Mediatani – Bupati Barru, Suardi Saleh menghadiri Panen Perdana Padi berbasis Korporasi pada Kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP), di Kelompok Tani Syukur II Kelurahan Mangempang Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulsel, Rabu (12/8/2020). Hasil panen ubinan varietas Inpari 30 rata-rata 4,7 ton per hektare dengan total lahan seluas 7 hektare.
Pada kegiatan panen tersebut juga dihadiri oleh jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Barru, Direktur Perbenihan Kementrian Pertanian RI, Kasubdit Pengembangan Varietas Ditjen Tanaman Pangan , BPTP Provinsi Sulsel, PT. Pertani, Balit Sereal Maros dan Para Kelompok Tani.
Kegiatan itu bertujuan meningkatkan kapasitas petani menghasilkan benih bermutu mulai hulu sampai hilir untuk mendukung perbenihan nasional secara mandiri, berkelanjutan serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
“Alhamdulillah, Hari ini kita panen perdana penangkaran benih padi berbasis Korporat, mungkin ini akan menjadi nilai tambah kalau Barru jadi pusat benih, dan ini akan kita tingkatkan dengan dasar benih dari petani, oleh petani dan untuk petani”, sebut Bupati Barru.
Menurut Suardi Saleh, program mandiri benih sangat nyata memberikan hasil pada peningkatan kualitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani. Ia menuturkan, Kab Barru mempunyai potensi lahan untuk dikembangkan cukup besar jika IP nya ditingkatkan menjadi dua kali lipat dalam setahun.
Olehnya, Barru perlu menjadi perhatian sebab lahan pertanian terbatas, irigasi teknis terbatas, namun keinginan untuk meningkatkan kapasitas petani, memaksimalkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian merupakan hal yang dapat dipertimbangkan.
“Harapannya, dengan dikelola melalui korporasi, maka posisi petani akan semakin kuat, ada kepastian pasar dan jaminan harga,” ujar Suardi dalam keterangan tertulis, Selasa (18/8/2020).
Pada kesempatan tersebut Suardi juga menyempatkan melakukan detaselling bersama Kementan di lokasi perbenihan Korporasi Jagung hibrida varietas Nasa 29 seluas 30 Ha di desa Kemiri, Kecamatan Balusu.
Ia juga menekankan bahwa untuk menjadikan hasil sebagai benih pertanian memang memerlukan kualitas, namun dengan tetap memperhatikan kuantitasnya, agar diharapkan kualitas dan kuantitas akan berdampak langsung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Apresiasi dari Kementan
Kasubdit Pengembangan Varitas Pengembangan Tanaman Pangan, Kementan, A Muhammad Saleh yang hadir mewakili Kementerian Pertanian RI mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo, terus mendorong peningkatan produksi padi melalui Pengembangan Petani Produsen Benih Berbasis Korporasi untuk mensejahterakan petani.
“Bapak Menteri Pertanian juga mengapresiasi kerja keras petani, dimana pertumbuhan pertanian saat ini meningkat sebesar 16 persen,” sebutnya.
Saleh menjelaskan keuntungan Korporasi benih ini diantaranya hasil panen calon benih sudah langsung dibeli oleh mitra. Kemudian hasil benihnya nantinya digunakan untuk pemenuhan program benih insitu secara mandiri.
“Selamat kepada petani penangkar benih di Mangempang ini, yang telah melakukan panen perdana yang difasilitasi dinas pertanian, Semoga bisa mensukseskan swasembada pangan nasional,” imbuh Pejabat Pemerintah Pusat ini.
Ia juga berharap agar petani-petani lain di Kabupaten Barru bisa mencontohi keberhasilan ini. Hal itu dilakukan untuk menjadikan Kabupaten Barru sebagai sentra produksi benih padi di Sulawesi Selatan sekaligus menjadikan sebagai Lumbung Pangan Nasional.
Sementara Kadis Pertanian Barru, Ahmad MM menyampaikan bahwa kegiatan berbasis Korporasi yang dipandu langsung ini, ada 50 Hektar Padi dan 30 Hektar Jagung berbasis Korporasi dan terlaksana semua.
“Berbasis koorporasi berarti dijamin oleh korporasi, artinya mendapat perlindungan mulai dari benih sampai dengan harganya. Kelompok Tani Syukur sendiri, berfungsi sebagai penangkar benih, dengan kualitas calon benih menjadi utama,” ujarnya.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan benih bermutu sebagai salah satu pengungkit dan mampu menggenjot produksi. Untuk menjamin penyediaan benih bermutu, Kementan, melalui Ditjen Tanaman Pangan memfasilitasi bantuan untuk petani berupa sarana produksi benih, pupuk dan pestisida sebagai stimulus.
“Petani juga bisa mengakses permodalan berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan,” jelas Suwandi.