Mediatani – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) ciptakan prototype (model) mesin pemberi pakan ternak ayam ras potong broiler otomatis. Biaya operasional alat ini dinilai lebih murah dan terjangkau dibanding mesin pemberi pakan lainnya yang sudah beredar di pasaran.
Mesin yang diberi nama Smart Feeder Based on Piezoelectric System ini termasuk dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karya Cipta (KC) yang lolos pendanaan penuh dari Kemendikbud Ristek 2021.
Di bawah bimbingan Ir. Bambang Sugiyantoro, kelima mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu di UMG ini berhasil menciptakan mesin pemberi pakan otomatis yang memiliki tingkat efisiensi tinggi.
Mereka adalah Iqbal Wahdan Salsabil dari Fakultas Peternakan, Rindi Eliza Arta dari Fakultas MIPA, Reginald Jerian Pratama dan Luthfan Darmawan dari Fakultas Teknik, serta Rhiza Perdana Aldeansyah dari Sekolah Vokasi.
Iqbal Wahdan Salsabil mengatakan, Inovasi Smart Feeder Based on Piezoelectric System hadir sebagai solusi pendistribusian pakan yang murah, namun tetap fungsional.
Sumber energi Smart Feeder berasal dari tranduser piezoelektrik, dengan tranduser piezoelektrik, prototipe kemudian mampu mengubah pijakan kaki ayam broiler menjadi listrik.
Diketahui bahwa masalah terbesar peternak adalah beban listrik. Hal itu membuat biaya operasional yang sangat besar dalam beternak ayam broiler. Oleh sebab itu, usaha beternak ayam broiler hanya dapat dilakukan orang-orang yang mempunyai modal besar atau perusahaan dari negara-negara luar.
“lebih dari 90 % pangsa pasar ayam broiler didominasi oleh asing. Biaya operasional yang sangat tinggi menyebabkan peternak nasional hanya mampu bermain di ayam kampung saja,” ujar Iqbal Wahdan Salsabil melansir laman resmi UGM di ugm.ac.id, Sabtu (18/9/2021).
Padahal, tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia makin tahun kian meningkat. Oleh karena itu, diperlukan inovasi teknologi tepat guna dalam mengurangi besarnya operasional pemeliharaan tersebut.
Selain memiliki biaya operasional yang lebih murah, Smart Feeder Based on Piezoelectric System ini juga dilengkapi dengan sensor suhu dan kelembaban, sensor sisa pakan serta sensor kualitas udara, sehingga mampu mengatur kuantitas pakan.
Prototipe mesin pemberi pakan karya mahasiswa UGM tersebut pun juga dapat dipantau dengan menggunakan gawai karena juga dilengkapi dengan teknologi wireless.
Dengan teknologi ini, pemberian pakan pada ayam potong broiler bisa lebih mudah karena sistem ini mampu memberikan pakan ayam secara otomatis sesuai jadwal.
Hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi peternak, sebab tidak perlu lagi menghabiskan waktu dalam memberikan pakan dengan populasi ayam yang banyak.
Temuan mahasiswa UGM ini, sekiranya mampu memotivasi semua kalangan mahasiswa dan akademisi se Indonesia, untuk terus berinovasi dan menghadirkan temuan di bidang peternakan yang nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas.
Dengan demikian, teknologi ini diharapkan dapat menginspirasi industri peternakan karena prospek yang sangat luas dan sangat kompetitif, sehingga mau tidak mau harus mengadopsi teknologi dan melakukan inovasi agar makin kompetitif dan produktif.