Mediatani – Menjadi seorang peternak di zaman sekarang tidaklah mudah guys! Apalagi jika anda masih di usia muda.
Yup! Sebab tantangan dan rintangannya banyak sekali lho, seperti dengan lingkungan dan teman sepergaulan. Namun, hal ini rupanya tidak berlaku bagi Abdul Mutalib Alkatiri, Supratman Lamalaka, dan Hendra Sumanti.
Melalui ketekunan sebagai salah satu modal utama meraih kesuksesan -moto dari ke 3 (Tiga) milienal- ini maka hal itu menjadi sebuah kebehasilan.
Ketiganya berasal dari Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Kecamatan Kaidipang Desa Kuala Utara.
Di sisi lain, setidaknya 3 milienal ini mampu menyingkirkan stigma bahwa menjadi peternak itu susah lantaran setiap hari mesti ngarit (merumput) untuk makanan ternaknya.
Kini, mereka sudah memiliki puluhan ekor kambing dan sebentar lagi bakal memetik hasil jerih payahnya.
“Peternakan kambing ini dimulai sejak enam bulan lalu, dan Alhamdulilah dengan bermodalkan uang pribadi bersama, sudah ada 10 ekor kambing,”kata Abdul Mutalib Alkatiri di tempat peternakan kambing Desa Kuala Utara Selasa (8/6/2021), melansir, Senin (14/6/2021) dari laman Totabuan News.
Talib juga mengatakan, dari dulu dirinya memang memiliki semboyan sukses muda, gagal muda. Mumpung masih muda, lanjut dia, maka harus mau mencoba. “Kenapa memilih rawat kambing? Mengikuti Nabi Muhammad SAW, yaitu penggembala kambing,” ujar Talib.
Hal senada dilontarkan Supratman Lamalaka, peternakan kambingnya untuk saat ini hanya fokus pada pembibitan dan penggemukan saja. “Saat ini kita baru tahap pembibitan belum dipasarkan,”ungkap Lamalaka.
Maman sapaan akrabnnya juga menuturkan bahwa jika peternakan kambing ini berhasil maka dirinya bersama rekan-rekannya akan merangsang kaum milenial yang ada di Kabupaten Bolmut, supaya mau terjun ke dunia peternakan.
“Saya berharap langka ini bisa turut memotivasi para pemuda lain untuk beternak seperti kami bertiga. Dengan banyaknya peternak, kita bisa memajukan sektor peternakan dan menggerakkan perekonomian daerah,” ujar Maman.
Senada, pula ditambahkan Hendra Sumanti, meski di masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bukanlah sebuah hambatan untuk tetap produktif, dan bukan menjadi tantangan untuk menjalangkan usaha.
“Sebagai genarasi muda kami mengajak kaum mileneal yang ada di Kabupaten Bolmut, untuk tetap produktif menjalankan usaha meski masa Pademi Covid -19,” jelas Sumanti.
Berinovasi di Tengah Pandemi, Aris Beternak Puyuh, Ayam hingga Maggot
Tidak hanya tiga milenial tadi, sosok lainnya ialah Aris. Merebaknya pandemi Covid-19 tentunya berdampak semua ke berbagai sektor usaha.
Hal ini pun membuat tidak sedikit orang yang kehilangan pendapatan maupun penghasilan. Meski begitu, jangan patah arang.
Ibarat pepatah, Banyak Jalan Menuju Roma. Yup! Sebagaimana dilakukan seorang Warga Kampung Sukadana, Kecamatan Buay Bahuga, Kabupaten Way Kanan, Lampung, bernama Aris Jumani.
Awaknya sempat terkendala dengan minim pendapatan dari pekerjaannya sebagai pekerja serabutan gegara Pandemi Covid-19, ia akhirnya berinisiatif memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk beternak burung puyuh dan budidaya maggot.
Aris mengisahkan bahwa dirinya mulai beternak puyuh sejak pandemi Covid-19 melanda. “Bermodal sedikit demi sedikit, saya lalu mulai bangun kandang dan menambah populasi puyuhnya. Awalnya sih hanya sekedar hobi, tapi kemudian saya berinisiatif untuk dijadikan sumber penghasilan keluarga karena di rumahkan (berhenti bekerja),” kisah Aris, dilansir, Selasa (8/6/2021) dari laman Lampung77.com.
Ia mengakui usaha ternak puyuh yang dijalaninya itu kini sudah menjadi usaha keluarga dengan populasi sekitar 800 ekor puyuh dan produksi telur sekitar 2-3 Kg per harinya… baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)