Mediatani – Pada umumnya, lobster yang ditemukan manusia memiliki cangkang yang memiliki warna kecoklatan atau kehitaman. Untuk lobster dengan cangkang berwarna biru, biasanya sudah dianggap langka. Namun, ternyata ada lobster yang disebut-sebut lebih langka lagi, lobster tersebut memiliki cangkang berwarna kuning.
Hal ini diketahui setelah seorang nelayan di Tenants Harbor bernama Marley Babb menemukan lobster dengan penampakan tak biasa ikut tertangkap saat dirinya melaut mencari ikan di Teluk Maine, Samudera Hindia, Amerika Utara.
Lobster yang ditemukannya itu jenis lobster kristal yang berwarna kuning terang, tampak kontras dengan lobster yang berjenis sama namun memiliki warna kulit putih, pucat, atau tidak menyeluruh. Lobster ini pun disebut menjadi hasil tangkapan yang sangat langka terjadi.
Setelah penemuan pertama kali dalam hidupnya itu, Babb langsung menghubungi dan menawarkan Departemen Riset Kelautan Maine (DMR) untuk mengambil lobster temuannya itu. Dari lokasinya itu, Ia kemudian menempuh waktu dua jam untuk mengantar lobster ke Sekolah Program Kelautan dan Lingkungan.
Lobster tersebut kemudian diserahkan kepada tim peneliti di University of New England (UNE), karena saat ini para peneliti di UNE memang sedang menjalankan penelitian tentang lobster yang terdapat di perairan Maine. Para peneliti Pusat Ilmu Kelautan itu kemudian memberi nama lobster itu dengan sebutan Banana.
Menurut Lobster Institute di University of Maine, lobster ini diperkirakan hanya akan ditemukan 1 dari 30 juta yang ada. Kejadian ini lebih langka dibandingkan lobster biru yang hanya terdapat satu di antara dua juta lobster yang ada.
Menurut peneliti, Banana memiliki bobot tubuh sekitar 0,45 – 0,68 kilogram. Warnanya yang lebih terang dan mencolok akan membuatnya lebih rentan dimangsa predator. Sehingga, peluang hidup lobster ini lebih rendah jika dilepaskan kembali ke alam.
“UNE telah menjalin hubungan yang kuat dengan para nelayan lobster dan Maine DMR (Departemen Riset Kelautan),” kata Charles Tilburg, direktur Sekolah Program Kelautan dan Lingkungan, dilansir dari Kumparan.
Seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (9/2/2021) lobster yang berwarna kuning itu ternyata memiliki suatu kelainan genetik. Hasil mutasi genetik pada protein yang terikat dengan pigmen cangkang membuat tubuh lobster menjadi berwarna kuning.
Para ilmuwan juga sedang meneliti dampak perubahan iklim terhadap larva lobster. Peneliti menyebut, proses mutasi seperti itu kemungkinan besar akibat dari perubahan iklim yang membuat Teluk Maine memanas lebih cepat daripada wilayah perairan lainnya.
Pasalnya jika populasi lobster tak terjaga, dampaknya akan berpengaruh pada ekonomi lokal yang mengandalkan industri lobster. Banana bukanlah satu-satunya lobster yang mengalami mutase seperti itu. Hal serupa juga bisa membuat seekor lobster memiliki warna cangkang biru.
Selain lobster bercangkang biru dan kuning, ada juga lobster lain yang lebih langka lagi, yaitu lobster yang memiliki cangkang berwarna putih. Lobster bercangkang putih ini bahkan hanya ada satu dari 100 juta ekor lobster yang ada.
Namun berbeda dengan lobster biru dan lobster kuning, warna cangkangnya lobster putih dipengaruhi oleh kondisi leucism, yaitu kondisi di mana hewan tidak memiliki pigmen warna pada tubuhnya, sehingga membuat tubuhnya hanya berwarna putih, kecuali pada mata.
Lobster yang ditemukan Nova Scotia, Kanada diketahui dapat menumbuhkan capit ekstra yang yang berasal dari capit inti. Pengulangan bagian tubuh sering terjadi pada arthropoda, yang ditandai oleh cetak biru tubuh mereka dari bagian tersegmentasi yang berulang.
Setiap segmen pada tubuhnya memiliki seperangkat gen pengatur yang dapat menentukan apa yang tumbuh di bagian itu. Jadi ketika terjadi kesalahan tempat tumbuh capit, itu merupakan kesalahan dari gen pengatur.
UNE membagikan dana hibah sebesar 860.000 dolar AS yang bersumber dari National Science Foundation (NSF) dengan Departemen Sumber Daya Kelautan Maine, Laboratorium Bigelow untuk Ilmu Kelautan, dan Hood College di Maryland.
UNE membagi dana tersebut agar semua pihak dapat mempelajari Bersama dampak pemanasan Teluk Maine terhadap larva lobster dan keberhasilannya tumbuhnya hingga menjadi dewasa.