Mediatani – Guna mendukung penyediaan bibit unggul pengganti bagi induk yang tidak produktif, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menggelar kontes Sapi Peranakan Ongole dan Kambing Peranakan Etawa.
Dengan adanya kontes tersebut, peternak dapat termotivasi untuk memproduksi bibit yang berkualitas dan meningkatkan daya saing produksi.
Ada sebanyak 211 ekor ternak mengikuti kontes tersebut, yang terdiri dari 47 ekor sapi dan 64 ekor kambing peranakan anakan dan 100 ekor kambing peranakan etawa dewasa. Kontes ini bertempat di Pasar Hewan Terpadu, Pengasih, Kulon Progo, Rabu (13/10/2021).
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugroho mengatakan, program pelaksanaan kontes ternak ini secara rutin terselenggara setiap tahunnya. Acara ini dilakukan bekerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
“Kali ini kontes dikemas dengan nuansa HUT ke-70 Kabupaten Kulon Progo. Adapun tujuan kontes yaitu dalam rangka mendorong peternak memproduksi bibit ternak yang berkualitas,” kata Aris dikutip dari laman jogja.suara.com, Kamis 14 Oktober 2021.
Aris Nugroho menambahkan, kontes ini juga dilaksanakan dalam rangka memberikan penghargaan dan apresiasi kepada peternak yang telah mengembangbiakan bibit ternak unggul. Bukan hanya itu, kontes ini diharapkan sekiranya dapat meningkatkan pendapatan peternak.
Berdasarkan pengakuan peternak yang juara dalam kontes tersebut, harga ternaknya tidak hanya mengalami kenaikan, tapi juga berganti harga.
“Kambing PE yang masih kecil umur 3 tahun sudah dihargai Rp35 juta. Tentu, kontes ini meningkatkan harga jual ternak,” katanya.
Bupati Kulonprogo Sutedjo mengapresiasi terselenggaranya kontes kambing peranakan etawa dan sapi peranakan ongole 2021 ini. Pasalnya, kontes tetap berjalan meski masih dalam suasana pandemi Covid-19. Pada kontes ini juga menghadirkan tim juri yang sangat profesional dan ahli di bidangnya.
Menurutnya, Kabupaten Kulon Progo merupakan daerah agraris, terlihat pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2021 yang menunjukkan bahwa sektor pertanian masih mendominasi yakni 14,56 persen dan sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani.
Sektor pertanian termasuk sektor yang tidak terdampak pandemi Covid-19 dan justru tumbuh positif, sehingga menjadi perhatian utama Pemkab Kulonprogo. Pada sektor peternakan, Kulon progo memiliki komoditas unggulan yaitu sapi peranakan ongole dan kambing peranakan etawa.
Seperti di daerah Gapoktan Tri Manunggal dari Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, yang telah berhasil mengembangkan usaha peternakan dari hulu sampai hilir.
“Kami berharap sekiranya kontes ini mampu meningkatkan produksi bibit unggul dan meningkatkan pendapatan peternak. Sehingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat setempat,” harapnya.
Menurut data dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, pada 2018 lalu tercatat jumlah populasi ternak sapi di seluruh wilayah mencapai 52.340 ekor. Hingga tahun 2019 populasi ternak terus bertambah dan keberhasilan kebuntingan di atas 50 persen.
Hal ini dinilai sebagai potensi besar Kabupaten Kulonprogo untuk menjadi lumbung sapi nasional. Meski masih banyak diantara mereka yang berpikiran bahwa memelihara sapi dapat menjadi semacam tabungan.