Mediatani – Indonesia akan memasuki musim tanam II. Untuk itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mengajak semua insan pertanian mendampingi petani untuk menggunakan alat dan mesin pertanian seiring dengan kemajuan teknologi. Hal ini dinilai sangat penting untuk menggenjot produksi pangan.
Dalam lawatannya ke Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Syahrul mengajak petani untuk menggunakan alat dan mesin pertanian seiring dengan kemajuan teknologi. Hal ini dinilai sangat penting untuk menggenjot produksi pangan.Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk membuat usaha tani lebih efektif dan efisien adalah alsintan.
“Petani harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dan memaksimalkan penggunaan alat mesin pertanian. Hal ini sangat penting guna menggenjot produksi pangan kita hari ini. Pemanfaatan alsintan secara optimal dapat membantu mengurangi losses, menghindari kehilangan 9-10 persen. Kalau pakai mesin, kita tekan di bawah 3 persen,” tutur Syahrul.
Syahrul mengatakan dalam mengurus pertanian diperlukan upaya dan kerja keras bersama dari seluruh pihak agar pertanian terus bergerak dan berakselerasi dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Ia juga menegaskan jika pertanian akan terus mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi dalam hal termasuk penggunaan alat dan mesin pertanian.
“Kalau dulu petani membajak sawah dengan alat tradisional butuh waktu sekitar 5 sampai 6 hari per hektar. Dengan memanfaatkan alsintan seperti traktor, petani hanya butuh waktu 3 jam per hektar untuk mengolah lahan,” ujar Mentan SYL, Senin (06/07/2020).
Ditambahkannya, Alsintan yang dikelola dengan baik bisa mendorong indeks pertanaman (IP) petani. Dari yang semula dua kali per tahun, menjadi tiga kali per tahun. Sehingga produktivitas juga turut meningkat.
UPJA dapat melakukan kegiatan ekonomi dalam bentuk pelayanan jasa alsintan yang terdiri dari penanganan budidaya seperti jasa penyiapan lahan dan pengolahan tanah, penyaluran air irigasi yang dapat berkolaborasi dengan HIPPA, penanaman, pemeliharaan, perlindungan tanaman termasuk pengendalian hama penyakit maupun kegiatan panen, pasca panen serta pengolahan hasil pertanian seperti jasa pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan padi, termasuk mendorong pengembangan produksi dalam rangka peningkatan nilai tambah, perluasan pasar, daya saing dan perbaikan kesejahteraan petani.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy menjelaskan strategi pengembangan alsintan melalui sistem kelembagaan UPJA memiliki pertimbangan, yaitu kemampuan petani dalam mengolah lahan usaha tani terbatas (0,5 ha/MT). Selain itu pengelolaan Alsintan secara perorangan kurang efisien dan juga kemampuan permodalan usaha tani lemah yang mengakibatkan pengelolaan usaha tani menjadi tidak efektif dan tidak efisien.
“Keberadaan UPJA di daerah sentra produksi tidak saja menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan kebutuhan alsintan bagi petani untuk mengolah lahan pertanian, pengairan, panen dan pascapanen, tapi juga menjadi solusi dalam mengatasi kelangkaan tenaga kerja di pedesaan.”ungkapnya.
Sebagai contoh yaitu UPJA Marga Jaya di Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan. UPJA itu membawahi 33 Poktan dengan areal seluas 2.000 Ha. Dijelaskannya, pelayanan UPJA Marga Jaya juga bisa dinikmati hingga kecamatan tetangga, yaitu Kecamatan Pulau Besar.
“UPJA Marga Jaya menyewakan alat pra panen dan pasca panen. UPJA ini juga melakukan aktivitas perbengkelan, membetulkan dan memelihara alsintan, hingga membeli GKP di tingkat petani,” kata Sarwo Edhy.
UPJA Marga Jaya dilengkapi dengan Traktor Roda Empat 3 unit, Traktor Roda Dua 36 unit, Vertical Dryer 1 unit, Power Thresher 8 unit, Pompa Air 10 unit, Rice Transplanter 12 unit, Combine 8 unit (1 unit combine harvester besar yang dibeli dari hasil/keuntungan UPJA) dan beberapa alat yang dibantu Brigade Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan kabupaten Bangka Selatan.