Mediatani – Dalam memanfaatkan lahan kosong, Pemerintah Kabupaten Semarang membuat terobosan baru dengan cara merealisasikan ide pertanian di perkotaan. Hendrar Prihadi selaku Wali Kota Semarang dengan masa jabatan 2021-2024 itu menyampaikan bahwa penanaman padi di lahan non sawah pada Ibu Kota Jawa Tengah (Jateng) agar bisa dimanfaatkan pada lahan kosong masyarakat.
“Melalui ide pertanian terhadap perkotaan, saya sangat berharap bisa memotivasi masyarakat luas agar dapat memanfaatkan lahannya yang kosong,” ucapnya kepada Kompas.com dalam keterangan tertulis, pada Senin (22/2/2021).
Orang nomor satu di Kabupaten Semarang ini mengeluarkan gagasannya sesaat sebelum masa jabatannya sebagai Wali Kota Semarang di periode 2016-2021 berakhir. Hendrar atau yang akrab disapa Hendi menyampaikan hal tersebut pada Rabu (17/2/2021). Saat ini, di halaman Balaikota Semarang bisa dijadikan sebagai referensi untuk project percontohan pertanian perkotaan tersebut .
“Lahan yang terdapat di Balai Kota Semarang sepertinya memang tidak cukup luas. Tetapi tujuan kami memang untuk memotivasi yang lain agar melakukan hal sama untuk menghijaukan Kota Semarang,” jelas Hendrar.
Seperti yang terlihat di taman balai kota kemarin, lanjut Hendrar, telah dilakukan uji coba yaitu penggunaan water spray system. Hal ini tentunya berfungsi agar suhu di Kota Semarang bisa menurun bahkan saat musim panas telah tiba. Selain halaman depan, Hendrar juga menjelaskan bahwa beberapa ruang yang lain pun bisa dimanfaatkan sebagai pertanian di perkotaan.
“Tanam padi juga kini dapat kita maksimalkan terhadap atap-atap gedung perkantoran atau hotel serta gedung parkir,” ucap Hendrar.
Sementara itu, di kesempatan yang sama, Hernowo Budi Luhur selaku Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kota Semarang menyampaikan bahwa komoditas padi dan juga bibit buah yang telah ditanam adalah merupakan tanaman produktif yang siap dipanen nantinya.
“Karena tanaman padi dan bibit buah ini termasuk tanaman produktif, sehingga kelak akan Kita panen, setelah itu kita tanam lagi. Jadi, komoditas padi dan juga tanaman buah yang terdapat di halaman Balai Kota Semarang bukan hanya berguna untuk kepentingan edukasi dan estetika saja,” ujar Hernowo.
Berdasarkan hal tersebut, pihaknya telah melakukan rencana dalam menanam padi dan juga buah dengan menerapkan sistem tabulampot (Tanam buah dalam pot). Tidak hanya itu, akan disematkan juga QR Code di setiap media tanam. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mampu memindainya jika ingin tahu tentang varietas buah apa yang ditanam.
“Selain komoditas padi dan juga buah-buahan, kita juga nantinya akan menanam 6 ribu pohon sukun. Hal ini bertujuan untuk mendorong ketersediaan jenis makanan pengganti beras di Kota Semarang,” imbuh Hernowo.
Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang mengajak kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam program menanam 6 ribu pohon sukun ini. Masyarakat yang ingin berpartisipasi nantinya, akan diikutkan pada pelatihan khusus petani. Pelatihan petani kota tersebut berlangsung di setiap hari Minggu di lokasi Kebun Pojok di Jalan Menteri Supeno atau Urban Farming Corner.
“Jika ada yang mau ikut berpartisipasi, Saya persilahkan bagi masyarakat agar datang ke Kantor Dinas Pertanian untuk mengikuti pelatihan petani. Kami mengadakan pelatihan petani kota yang bertempat di Kebun Pojok, Jalan Menteri Supeno atau Urban Farming Corner setiap hari Minggu ,” jelas Hernowo.
Sekadar informasi, di beberapa tahun terakhir, tren urban farming semakin diminati oleh masyarakat terutama yang bermukim di kota-kota besar. Pada awalnya, berkebun di lahan terbatas ini hanya sebatas inisiasi dari segelintir komunitas pecinta lingkungan yang bergerak secara mandiri. Lalu kemudian, urban farming pun berkembang dan menjelma menjadi tren gaya hidup urban.