Mediatani – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama beberapa pelaku usaha menggelar operasi pasar pangan di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, Minggu, (5/5). Kegiatan ini langsung dipimpin Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman guna menjamin pasokan dan menstabilkan harga pangan strategis khususnya bawang putih selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri.
Hadir para Pejabat Eselon I Kementan, Pejabat Kementerian Perdagangan, perwakilan Satgas Pangan dan 14 importir bawang putih di seluruh Indonesia.
Mentan Amran Sulaiman menyebutkan operasi pasar pangan murah ini salah satunya menggelontorkan empat kontainer bawang putih dengan kapasitas mencapai 30 ton per kontainer dengan harga Rp 25 ribu per kg dan ditargetkan harga maksimal sampai ke konsumen Rp 30 ribu per kg. Harga ini sudah ditandatangani atau disepakati para importir.
“Hari ini kita bertemu di pasar menstabilkan harga pangan strategis yang biasanya selama ini naik. Dalam rapat terbatas kemarin, arahan Bapak Presiden Jokowi kami diminta turun langsung mengecek ke lapangan harga komoditas pangan strategis khususnya bawang putih,” demikian dikemukakan Amran saat operasi pasar pangan murah.
Amran menegaskan stok bawang putih selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri tahun ini dua kali lipat daripada kebutuhan. Stok tersebut sebanyak 115 ribu ton, sementara kebutuhan hanya 50 ribu ton.
Oleh karena itu, sambung Amran, pemerintah meminta pada para importir di seluruh Indonesia untuk bertanggung jawab agar harga bawang putih turun dari Rp 46 ribu per kg menjadi Rp 25 ribu. Para importir juga bertanggung jawab juga harga tersebut berlaku sampai ke konsumen.
“Sebanyak 14 importir pagi ini sudah bertanda tangan harga bawang putih Rp 25 ribu per kg. Kami beri target maksimal harga Rp 30 ribu per kg, tidak boleh lebih dari harga ini. Setiap hari pasokan kami kirim masuk pasar. Jadi tidak ada lagi alasan harga naik,” ujarnya.
Jaminan Harga Stabil
Guna menjamin harga bawang putih stabil selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri, Amran menekankan bahwa importir yang sudah bertandatangan untuk harga Rp 25 ribu per kg, apabila tidak komitmen dipastikan untuk diberikan sanksi berat yakni diblacklist, sehingga tidak lagi bisa mengimpor bawang putih. Kementan bersama Satgas Pangan Mabes Polri melakukan monitoring harga secara harian untuk menjaga harga pangan selama bulan suci Ramadhan.
Lebih jauh Amran mengatakan Kementan hingga saat ini sudah blacklist sebanyak 56 importir bawang putih nakal yang terdiri dari hari ini sebanyak 41 importir dan tahun lalu 15 importir yang tidak mentaati aturan wajib tanam dan berproduksi 5% dan selalu mempermainkan harga. Mayoritas importir yang diblacklist domisili Jkt, Surabaya, Medan.
“Dengan demikian, harga bawang putih dan komoditas lainnya ke depan stabil. Petani dan pedagang sama-sama untung serta konsumen menikmati harga pangan yang murah,” tuturnya.
Selain bawang putih, dalam operasi pangan murah di Pasar Induk Kramat Jati ini, Kementan juga menyediakan komoditas pangan lainnya di antaranya beras, minyak goreng dan gula. Untuk harga cabai, daging ayam dan telur ayam, Amran menyebutkan komoditas pangan ini justru mengalami deflasi di bulan Februari-Maret.
“Tahun ini kita jaga stabil. Kita harapkan harga menguntungkan di tingkat petani, peternak dan di tingkat konsumen harga tetap stabil. Caranya, disparitas harganya kita perkecil karena rantai pasoknya terlalu panjang,” jelasnya.
Buktinya, pasokan cabai besar pada Mei 2019 sebesar 113 ribu ton, sedangkan kebutuhan hanya 76 ribu ton sehingga masih surplus 37 ribu ton. Untuk cabai rawit pasokan 99 ribu ton, kebutuhan 64 ribu ton, surplus 35 ribu ton.
“Sedangkan pasokan bawang merah132 ribu ton, sementara kebutuhan 112 ribu ton sehingga surplus 20 ribu ton,” sebut Amran
Usai operasi pasar murah di Pasar Induk Kramat Jati, Mentan Amran melanjutkan tinjau harga pangan di pasar tradisional yakni Pasar Jaya Kramat Jati. Amran menngatakan dari hasil pengecekan ini, terpantau harga pangan khususnya beras stabil. Amran menjamin harga beras ke depan terus stabil karena stok beras nasional saat ini sebesar 2 juta ton lebih.
“Kemudian saat ini pun sedang panen raya. Nah yang kita jaga, kami sudah diskusi dengan Bulog yaitu harga di tingkat petani, jangan sampai petani rugi,” ujarnya.
Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menambahkan ketersediaan bawang putih nasional saat ini berangsur normal karena sudah mulai masuk bawang putih impor. Selain dari pasokan 115 ribu ton yang sudah masuk, Kementan juga sudah menerbitkan rekomendasi 19 Rekomendasi Izin Produk Hortikultura (RIPH), setara 245 ribu ton bawang putih.
“Terdiri dari tahap pertama pada akhir Maret 2019 sebanyak 8 importir setara 120 ribu ton dan tahap dua sebanyak 11 importir setara 125 ribu ton,” bebernya.
“Oleh karena itu, untuk menjamin ketersediaan bawang putih, kami tidak segan-segan memberikan tindakan tegas kepada importir yang tidak melaksanakan kewajiban tanamnya sesuai ketentuan. Importir yang mempermainkan harga pun pasti ditindak keras,” tambahnya.