Mediatani – Jasa kesehatan pangan lokal, Hanara Clinic, bersama Kementerian Pertanian akan terus berupaya untuk memperkenalkan manfaat dan juga khasiat dari pangan lokal sebagai menu andalan bagi perhotelan.
Setelah beberapa hari sebelumnya, Kementerian Pertanian berhasil bekerjasama dengan Hotel Accor Group Bandung untuk menjadikan pangan lokal sebagai menu andalan, kini Kementan mencoba hal yang sama terhadap Hotel Accor Group yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Upaya menjadikan pangan lokal sebagai menu andalan, dimulai dengan memberikan edukasi terkait pentingnya pangan lokal dengan pelatihan kepada petugas perhotelan Accor Grup di Yogyakarta. Tidak hanya diikuti oleh petugas hotel Accor Grup, tetapi kegiatan ini juga diikuti oleh para petugas Dinas Pertanian Propinsi seluruh Indonesia.
Merespon hal ini, Amiruddin Pohan selaku Direktur Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, menyampaikan bahwa upaya Kementan untuk mewujudkan ketahanan pangan bukan hanya dengan meningkatkan produksi lewat perluasan areal tanam dan produktivitas.
Tetapi menurutnya, ketahanan pangan juga bisa dilakukan dengan meningkatkan nilai tambah dan perluasan pasar pangan utamanya pangan lokal untuk kebutuhan makanan pengganti beras dan stamina tubuh atau kesehatan.
“Yogyakarta memang dikenal sebagai penghasil pangan lokal yang beragam dan berkualitas. Kalau selama ini hanya dikonsumsi masyarakat, tapi mulai sekarang pangan lokal menjadi menu andalan di hotel,” ujar Amiruddin pada acara Edukasi Manfaat Pangan Lokal Bagi Kesehatan bersama Hotel Accor Group di Yogyakarta, Jumat (28/5/2021).
Dia juga menjelaskan bahwa program nyata yang mengangkat nilai pangan lokal ini tidak hanya fokus untuk meningkatkan produksi komoditas utama, tetapi juga meningkatkan produksi pangan yang bernilai ekonomis. Hal ini sebagai salah satu implementasi nyata dari pemerintah terhadap upaya untuk menghidupkan perekonomian nasional lewat gerakan cinta dan bangga untuk mengonsumsi pangan lokal.
“Pangan lokal kita seperti jagung, kacang-kacang, pisang, singkong, ubi dan lainnya begitu melimpah, apalagi di daerah Yogyakarta dikenal sebagai sentra produksi pangan lokal. Adanya kerja sama dengan hotel ini, pangan lokal menjadi bernilai tinggi, para petani memperoleh pendapatan yang lebih dan petani sejahtera tentunya,” terangnya.
Lebih lanjut, Menurut Amiruddin bahwa pangan lokal bukan hanya yang berbentuk segar, tetapi juga olahan contohnya seperti minuman bandrek, tepung mocaf, sekoteng, bajigur dan lainnya. Bukan hanya membuat kenyang, tetapi juga diharapkan bisa menjaga stamina.
Edi, salah satu peserta dari Dinas Pertanian Kalimantan Selatan yang mengungkapkan bahwa setelah mengikuti pelatihan dan merasakan hasilnya secara langsung . Yaitu dirinya semakin yakin terhadap produk pangan lokal Indonesia yang memang layak untuk dikembangkan ke mancanegara.
“Saya sangat senang bisa mengikuti pelatihan tersebut. Karena setelah ini saya merasa lebih bugar dengan konsumsi pangan lokal, ini harus kita gaungkan ke semua daerah. Bahwa pangan lokal kita mampu bersaing,” ungkap Edi.
Selain itu, Jasmiati, salah satu peserta pelatihan yang berasal dari Mercure Yogyakarta meyakini bahwa pelatihan yang berbasis pangan lokal yang diikutinya mampu mendorong kinerja perhotelan.
“Terlebih lagi, memang kami saat ini kan butuh stamina yang kuat dan cepat, pelatihan ini sangat cocok sekali, luar biasa sekali manfaat pangan lokal kita,” ungkapnya.
Terpisah, Suwandi selaku Direktur Jenderal Tanaman Pangan menyampaikan gerakan konsumsi pangan lokal adalah salah satu keinginan dari Menteri SYL agar bisa dikenalkan hingga ke manca negara. Tujuannya untuk mengangkat produksi dan juga nilai tambah pangan lokal sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani dan kedepannya juga mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.