Mediatani – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) ke -29 yang digelar di Bangkok, Thailand menyoroti beberapa isu mengenai pola bioekonomi.
Bioekonomi yang diartikan sebagai cabang ilmu yang berusaha mengintegrasikan antara disiplin ilmu ekonomi dengan ilmu biologi. Pola ekonomi yang didorong oleh sumber daya biologis dan terbarukan secara cerdas.
Food and Agriculture Organization (FAO) memberikan panduan dalam menetapkan dan menerapkan strategi, rencana aksi, dan program nasional atau regional untuk mengembangkan bioekonomi yang berkelanjutan dan sirkular yang berkesinambungan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Pada Global Forum for Food and Agriculture (GFFA), FAO diminta untuk mengkoordinasikan pola kerja khususnya di bidang Bioekonomi dalam upaya peningkatan ketahanan pangan dan gizi seluruh dunia.
Berbagai permasalahan lingkungan hidup yang terjadi saat ini menimbulkan krisis ekonomi yang tak berkesudahan. Penurunan kualitas pangan yang meningkatkan angka stunting menjadi masalah utama yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini.
Melihat data stunting berada pada angka 21,6% (Kemenkes RI, 2023) yang tergolong masih sangat besar. Sumber daya manusia dan pola pikir sudah seharusnya berubah untuk menyambut era produktif dan manajemen sumber daya yang harus di percepat.
Lantas, bagaimana peran Bioekonomi dalam menghadapi permasalahan pangan yang hadir di tengah krisis ekonomi serta ekologi ?
Manfaat Bioekonomi
- Menjamin keamanan dan ketahanan pangan.
- Pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan untuk menghindari eksploitasi berlebihan.
- Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendorong energi terbarukan.
- Mengembangkan tindakan yang bertujuan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim .
- Menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan dan mempertahankan produktivitas dan daya saing.
- Mengurangi emisi Gas Rumah Kaca dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Bioekonomi mendorong perubahan pada sistem Pangan
Terdapat lima jalur aksi yang telah ditetapkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Sistem Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai tujuan perubahan pada sistem pangan.
- Berupaya memastikan stok pangan yang aman dan bergizi bagi seluruh masyarakat dunia. Hal ini memerlukan pengoptimalan hasil pertanian dan peternakan melalui sistem pertanian berkelanjutan untuk menjaga kestabilan ekologi, ekonomi dan sosial.
- Memanfaatkan teknologi Mesin untuk mendorong transformasi sistem pangan melalui peralihan ke pola konsumsi yang sehat dan berkelanjutan. Dalam hal ini, bioekonomi dapat memperkuat nilai kearifan lokal dan mendorong teknologi daur ulang sumber daya pangan.
- Mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam dalam produksi, pemrosesan, dan distribusi pangan seiring dengan berkurangnya polusi, degradasi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
- Strategi-strategi untuk mengintegrasikan rantai dan menambah nilai produk di tingkat lokal ini berkontribusi pada pengurangan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja baru di pedesaan
- Berupaya memberikan solusi dalam menghadapi berbagai permaslahan pangan, dengan memperkuat pertumbuhan bioekonomi berdasarkan diversifikasi produksi komoditas pertanian, peningkatan penggunaan input berbasis hayati di bidang pertanian, dan diversifikasi pendapatan pedesaan ke dalam produksi bioenergi pedesaan, industri berbasis hayati, dan jasa lingkungan.
Ekonomi berbasis sumberdaya hayati terbarukan memiliki pola yang sangat kompleks dan berkelanjutan, mempersiapkan cadangan energi bagi generasi selanjutnya dan mampu mengatasi permasalahan sosial-ekonomi serta ekologi.