Mediatani – Ada banyak komoditi yang bisa dimanfaatkan dan berpeluang sebagai investasi lestari khususnya di bagian Indonesia Timur. Melihat peluang ini, maka semua pihak diharap dapat memanfaatkannya dengan baik dan maksimal.
Climate Policy Initiative Indonesia, Tiza Mafira, menggambarkan terkait skema ekonomi alternatif yang berbasis pada ramah lingkungan dan juga ramah sosial. Beliau menjelaskan skema tersebut dengan detail beserta daftar pendanaan dan investasi pendukung yang dapat diakses.
“Ekonomi yang berdaya lenting adalah yang dapat menyesuaikan keadaan terhadap bencana dan tetap berkelanjutan. Untuk mewujudkan program yang berkelanjutan, penting menjodohkan dengan pasar dan pendanaan,” ujar Tiza pada diskusi virtual, Sabtu (1/10/2022).
Sementara itu, Wakil Bupati Sigi, Samuel Yansen Pongi, mengungkapkan alasan pentingnya hal tersebut khususnya untuk Kabupaten Sigi. Hal ini karena kurang lebih 75 persen wilayah Kabupaten Sigi merupakan kawasan hutan dan 25 persennya dimanfaatkan untuk kawasan budidaya.
Karena itu, menurut Samuel, penting bagi Kabupaten Sigi untuk membuktikan bahwa terdapat skema investasi yang masih tetap mampu menjaga hutan dan juga masyarakat yang sejahtera.
“Pemerintah Kabupaten Sigi bersama dengan Cocoa Sustainability Partnership (CSP), PisAgro, dan LTKL bersama-sama mewujudkan contoh nyata melalui portofolio investasi berbasis yurisdiksi dengan menggunakan komoditas kakao,” ungkap Samuel dilansir dari laman wartaekonomi.co.id, Sabtu (1/10/2022)
Dalam membangun ekonomi kerakyatan, Kabupaten Sigi tidak hanya mengembangkan komoditas kakaonya saja. Kabupaten Sigi diketahui juga telah mengembangkan komoditas lain seperti bambu yang dinilai punya manfaat terutama untuk mengantisipasi bencana alam banjir.
Sedikit informasi, bambu merupakan tanaman yang mampu menahan air dan juga material dari sungai. Selain itu, bambu juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungannya terutama di sekitar daerah aliran sungai (DAS).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sigi, Afit Lamakarte menjelaskan bahwa pemerintah Kabupaten Sigi sudah menjalin kerja sama dengan Yayasan Bambu Lestari. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan salah satu program dari Kabupaten Sigi, yaitu program Sigi Hijau.
Program ini tujuannya untuk pengelolaan dan memperbanyak menanam pohon bambu demi ketangguhan bencana. Program sejuta bambu ini juga untuk upaya pencegahan banjir dengan melibatkan partisipasi masyarakat agar program tersebut bisa terwujud dengan baik.
Afit memastikan bahwa bantuan dari multipihak untuk menciptakan ragam kondisi yang memungkinkan dalam investasi hijau dan ekonomi yang tangguh bencana agar bisa masuk ke dalam wilayah yurisdiksi Kabupaten Sigi sudah dan akan terus dilakukan.
Tidak terkecuali dalam memastikan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Sigi yang menjadi pelaku utama, di antaranya para petani, pekebun, kaum muda, masyarakat adat, kelompok wanita dan anak.
Dengan begitu, diharapkan siasat terhadap pemulihan ekonomi pascabencana, alam dan non-alam, yang digaungkan oleh pemerintah pusat bisa terwujud di tingkat kabupaten.