Mediatani — Pasar Ikan Balekambang Solo yang telah lama vakum kini kembali bergeliat. Hal itu membuat masyarakat Solo dan sekitarnya kini dapat dengan mudah memasak menu berbahan dasar ikan laut karena tidak lagi harus mencarinya di pasar yang jauh.
Sejak Februari 2021 lalu, para pedagang ikan menjadikan pasar yang hanya buka pada malam hari ini sebagai tujuan untuk dapat melakukan transaksi serta menjadi destinasi wisata belanja baru.
Pengelola Pasar Ikan Balekambang Solo, Joenet Novianto, mengungkapkan bahwa di pasar ini terdapat beragam jenis ikan air laut maupun tawar. Mulai dari gurita, udang, cumi, kepiting, bakau, baby hiu, emas belanak, pari, patin, gurame, nila, pari, bandeng, tongkol, dan berbagai jenis ikan lainnya.
“Konsumennya terbagi menjadi dua, yakni pedagang ikan untuk kulakan dan konsumen/pembeli biasa. Konsumen umum paling belinya sekilo (kilogram) dua kilo, atau kurang dari itu. Tentu harganya berbeda antara bakul dengan pembeli biasa,” ujar Joenet, dilansir dari Solopos, Rabu, (9/6).
Joenet mengaku tak menyangka Pasar Ikan Balekambang Solo yang baru kembali beroperasi ini telah ramai didatangi pembeli. Padahal, respon masyarakat Solo dan sekitarnya terhadap pasar yang dulu tidak terlalu bagus. Kini pasar ini telah berhasil menarik masyarakat Solo dan luar Solo untuk datang berbelanja.
Wisata Belanja
Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi pasar ikan ini untuk bisa menjadi wisata belanja baru yang menarik di Solo, mulai dari, jenis ikan air laut dan tawar yang cukup beragam, harga yang terjangkau, hingga kualitas ikan yang segar. Setidaknya di pasar ini ada sebanyak 30 ton ikan segar yang dijual setiap harinya.
Murahnya harga ikan di pasar ini lantaran pengelola berani mendatangkan pedagang ikan kakap langsung dari asalnya, seperti dari kawasan pantai utara (Pantura) Jepara, Rembang, Demak, Rembang, Kendal, Gresik, Lamongan, hingga Banyuwangi dan Pacitan.
Di Pasar Ikan Balekambang Solo ini terdapat 25 pedagang yang berjualan ikan segar. Setiap hari mereka datang menggunakan mobil pick up yang bermuatan ikan segar yang akan dijualnya.
“Konsumen yang niatnya membeli ikan sedikit jadi kalap karena melihat jenisnya yang banyak dan harganya terjangkau. Meski ikan yang paling laris masih jenis air tawar, yakni patin dan nila,” imbuh dia.
Joenet menilai keberadaan pasar ikan ini mampu mendongkrak konsumsi ikan di Solo. Terlebih harga ikan kerap diasumsikan mahal sehingga membuat masyarakat ragu membelinya.
Harga dan jenis ikan di pasar yang ada di Solo ini sangat bervariasi. Untuk udang harganya berkisar mulai dari Rp60.000 hingga Rp100.000 per kg. Harga ikan patin mulai dari Rp18.000 – Rp20.000, kakap merah Rp60.000 per kg, dan kakap putih Rp55.000 per kg.
Selain itu, ikan bandeng dihargai Rp28.000 hingga Rp35.000 per kg, gurame Rp28.000/kg, baby hiu Rp25.000/kg, dan ikan tongkol Rp28.000 per kg. Sementara harga kerang Rp28.000 per kg, kerang hijau Rp15.000 per kg, dan harga kepiting mulai dari Rp90.000 hingga Rp110.000 per kg.
Salah satu pedagang ikan asal Jepara, Ahmad Nur Aji, mengaku dapat meraup untung yang lumayan dari hasil berjualan ikan sampai ke Solo. Meski sudah dikenal murah, harga ikan jualannya sudah diperhitungkan.
Setiap harinya, Aji dapat mendatangkan ikan sebanyak dua ton dari Jepara ke pasar di dekat Taman Balekambang Solo itu. Ikan-ikan tersebut bahkan nyaris habis setiap harinya. Jika pun tersisa, jumlahnya hanya tinggal sedikit.
“Sudah saya hitung termasuk ongkos transportasinya ke sini. Sini boleh dibilang pasar grosir, jadi ya harus murah lah. Semuanya laku [ikan]. Antusiasme konsumen terhadap pasar ikan ini sangat tinggi. Baru tiga bulan pasar ini, transaksinya sudah seperti pasar yang sudah berdiri tahunan,” tutur dia.