Mediatani – Sebanyak puluhan ribu petani di India berbondong – bondong bergerak ke Ibukota New Delhi. Dengan menggunakan traktor masing – masing, mereka melakukan aksi unjuk rasa dengan tuntutan menentang tiga Undang – undang tentang pertanian yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Aksi yang menggunakan traktor sebagai mobilisasi konvoi ini menyebabkan kemacetan parah di jalan raya utama di India bagian utara.
Unjuk rasa ini berlangsung pada hari ini, Selasa, 26 Januari 2021. Hari ini dipilih karena bertepatan dengan Hari Raya Republik. Jika Pemerintah India melangsungkan perayaan Hari Republik dengan parade militer, beda halnya dengan para petani yang memilih menggunakan pawai traktor untuk merayakan Hari Raya Republik.
Salah satu pengunjuk rasa, seorang pria berusia 35 tahun yang mengolah lahannya seluas empat hektar (Ha) berasal dari distrik Ludhiana di Punjab mengatakan akan memberi Modi (Perdana Menteri Narendra Modi) pelajaran yang tidak akan pernah dia lupakan. Pria ini menyampaikan hal tersebut saat sedang mengendarai traktornya sendiri.
Saat unjuk rasa berlangsung, pengeras suara yang berisikan nyanyian lagu – lagu anti pemerintah menghiasi iring – iringan panjang kendaraan saat meluncur di Jalan Raya Nasional 44. Selain itu lusinan dapur komunitas untuk membagikan makanan dan minuman panas di musim dingin yang sedang berlangsung di India.
Selama kurang lebih dua bulan lamanya para petani yang sebagian besarnya berasal dari negara bagian Punjab dan yang berada di perbatasan Haryana berunjuk rasa. Tuntutan mereka tetap sama yaitu untuk memprotes tiga Undang – undang pertanian baru itu. Mereka menilai aturan – aturan dalam Undang – undang tersebut merugikan para petani dan akan berdampak pada mata pencaharian mereka. Selain itu, ketiga Undang – Undang tersebut lebih menguntungkan perusahaan besar.
Para Serikat petani meminta kepada Pemerintah India untuk mencabut Undang – Undang tersebut. Pemerintah menawarkan agar Undang – Undang tersebut ditangguhkan, tetapi para serikat petani menolak hal tersebut. Mereka ingin agar Pemerintah mencabut Undang – Undang tersebut.
Beberapa pembicaraan dengan pemerintah Modi telah membuat sedikit kemajuan, dan pengunjuk rasa sekarang bertujuan untuk meningkatkan taruhan dengan prosesi yang akan mengikuti parade militer hari Selasa.
Para pemimpin tertinggi dan pejabat militer menghadiri parade keamanan tinggi tahunan untuk menandai hari berlakunya konstitusi India pada tahun 1950.
Pada akhir pekan, polisi mengatakan mereka akan mengizinkan setidaknya 12 ribu traktor melintasi 100 kilometer di sekitar ibu kota, meskipun ada beberapa peringatan intelijen tentang kemungkinan upaya untuk mengganggu aksi damai petani.
Beberapa kelompok tani yang menghimbau kepada anggotanya untuk tidak anarkis dan tetap menerapkan aksi damai saat berunjuk rasa. Mereka menahan diri dari kekerasan sesuai arahan dari pemerintah setempat untuk tetap berada dalam instruksi rinci yang dikeluarkan untuk acara hari ini (Selasa, 26/01). Mereka mengingatkan kepada anggotanya untuk kembali kepada tujuan unjuk rasa.
“Ingat, tujuan kami bukan untuk menaklukkan Delhi, tetapi untuk memenangkan hati orang-orang di daerah ini,” katanya.
Sementara itu, di Negara bagian Barat Maharashtra, ribuan petani juga bergerak melakukan aksi. Mereka berbondong – bondong menuju ke upacara pengibaran bendera yang dilaksanakan pada hari Selasa di jantung Mumbai, Ibukota keuangan India.
Ashok Dhawale, salah seorang pemimpin petani yang berada di sana mengatakan bahwa, aksi yang mereka lakukan ini untuk mendukung petani lainnya yang sedang berada di Delhi. Bahwa petani di seluruh negeri melanggar undang-undang pertanian. Kami bersatu untuk sama – sama menuntut dicabutnya ketiga Undang – Undang Pertanian tersebut.