Mediatani – Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di planet bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah adalah lapisan tipis kulit bumi dan terletak paling luar. Tanah merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan bahan organik.
Tanah mengandung partikel batuan atau mineral, bahan organik (senyawa organik dan organisme) air dan udara. Mineral merupakan unsur utama tanah. Pada umumnya mineral terbentuk dari padatan anorganik dan mempunyai komposisi homogen.
Untuk keperluan-keperluan tertentu (misalnya genesa tanah, analisa tanah, biologi maupun fisika tanah dan kerpeluan lainnya) sangat diperlukan gambaran yang lebih jelas tentang tanah, umumnya hal ini dapat diatasi dengan pembuatan suatu profil tanah.
Profil tanah ini merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan secara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuatu dengan keadaan tanah dan keperluan penelitiannya. Dalam hal ini misalnya untuk keperluan ganesa tanah pada Oksisol yang solumnya tebal pembuatan profil tanah dapat mencapai kedalaman sekitar 3-3,5 meter.
Pada suatu profil tanah yang lengkap dapat kita lihat beberapa lapisan yang membentuk tanah. Dan lapisan-lapisan tersebut pada beberapa macam tanah dikenal sebagai horison ganesa tanah (lapisan yang terbentuk di tempat itu sehubungan dengan berlangsungnya proses perombakan bahan induk tanah).
Adanya lapisan-lapisan dalam tanah ini karena berlangsungnya prombakan atau tingkat perkembangan yang merupakan hasil perombakan yang tidak sama. Lain halnya pada tanah yang tergolong Entisol, di sini lapisan-lapisan merupakan hasil penimbunan bahan yang berasal dari tempat lain.
Lapisan-lapisan yang terbentuk sebagaimana kita lihat pada profil tanah dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan nyata sehingga kerapkali batas-batasnya agak kabur dan kejadian demikian akan menyulitkan dalam penelitian.
Dari uraian-uraian di atas maka pencanderaan suatu profil tanah akan membantu kita dalam memperoleh gambaran tentang sifat-sifat tanah, terutama yang erat kaitannya dengan pertumbuhan tanaman dan dengan pencanderaan itu akan memungkinkan kita lebih mengetahui tentang sifat dari tiap horison (lapisan-lapisan penyusunan tanah).
Dalam hal ini misalnya dapat ditentukan tentang adanya lapisan endapan air pada kedalaman tertentu sehingga dengan demikian dapat ditentukan mengenai cara-cara pengolahan dan pengelolaan tanah bagi pembudidayaan tanaman di tempat tersebut.
Pada umumnya penelahan lapisan-lapisan pembentuk tanah ditekankan pada ketebalan solum tanah (medium bagi pertumbuhan tanaman) yang diukur ketebalannya itu mulai dari lapisan batu-batuan sampai ke permukaan tanah. Setelah diketahui solum tanah itu kemudian dapat ditentukan tebalnya lapisan tanah atas tanah (top soil) dan lapisan bawahnya (sub soil) yang satu dengan lainnya akan menunjukkan perbedaan atau kekhususan yang mencolok. Tentang hal ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Lapisan atas tanah (top soil) yang ketebalan solumnya sekitar 20-35 cm merupakan tanah yang relatif lebih subur jika dibandingkan dengan sub soil, banyak mengandung bahan organik dan biasanya merupakan lapisan olah tanah bagi pertanian yang banyak memungkinkan keberhasilan usaha penanaman di atasnya. Pada tanah Litosol ketebalan solum tanah ini biasanya kurang dari 25 cm.
- Lapisan bawah (subsoil) merupakan media utama bagi perkembangan akar tanaman yang kita budidayakan, dengan kandungan unsur-unsur haranya yang tinggi serta tingkat kelembaban tanahnya menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengelolaan tanah yang baik (pengelolaan dan pemberian bahan organik) akan lebih memperbaiki sifat fisik tanah itu, sedangkan kesuburan dan produktivitasnya akan dapat lebih ditingkatkan dengan beberapa perlakuan, seperti pemberian pupuk, pemulsaan, pengapuran, pengeringan atau pembasahan dan lain sebagainya.