Mediatani – Pandemi Covid-19 berakibat pada banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan, pengangguran merajalela dan kemiskinan yang semakin meningkat. Mirisnya, pengangguran ini banyak berasal dari pemuda di usia produktif.
Hal ini mengacu pada data Badan Pusat Statistik pada Februari 2021, di mana tingkat pengangguran dengan usia 20-24 tahun sebesar 17,66 persen, sedangkan usia 25-29 mencapai 9,27 persen.
Kondisi tersebut membuat Dosen Fakultas Peternakan UGM, Muhsin Al Anas menginisiasi program pemberdayaan dan pendampingan pemuda di bidang peternakan yang diberi nama program Ayo Angon.
Angon diartikan sebagai pengembala, Di mana program ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap jumlah peternak yang berkurang setiap tahunnya.
Program Angon adalah program pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan di bidang peternakan yang berfokus pada milenial. Karena itu, para pemuda desa ini akan dibimbing hingga memiliki bisnis di bidang peternakan. Adapun pemuda yang terlibat adalah mereka yang berusia 20-35 tahun.
Program Angon ini telah dirintis sejak 2020 namun baru mulai diaplikasikan pada tahun 2021. Program ini dilaksanakan di dua lokasi, yakni di Kelurahan Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul dan Desa Bulan, Wonosari, Klaten.
Muhsin Al Anas mengatakan, target utama program ini adalah para pemuda atau masyarakat yang nantinya bisa memiliki bisnis di bidang peternakan yang efisien dan menguntungkan.
Menurutnya, sentuhan teknologi juga menjadi hal wajib untuk pengembangan usaha peternakan. Dengan cara itu, bisnis peternakan yang dijalankan oleh pemuda bisa meningkatkan perekonomian mereka.
“Melalui Ayo Angon kita ingin mengubah pandangan anak muda bahwa peternakan kurang menguntungkan, terlebih pekerjaan kasar dan berat,” jelas Muhsin dikutip dari republika.co.id, Kamis (28/10).
Ia juga menekankan bahwa peran pemuda sangat dibutuhkan dalam menggerakan industri peternakan. Dengan begitu, pemuda juga turut andil dalam memperjuangkan kedaulatan pangan.
Di Desa Bulan, program yang dikembangkan adalah peternakan bebek dan pabrik pakan. Sedangkan di Desa Ngalang adalah pengembangan pabrik pakan konsentrat dan penggemukan sapi serta domba.
Untuk pakan konsentrat dilakukan kemitraan dengan peternak sekitar. Adapun bentuk kerjasamanya yaitu pakan dijadikan sebagai pinjaman program penggemukan domba atau sapi selama 3-4 bulan. Setelah melakukan penjualan ternak, peternak berkewajiban mengembalikan biaya pakan konsentratnya.
Muhsin Al Anas menambahkan bahwa pelaksanaan program Ayo Angon dimulai dari pemilihan pemuda yang memiliki ketertarikan di bidang peternakan. Selanjutnya, pemuda akan mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya peternakan.
Materi pelatihan meliputi pengembangan lahan hijauan ternak, manajemen budidaya peternakan, pembibitan pengolahan limbah dan pembuatan pupuk kompos serta pembuatan pakan dan suplemen.
Tak hanya itu, peserta pelatihan juga diajak berkunjung ke peternakan skala industri. Studi banding ini bertujuan untuk meningkatkan gambaran, menambah pengetahuan dan motivasi terkait peluang di bidang peternakan.
Gambaran yang didapat yakni perkandangan untuk pemeliharaan ternak dan pabrik pakan dilakukan setelah pemuda dirasa siap dengan pengetahuan dan keterampilan dalam beternak dan menjalankan usaha.
Ketua kelompok ternak di Desa Ngalang Doni Fitrianta menambahkan, pihaknya memiliki progres yang sangat baik dengan pembangunan kandang ternak domba dan sapi yang didukung pabrik pakan konsentrat tersebut.
“Berharap usaha peternakan ini dapat berdampak baik utamanya dalam mengurangi pengangguran dan peningkatan ekonomi di desa kami,” paparnya.
Salah satu pemuda yang terlibat pada program ini, Yoga Ardian Prasetyo mengatakan, keterampilan dalam pembuatan pakan secara mandiri dapat meningkatkan efisiensi usaha saya dalam budidaya bebek.
Menurut Yoga, kelompok ternak khususnya Desa Bulan Kabupaten Klaten sedang meningkatkan populasi ternak melalui pengembangan infrastruktur kandang dan pabrik pakan. Sehingga keterampilan para peternak sangat dibutuhkan.
Program Ayo Angon melibatkan berbagai pihak seperti perusahaan, perbankan, institusi pemerintah dan organisasi masyarakat. Keterlibatan ini bertujuan agar jangkauan program semakin meluas.
Program ini juga mendapat dukungan pendanaan dari Australian Alumni Grant Scheme (AGS), Fakultas UGM dan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM.