Mediatani – Komoditas pangan merupakan salah satu komoditas penting yang menjadi perhatian utama pemerintah dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional. Karena itu, perlu adanya penguatan pangan dalam mewujudkan kestabilan yang diharapkan.
Hal ini menjadi perhatian pemerintah dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dan masalah geopolitik global, karena akan berdampak pada krisis pangan, krisis, energi dan finansial yang menjadi momok saat ini.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan, yakni melalui modernisasi taksi alat dan mesin pertanian (Alsintan) dan mendorong produktivitas hasil pertanian.
Dalam mendukung penyediaan Alsintan yang memadai, pemerintah mendorong peningkatan fasilitas pembiayaan bagi petani melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat memimpin Rapat Koordinasi Terbatas dengan Perbankan dalam membahas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Taksi Alat dan Mesin Pertanian, Selasa (18/10).
“Upaya yang dapat mendorong ke arah tersebut salah satunya melalui peningkatan pembiayaan si sektor pertanian khususnya taksi alat dan mesin pertanian melalui program Kredit Usaha Rakyat,” ujar Menko Airlangga.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga memaparkan bahwa pemerintah memberikan tambahan subsidi bunga/ subsidi marjin sebesar 3% khusus untuk penyaluran KUR di sektor pertanian, sehingga petani dapat mengakses fasilitas KUR dalam penyediaan Alsintan dengan bunga 3%.
Pada tahun 2021 penyaluran KUR mengalami peningkatan 42% (yoy) menjadi Rp 281,9 T atau 98,9% dari target (Rp 285 T) yang diberikan kepada 7,28 juta debitur. Peningkatan KUR melampaui pertumbuhan total kredit perbankan sebesar 5,2% atau pertumbuhan kredit UMKM sebesar 3,67% pada tahun 2021.
Dalam rapat tersebut juga dibahas pencapaian penyaluran KUR tahun 2022 yang juga mengalami peningkatan. Tercatat telah disalurkan KUR kepada 5,65 juta debitur dengan realisasi sebesar Rp 270,59 triliun atau 72,51% dari target Rp 373,17 triliun hingga tanggal 30 September.
Total outstanding KUR hingga per 30 September 2022 mencapai Rp 442 triliun dan telah disalurkan ke 37,82 juta debitur, dengan Non-Performing Loan (NPL) pada bulan Agustus 2022 sebesar 1,27%. Lalu berdasarkan jenis pembiayaan, penyaluran KUR tahun 2022 dilakukan untuk KUR Super Mikro sebesar 1,78% KUR Mikro sebesar 65,79%, KUR Kecil sebesar 32,43% dan KUR Penempatan PMI sebesar 0,0071%.
Meningkatnya penyaluran KUR Pertanian sejalan dengan peningkatan jumlah debitur dan pertumbuhan sektor pertanian. Pada tahun 2021 penyaluran KUR meningkat sebesar 45,9% (yoy) menjadi Rp 84,5 triliun dengan total debitur 2,5 juta orang.
Sedangkan penyaluran KUR Pertanian per 30 September 2022 mencapai Rp 84,5 triliun dan disalurkan ke 2,1 juta debitur, dengan NPL yang relatif rendah sebesar 0,82% dan outstanding sebesar Rp 120,5 triliun.
Berdasarkan data penyaluran KUR Pertanian yang telah tercapai, terkhusus pada penyediaan Alsintan masih kurang atau relative kecil sehingga perlu digenjot. Dari data 5 penyalur KUR, realisasi KUR taksi Alsintan per September 2022 sebesar Rp 68,86 miliar yang diberikan ke 272 debitur.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Kemenko Perekonomian, Deputi I Kemenko Perekonomian, Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegak Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian, Direktur UMKM BRI, SEVP Micro Banking Mandiri, Direktur NWS BNI, Direktur Komersial dan UMKM BJB, Direktur Bisnis, Dana Jasa, dan UMKM BPD Jateng, Department Head KUR dan Program Micro BSI, serta Perwakilan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah, Perwakilan Perhimpunan Bank Umum Nasional.