Mengenal 4 Macam Jenis Teh yang Populer dan Proses Pengolahannya

  • Bagikan
Sumber foto: pegipegi.com

Mediatani – Orang Indonesia sejak dulu dikenal dengan kebiasaan meminum teh. Selain sering menjadi minuman yang disuguhkan untuk tamu, teh juga kerap menjadi pilihan utama untuk diminum setelah makan.

Namun, taukah kamu bahwa ada di Indonesia ada beberapa jenis teh yang masing-masing memiliki warna, rasa serta aroma yang berbeda? Ternyata, hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan terhadap cara pengolahan, lokasi penanaman, cara seduh, komposisi dan variasi jenis tanamannya.

Dilansir dari Good News From Indonesia, berikut ulasan terkait 4 jenis teh yang ada di Indonesia.

Teh Hitam (Black Tea)

Teh jenis ini mungkin adalah jenis teh yang paling sering dijumpai. Yah, teh ini sudah banyak diproduksi di Indonesia bahkan membuat Indonesia menjadi negara terbesar ke 5 dunia sebagai pengekspor teh hitam.

Untuk pengolahannya, teh hitam melewati proses fermentasi enzimatis yang tidak memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasinya. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan enzim fenolase yang terkandung dalam teh dan mengoksidasi katekin menjadi senyawa antioksidan teaflavin dan tearubigin.

Fermentasi pada teh hitam dikategorikan sebagai fermentasi penuh, sehingga berdampak pada prosesnya yang lebih kompleks dan relatif lebih lama dibanding jenis teh lain.

Proses yang dilakukan pertama kali adalah pelayuan selama 14 hingga 24 jam di suhu ruang. Kemudian, daun digulung dan dipelintir agar enzim alaminya terlepas.

Setelah itu, daun disimpan di tempat yang lembab dan dingin untuk selanjutnya difermentasi dan dioksidasi dengan menggunakan bantuan oksigen dan enzim selama 1-2 hari. Proses inilah yang sangat menentukan kualitas rasa dan warna dari teh hitam.

Kemudian, teh yang telah difermentasi lalu dikeringkan dengan oven atau dijemur agar proses oksidasinya terhenti. Selanjutnya proses pengemasan. Ketika diseduh, teh hitam ini akan berwarna merah kehitaman dengan rasa yang cenderung asam atau pahit beraroma teh.

Teh Hijau (Green Tea)

Teh hijau diproses tanpa melalui fermentasi dengan cara menginaktifkan enzim folase yang ada pada pucuk daun teh segar setelah proses pemanenan dengan cara pemanasan saat baru dipetik. Biasanya, pemanasan dilakukan dengan cara udara kering (dioven atau disangrai) serta pemanasan memakai uap panas.

Proses pemanasan yang berbeda ini akan menentukan rasa dan aroma yang berbeda pula. Pemanasan dengan uap panas akan menghasilkan warna teh dan seduhan yang lebih terang warna hijaunya serta aroma yang ringan.

Sementara untuk proses pemanasan metode sangrai atau oven akan menghasilkan warna dan seduhan teh yang cenderung lebih gelap dan rasa serta aromanya yang smoky dan juga creamy.

Teh Oolong (Oolong Tea)

Teh yang berasal dari China ini menerapkan proses semi fermentasi. Proses ini berarti teh tetap melewati proses fermentasi namun sesegera mungkin dihentikan melalui pemanasan setelah proses penggulungan daun.

Kemudian, jenis teh oolong ini menggunakan jenis teh dengan varietas berbeda dibanding teh lainnya yaitu jenis Camellia sinensis varietas Sinensis yang memiliki rasa dan aroma lebih ringan. Teh ini tidak sepopuler teh lainnya, sebab belum banyak yang memproduksinya di Indonesia.

Untuk proses pengolahannya, teh ini pertama-tama dibuat layu di bawah sinar matahari selama satu hari. Setelah itu, daun masuk proses penggulungan untuk memicu terjadinya proses fermentasi enzimatis.

Setelah terpapar oleh udara, warna daun akan berubah menjadi lebih gelap dan saat itulah proses fermentasi sudah terjadi. Ketika sudah berubah warna menjadi lebih gelap, daun teh segera dipanaskan agar proses fermentasinya berhenti.

Daun teh oolong pada umumnya berwarna hitam dengan bentuk bulat menggumpal serta memiliki rasa dan aroma lebih ringan dibanding teh hitam tetapi lebih pekat daripada teh hijau, dengan rasa dan aroma yang khas dan ringan teh oolong.

Teh Putih (White Tea)

Jenis teh yang terakhir adalah teh putih atau teh premium di Indonesia. Teh putih sama sekali tidak mengalami proses fermentasi. Setelah panen, langsung melewati metode penguapan setelah proses pemanenan langsung dilakukan pemanasan sesegera mungkin melalui metode penguapan atau oleh udara.

Pengolahannya yang singkat membuat teh putih ini memiliki kandungan antioksidan katekin yang lebih besar dibanding jenis teh lainnya. Daunnya yang berwarna putih kecoklatan, mengeluarkan aroma yang ringan dan khas ketika diseduh.

Beberapa perkebunan di Indonesia yang sudah memproduksi teh putih di antaranya adalah Perkebunan Teh PTPN VIII di Garut, Perkebunan Teh Ciwidey dan Perkebunan PTPN XII di Wonosari, Jawa Timur.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version