Mediatani – Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Kementerian Pertanian (Kementan) telah menandatangani nota kesepahaman dan kerjasama.
Selain itu, Kementerian Pertanian pula menyerahkan bantuan kepada UGM, di antaranya berupa tiga unit traktor, dua unit transplanter, 40 ekor kambing perah, screen house hidroponik, dan pembangunan nursery kelapa.
“MoU dengan UGM dalam rangka membuat langkah-langkah yang realistis antara teori di kampus dengan penjabaran-penjabaran dan akselerasi untuk mengoptimalkan produktivitas pertanian di berbagai bidang,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Rabu 16 Juni 2021, melansir, Kamis (17/6/2021) dari laman tempo.co.
Sementara itu, Rektor UGM Prof Panut Mulyono mengapresiasi bantuan yang diserahkan oleh Kementerian Pertanian kepada UGM.
Bantuan ini juga diberikan kepada tiga fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, serta Fakultas Peternakan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta agar UGM ikut membantu pemerintah mengembangkan sektor pertanian di Tanah Air melalui aktivitas riset serta pengembangan teknologi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan pertanian di era modern.
“Banyak harapan saya untuk melakukan ini bersama UGM. Riset, sains, dan teknologi di UGM kita perlukan,” kata Syahrul.
Dia menuturkan bahwa pertanian ialah salah satu sektor yang paling dapat diandalkan, termasuk pada masa pandemi COVID-19.
Mentan menyebutkan PDB sektor pertanian mampu tumbuh positif sebesar 16,24 persen q-to-q pada Triwulan II tahun 2020. Sementara pada triwulan III dan IV, PDB pertanian tumbuh masing-masing 2,15 persen dan 2,59 persen y-on-y.
“Satu-satunya yang memberi topangan utama adalah pertanian. Yang lain turun, hanya pertanian yang naik,” ujar dia.
Kementan Siapkan Lima Langkah Mitigasi Kekeringan Jelang Musim Kemarau
Selain melakukan kerjasama, memasuki musim kemarau, Kementan tentunya tengah mempersiapkan mitigasi kekeringan.
Banyak hal yang perlu dipersiapkan terutama untuk mengantisipasi terjadinya kerugian yang disebabkan oleh dampak dari perubahan cuaca.
Merespon hal ini, sebagaimana diberitakan, Kementerian Pertanian saat ini sedang bekerja lebih keras dalam menghadapi pergantian musim yang akan datang.
Dilansir dari tribunnews.com, Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian RI mengungkapkan pihaknya telah mempersiapkan beberapa langkah strategis dan juga teknis untuk persiapan agar dalam menghadapi musim kemarau ini para petani tidak lagi mengalami kerugian.
“Kelima langkah strategis yang dipersiapkan tersebut berkaitan dengan mitigasi dalam menghadapi bencana kekeringan yang diakibatkan oleh musim kemarau,” ujar Mentan SYL dalam arahannya, pada Rabu (9/6).
Syahrul Yasin Limpo yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan Periode 2008-2018 ini juga menjelaskan bahwa akan melakukan percepatan tanam dalam upaya untuk meningkatkan hasil produksi.
Menurut mentan SYL, di mana ada air, maka di situ bisa dilakukan akselerasi yang jauh lebih intensif.
Langkah pertama yaitu terlebih dahulu melakukan inventarisasi terhadap daerah yang rawan akan kekeringan dan mengawal serta melakukan monitor pertanaman terhadap daerah yang berpotensi mengalami kekeringan.
“Kedua, meningkatkan koordinasi antar-instansi pusat dan daerah dalam rangka mitigasi dampak risiko,” tutur Mentan SYL.
Langkah selanjutnya adalah dengan memanfaatkan beberapa sumber air untuk kegiatan pertanian.
Contohnya seperti bendungan, embung, waduk, penggunaan pompa dan alat mesin pertanian (alsintan) untuk kegiatan mitigasi kekeringan.
Pada langkah yang keempat, Mentan SYL mengimbau agar para petani mau memanfaatkan salah satu program andalan Kementan yaitu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau asuransi pertanian.
Selain itu ada pula bantuan saprodi dan juga pemanfaatan lahan kering serta rawa…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)