Mediatani – Demi meningkatkan probabilitas perikanan budidaya air tawar, KKP melalui akun resmi BRSDM KP (Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan) tengah mengembangkan Smart Fisheries Village (SFV) di Desa Penembangan, Banyumas, Jawa Tengah.
Pengembangan SFV ini sejalan dengan pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal dengan pemanfaatan teknologi dan digitalisasi sebagai salah satu usaha untuk menciptakan desa yang semakin mandiri dalam usaha perikanan.
Apa itu Smart Fisheries Village?
SFV sendiri merupakan kawasan atau kampung yang dikembangkan berbasis Unit Pelaksana Teknis BRSDM dengan kegiatan kelautan dan perikanan dari hulu ke hilir.
UPT ini memiliki kawasan perikanan yang terdiri dari lahan berupa tambak, sarana dan prasarana lainnya yang kemudian dikelola secara terintegrasi menjadi SFV, seperti Instalasi Plasma Nutfah Air Tawar Cijeruk, Instalasi Perikanan Rawa-SPEECTRA Patra Tani, serta Instalasi Tambak Percobaan Takalar.
Program SFV tersebut dikolaborasikan oleh BRSDM dengan FAO (Food and Agriculture Organization) dalam program I-Fish. Program ini merupakan proyek kerja sama antara KKP bersama FAO yang berfokus pada tiga komoditas ikan air tawar, yakni sidat, arwana, dan belida.
Selain berfokus pada budidaya komoditas air tawar, SFV juga memiliki program kerja yang meliputi; Budidaya air payau dan air laut; Budidaya ikan hias; Mina padi; Konservasi ikan endemik; Produksi garam; Eduwisata; Pakan mandiri; serta Perikanan tangkap.
Dalam program SFV ini, ada beberapa komponen yang menjadi perhatian utama. Pertama, yaitu upaya pengutamaan keanekaragaman hayati melalui pengembangan sumber daya. Kedua pengelolaan kebijakan dan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan jenis-jenis ikan.
Lalu, upaya monitoring dan kajian keanekaragaman hayati serta (keempat) monitoring dan evaluasi proyek dan adaptasi pengelolan.
Kriteria Smart Fisheries Village
- Sustainable (prinsip keberlanjutan secra lingkungan, sosial, dan ekonomi)
- Modernization (proses inovasi yang muncul dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi)
- Acceleration (percepatan dalam pemecahan dan perumusan alternatif solusi)
- Regeneration (proses terjadinya transfer skill and knowledge dan regenerasi pengelola unit usaha)
- Technology (pemanfaatan teknologi informasi komunikasi dalam pengelolaan unit usaha)
Apa tujuan Smart Fisheries Village?
Diharapkan dengan adanya program Smart Fishieries Village ini , output yang dihasilkan berupa pengembangan pakan mandiri (pakan nila, maggot, pakan ikan hias), olahan produk perikanan yang diverifikasi seperti makanan olahan beku (pempek, samosa, rolade ikan, burger ikan, brownis nila, dan lain-lain).
Dalam proses pengembangan program SFV ini, masyarakat juga mendapatkan pelatihan, pendampingan, hingga modal usaha. Bentuk pelatihan yang diberikan yakni pembenihan ikan nila dengan indukan unggul mina padi, vaksin untuk ikan gurame, dan masih banyak lagi.
Program SFV sendiri bertujuan untuk memanfaatkan hasil UPT untuk menghasilkan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah pengembangan.
Teknologi dengan model ini dikembangkan oleh BRSDM untuk dapat diadopsi masyarakat, sehingga program SFV ini dapat menjaga keberlangsungan kehidupan indukan ikan, ketersedian benih dan pakan, dan lain sebagainya di daerah pengembangan program SFV.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerja dengan menggandeng mitra dalam pelaksanaan program.