Mediatani – Masyarakat yang beraktivitas di pesisir selatan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), khususnya nelayan dan warga pengguna jasa kelautan lainnya diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya gelombang tinggi.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini tinggi gelombang di Samudra Hindia selatan Jateng dan DIY berpotensi mencapai kisaran 2,5 meter hingga 4 meter atau sudah masuk dalam kategori tinggi.
Dilansir dari Sariagri, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, menjelaskan bahwa ketinggian gelombang yang terus meningkat tersebut dipengaruhi oleh pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan.
Pola angin tersebut saat ini dominan bergerak dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan angin berkisar 8-30 knot.
Oleh karena itu, tambah Teguh, pihaknya pada Jumat (14/1) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang kemungkinan akan terjadi di Samudra Hindia selatan Jateng dan DIY yang berlaku hingga Sabtu (15/1), pukul 07.00 WIB.
“Jika ada perkembangan lebih lanjut mengenai hal tersebut, kami akan segera informasikan kepada masyarakat,” katanya.
Terkait prakiraan tinggi gelombang yang akan terjadi di wilayah perairan selatan Jateng hingga DIY, dia mengungkapkan berdasarkan analisis, tinggi gelombang di wilayah tersebut kemungkinan akan dalam kisaran 1,25 meter hingga 2,5 meter atau masuk dalam kategori sedang.
Karena itu, Ia mengimbau kepada masyarakat yang berada dan beraktivitas di pesisir terutama yang wilayah perairannya terhubung dengan laut lepas agar tetap waspada dengan gelombang tinggi yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Kami juga mengimbau kepada seluruh pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran. Dalam hal ini, nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil diimbau untuk waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter,” katanya.
Selain itu, BMKG juga mengimbau operator tongkang agar tetap waspada angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Begitu juga dengan kapal feri yang beroperasi agar mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, sedangkan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau pesiar diimbau untuk waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
“Kami mohon masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya gelombang tinggi demi keselamatan semua,” kata Teguh.
Sebelumnya, akibat cuaca buruk ini, perahu yang ditumpangi oleh dua orang pemancing ikan dilaporkan tenggelam di Pantai Menganti, Kecamatan Kesugihan, Cilacap, pada Kamis (13/1) sore.
Tim search and rescue (SAR) gabungan di bawah koordinasi Basarnas Cilacap yang menerima laporan tersebut langsung melakukan pencarian terhadap kedua korban yang diketahui bernama Handi Oktaria (45), warga Jeruklegi, Cilacap, dan Andri (38), warga Mertasinga, Cilacap.