Mediatani – Penggilingan padi atau rice milling unit (RMU) di Kabupaten Serang diharapkan dapat dimodernisasi hingga mampu menampung lebih banyak hasil panen petani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menjelaskan salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian sebagai akses permodalan.
Menurutnya, semua penggilingan padi yang lama perlu ditingkatkan. Penggilingan yang baik dinilainya juga menunjukkan produksi padi yang baik di suatu daerah.
“Kalau mau tingkatkan sawah perbaiki penggilingan. Caranya seperti apa? gunakan KUR, pemerintah punya 100 triliun untuk kredit tersebut,” ujar Mentan SYL saat menghadiri panen raya di Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Rabu, (08/2/23).
Lebih lanjut SYL mengungkapkan, ditargetkan setiap penggilingan di Kabupaten Serang mampu menghasilkan 40 ton per hari. Target tersebut seharusnya dapat terwujud mengingat Provinsi Banten memiliki sawah yang merupakan salah satu yang terluas di Jawa Barat. Artinya, Banten termasuk daerah yang dapat meningkatkan skala produksi hingga menjadi lumbung pangan utama di Indonesia.
Ia menguraikan, target produksi 40 ton itu bisa terwujud karena Serang memiliki sawah seluas 50 ribu hingga 60 ribu Ha. Jika ditotal dalam setahun, bisa mencapai sekitar 280 ribu ton.
“Ngambil disini katakanlah 10 ribu, 20 ribu udah bisa untung itu. Nah itu yang harus di kerjasamakan dan tentu semua ikut bantu lah,” sebutnya.
Menurut SYL, mengambil modal dari KUR sangat penting dilakukan karena bisa meningkatkan kapasitas pabrik kecil menjadi besar. Apalagi, selama ini bunga KUR itu cukup rendah dan bisa diproses secara mudah. Terbukti, hanya 0,03 persen yang macet dari ratusan triliun KUR yang disediakan.
“Dan sekarang ini KUR kita 113 triliun, Banten mau berapa. Cuma memang ini harus dengan pikiran dengan hati. Jadi saya setuju pak, lahannya masih bagus sekali, tempatnya bagus. Banten tidak boleh kalah dengan Jabar,” ungkap Mentan SYL.
Sebelumnya, SYL telah menyampaikan bahwa ketersediaan beras dan sejumlah komoditas pangan lainnya jelang ramadhan dan lebaran, dalam kondisi aman.
Hal itu diketahui berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA BPS), yang menunjukkan ada kurang lebih satu juta hektar yang akan panen pada bulan Februari ini.
Sementara itu, Pj. Gubernur Banten, Al Muktabar berterima kasih atas arahan yang diberikan Mentan serta bantuan benih padi unggul dan alsintan power trasher serta pompa air bagi kelompok tani di wilayah tersebut.
Al Muktabar menyebutkan, panen raya padi kali ini dilaksanakan di sawah dengan luas hamparan 630 hektare, yang ditanami varietas padi M400 dan Indeks Pertanaman 200 (IP200) dan provitas 7 ton/hektar.
Provinsi Banten sendiri berada di peringkat ke-8 sebagai provinsi penghasil beras nasional. Pada periode Januari hingga Maret 2023, produksi beras di Banten mencapai 508.530 ton. Jumlah tersebut lebih 161.826 ton dari kebutuhan konsumsi penduduk Banten selama periode yang sama, yaitu sebesar 346.704 ton.
“Kami berterima kasih dan akan terus berusaha untuk menjalankan arahan Mentan, terkait peningkatan Indeks Pertanaman, penyediaan dan perbaikan infrastruktur serta modernisasi pertanian di provinsi Banten ini,” tutupnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal ( Dirjen) Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menambahkan, selama Februari ini, panen akan dilakukan 4 wilayah, yakni di Jawa Timur, Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat juga Banten.
“Dengan perkiraan produksi lebih dari 3 juta ton beras. Ini tentu mencukupi konsumsi beras nasional 2,5 juta ton per bulan. Namun, memang jika dipanennya Februari, masuk pasarnya akan sekitar awal Maret, karena ada proses panen, penggilingan dan sebagainya,” ujar Suwandi.