Mediatani – Memasuki musim kemarau, tentunya banyak yang perlu dipersiapkan terutama untuk mengantisipasi terjadinya kerugian yang disebabkan oleh dampak dari perubahan cuaca. Merespon hal ini, Kementerian Pertanian saat ini sedang bekerja lebih keras dalam menghadapi pergantian musim yang akan datang.
Dilansir dari tribunnews.com, Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian RI mengungkapkan pihaknya telah mempersiapkan beberapa langkah strategis dan juga teknis untuk persiapan agar dalam menghadapi musim kemarau ini para petani tidak lagi mengalami kerugian.
“Kelima langkah strategis yang dipersiapkan tersebut berkaitan dengan mitigasi dalam menghadapi bencana kekeringan yang diakibatkan oleh musim kemarau,” ujar Mentan SYL dalam arahannya, pada Rabu (9/6).
Syahrul Yasin Limpo yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan Periode 2008-2018 ini juga menjelaskan bahwa akan melakukan percepatan tanam dalam upaya untuk meningkatkan hasil produksi. Menurut mentan SYL, di mana ada air, maka di situ bisa dilakukan akselerasi yang jauh lebih intensif.
Langkah pertama yaitu terlebih dahulu melakukan inventarisasi terhadap daerah yang rawan akan kekeringan dan mengawal serta melakukan monitor pertanaman terhadap daerah yang berpotensi mengalami kekeringan.
“Kedua, meningkatkan koordinasi antar-instansi pusat dan daerah dalam rangka mitigasi dampak risiko,” tutur Mentan SYL.
Langkah selanjutnya adalah dengan memanfaatkan beberapa sumber air untuk kegiatan pertanian. Contohnya seperti bendungan, embung, waduk, penggunaan pompa dan alat mesin pertanian (alsintan) untuk kegiatan mitigasi kekeringan.
Pada langkah yang keempat, Mentan SYL mengimbau agar para petani mau memanfaatkan salah satu program andalan Kementan yaitu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau asuransi pertanian. Selain itu ada pula bantuan saprodi dan juga pemanfaatan lahan kering serta rawa.
Langkah yang terakhir yaitu dengan menyebarkan informasi terkait prakiraan iklim. Tentang hal ini, Ali Jamil selaku Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementerian Pertanian dengan tegas akan segera melakukan koordinasi dengan para jajarannya sebagai tindak lanjut dari arahan Mentan SYL tersebut.
“Kami akan segera berkoordinasi untuk menindaklanjuti arahan dalam menghadapi musim kemarau ini. Tujuannya adalah upaya mitigasi agar petani tak mengalami kerugian,” tutur Ali.
Beberapa hal yang kemudian ditekankan yaitu pemanfaatan embung, irigasi perpompaan, penggunaan alsintan dan AUTP atau Asuransi Usaha Tani Pertanian. Menurutnya, pihaknya akan mengoptimalkan terkait hal tersebut. Pemanfaatan embung dan irigasi perpompaan dimaksudkan agar lahan sawah para petani bisa tetap dapat teraliri oleh air meskipun telah memasuki musim kemarau.
Sementara itu, untuk AUTP atau asuransi pertanian yang merupakan salah satu upaya proteksi kepada para petani jika mereka mengalami gagal panen saat memasuki musim kemarau nanti. Menurut Ali, dengan adanya AUTP atau asuransi pertanian ini, maka para petani akan memperoleh pertanggungan senilai Rp 6 juta per hektar per musim.
Selain meminimalkan kerugian yang dialami oleh para petani, Ali menambahkan bahwa AUTP juga dinilai mampu menjaga produktivitas pertanian. Para petani akan tetap mempunyai modal untuk memulai menanam kembali. Sehingga, hal tersebut bisa meminimalkan kerugian yang dialami oleh para petani.
Sedangkan untuk alat dan mesin pertanian (alsintan) bisa dimanfaatkan untuk mempercepat para petani saat memulai musim tanam atau panen. Alsintan ini dinilai bisa mempercepat para petani untuk memulai musim tanam juga pada saat panen raya.
“Pemanfaatan alsintan ini bisa menghemat waktu dan biaya yang didapat oleh para petani dengan menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan),” pungkas Ali.