timnya, MoU juga kita siapkan,” kata Fadjry dalam konferensi pers virtual, Senin (6/7/2020).
Fadjry menekankan, produk eucalyptus ini sudah melalui uji laboratorium dan hasilnya berpotensi membasmi Virus Corona model bukan Covid-19.
“Ini kan aksesori kesehatan, kita bisa hirup, dan secara laboratorium bisa membunuh Virus Corona di sekitar kita,” terangnya.
Selain itu, produk eucalyptus juga sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dalam izinnya, BPOM juga tidak menyebut produk eucalyptus bisa menghilangkan Covid-19.
Namun, pihaknya yakin kalung tersebut mempunyai potensi untuk membunuh Virus Corona.
Pada kesempatan yang sama, Dekan FK UI Prof Ari Fahrial Syam mengapresiasi upaya Balitbangtan memanfaatkan hasil alam eucalyptus sebagai produk melawan Virus Corona.
Menurutnya, masyarakat sebenarnya menaruh harapan yang begitu besar ketika disampaikan ada bahan alam yang bisa mengatasi pandemi.
“Saya rasa ini kan sama untuk mengatasi penyakit sejenis Corona yang digunakan sehari-hari dari bahan minyak kayu putih.”
“Kami rasa perlu atau siap untuk bekerja sama melanjutkan riset ini,” ucap Prof Ari.
Prof Ari menambahkan, nantinya eucalyptus akan dikembangkan di Indonesian Medical Education Research Institute (IMERI-FK UI).
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo juga mengklaim kalung kayu putih produk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), mampu membasmi Covid-19.
Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), usai membahas lumbung pangan nasional atau food estate di Jakarta, Jumat (3/7/2020).
“Ini hasil Balitbangtan, sudah lewat laboratorium, teruji ampuh membunuh virus dalam pemakaian 15-30 menit,” kata Menteri SYL kepada awak media.
Mentan meyakini kemungkinan Virus Corona hilang dengan kalung minyak kayu putih ini mencapai 42 persen hingga 80 persen, tergantung dari durasi pemakaian.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu juga menyebut Balitbangtan sudah memproduksi karya lain, yakni minyak atsiri dalam kemasan roll on. Syahrul juga menambahkan bahwa minyak tersebut dapat menyembuhkan luka.
Di kesempatan tersebut, jajaran eselon I Kementerian Pertanian yang mendampingi Menteri SYL, tampak kompak mengenakan kalung minyak kayu putih tersebut. Mentan juga memberikan kalung tersebut kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai pertemuan.
Sebelumnya, Kepala Balitbangtan Kementan Fadjry Djufry mengatakan, pihaknya telah memproduksi anti Virus Corona, namun masih sebatas sampel atau prototipe.
Formula ini dibuat dari bahan kandungan minyak tanaman atsiri (eucalyptus).
Antivirus ini dibagi menjadi lima jenis produk, yakni roll on, inhaler, balsam, kalung, serta aroma terapi tetes.
Tiga di antaranya telah dipatenkan, termasuk antivirus jenis aroma terapi.
“Balitbangtan sudah berhasil memproduksi antivirus Eucalyptus, namun masih prototipe. Produk yang sudah berhasil dipatenkan ada tiga jenis, yang aroma terapi, inhaler, dan sebuk (kalung),” ujar Fadjry lewat keterangan tertulis.
Ia kemudian menjelaskan, proses penelitian terhadap potensi yang dimiliki tumbuhan herbal telah dilakukan sejak tiga bulan lalu, tepatnya sejak Februari 2020.
Namun, dari banyaknya tumbuhan herbal yang diteliti, hanya pohon atsiri dengan spesies Eucalyptus Citriodora dan Eucalyptus Globulus yang memiliki kandungan terbaik dan dianggap efektif digunakan sebagai antivirus.
“Balitbangtan sudah 3 bulan ini meneliti potensi beberapa tumbuhan herbal, dan yang paling ampuh adalah dari pohon atsiri,” terang Fadjry.