Mediatani – Yayasan Leuser Internasional (YLI) yang menjalin kerjasama dengan Pusat Kajian Satwa Liar (PKSL) USK dan Aceh Birder saat ini telah selesai melaksanakan survei keanekaragaman burung dalam kawasan perkebunan kopi di Kabupaten Bener Meriah.
Dari hasil survei tersebut, YLI yang didukung oleh Dean Beans Coffee Boston USA akan membuat program kebun kopi dengan konsep ramah burung di kabupaten setempat.
Program yang ramah lingkungan ini bertujuan menjaga kelestarian satwa seperti burung yang membantu meningkatkan produktivitas kopi milik petani.
Dilansir dari Serambi News – Para petani nantinya akan mendapatkan sertifikat bird friendly coffee atau kopi ramah burung dari Smithsonian Bird Friendly internasional jika program ini berhasil.
Memiliki sertifikat ini dirasa penting sebab tren konsumen di Amerika Serikat memilih kopi yang benar-benar ramah terhadap satwa dan lingkungan.
“Sertifikat ramah burung ini sudah berjalan di Amerika Latin, maka dari itu kita programkan kawasan kebun kopi ramah burung dan lingkungan di Kabupaten Bener Meriah,” ujar Ketua Pengurus Yayasan Leuser Indonesia, Said Fauzan Baabud, Selasa (6/4/2021).
Untuk merealisasikan program tersebut, hal pertama yang dilakukan adalah restorasi lahan dan penanaman pohon di kebun-kebun kopi.
“Tahap pertama kita telah menam 11 ribu pohon di Bener Meriah utamanya di Kecamatan Wih Pesam,” ungkap Said Fauzan Baabud yang didampingi Ketua Aceh Birder, Agus Nurza Zulkarnain dan Teuku Ferdiansyah.
Menurutnya, pohon yang telah ditanam seperti alpukat memiliki nilai ekonomis dan juga ramah terhadap burung seperti murbe (Kerto bahasa Gayo).
“Pohon-pohon ini kita lakukan pembibitan di lahan YLI di Wih Pesam dan telah dibagi dan ditanam oleh petani di dalam dan sekeliling pagar kebun kopi milik mereka,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan bahwa salah satu indikator kebun kopi ramah lingkungan adalah banyaknya burung yang hinggap di pohon-pohon kopi untuk memakan ulat pada buah kopi.
Selain telah melakukan surei, pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan pemerintah daerah yang diterima langsung oleh Wakil Bupati Bener Meriah, Selasa (6/4/2021).
Dalam pertemuan itu, mereka sekaligus menyerahkan laporan hasil survei burung di kebun kopi di kawasan Kabupaten Bener Meriah.
Selanjutnya, mereka merencanakan untuk melakukan konsultasi publik atau focus group discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan di Kabupaten Bener Meriah.
Langkah ini dilakukan dengan tujuan agar pemerintah daerah bisa membuat regulasi terkait perlindungan satwa khususnya burung di kabupaten tersebut.
Sejauh ini pihaknya menyatakan sudah melaunching kerjasama dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kampung Tingkem. Hal ini bertujuan untuk semakin memperkuat kelompok-kelompok pemuda desa yang memiliki komitmen dalam konservasi satwa dan lingkungan di Bener Meriah.
“Sebagai komitmen dalam kegiatan itu, kita telah menanam sebanyak 300 pohon alpukat yang bekerjasama dengan Pokdarwis Tingkem,” katanya.
Di sisi lain, Ketua Aceh Birder, Agus Nurza Zulkarnain menambahkan bahwa hasil survei yang dilakukan dalam kebun kopi milik petani di Bener Meriah terdapat berbagai jenis burung yang beranekaragam.
Diantaranya, terdapat sebanyak 12 spesies burung migrasi, 16 spesies burung dilindungi, dan 16 spesies burung endemik Sumatera.
“Dengan program ini kita berharap selain meningkatkan hasil panen kopi milik petani yang berkualitas bagus juga bisa berkembang menjadi ekowisata di Bener Meriah khususnya,” ujar Agus.
Agus juga menambahkan bahwa dengan berjalannya program ini nantinya juga akan terjaga kelestarian satwa dan lingkungan.