Pembuatan Kandang Ren-Hygien dan Pakan ULDO Plus di Kelurahan Bontoa Maros

  • Bagikan
Peserta dan pelaksana kegiatan Pembuatan Kandang Ren-Hygien dan Pakan ULDO Plus di Kelurahan Bontoa Maros
Peserta dan pelaksana kegiatan Pembuatan Kandang Ren-Hygien dan Pakan ULDO Plus di Kelurahan Bontoa Maros

Mediatani – Melalui Program Pengabdian Berbasis Masyarakat (PbM) mono tahun 2024, tim dosen dari Politeknik Pertanian Negeri Pangkep melakukan kolaborasi bersama peternak bebek petelur di Kelurahan Bontoa, Kabupaten Maros.

Dengan mengusung Implementasi Teknologi Pakan Berprobiotik dan Manajemen Kandang Ren-Hygienis berbasis IoT untuk Meningkatkan Mutu dan Produksi Pada Usaha Bebek Petelur di kelurahan Bontoa, Maros, dilakukan beberapa kegiatan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi mitra dalam hal ini Usaha Mega farm.

Tim yang tergabung di dalamnya adalah Ummul Masir, S.Pt., M.Si sebagai ketua pelaksana kegiatan dan beranggotakan dua orang Sultan Mubarak Z, S.Pt., M.Pt, dan Dr. Muhammad Kadir, M.Si.

Dalam kesempatan tersebut, Ummul menyampaikan bahwa salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah higienitas kandang yang belum menjadi prioritas peternak dalam pemeliharaan bebek, ungkapnya saat kegiatan berlangsung di kandang mitra, (22/4).

Padahal dengan kondisi kandang yang bersih mampu mengoptimalkan produksi telur dan lingkungan sekitar akan jauh lebih sehat. Pada umumnya kondisi kandang yang digunakan peternak dengan memanfaatkan lahan tepat di bawah rumah panggung milik warga.

Keadaan tersebut mengesampingkan kelembaban lantai kandang, ketersediaan ventilasi sirkulasi udara, dan aliran air hujan saat musim penghujan. Permasalahan tersebut menjadi inisiasi pembuatan dan perancangan kandang Ren-Hygien berbasis Iot di mana kandang dibuat menggunakan material yang lebih kokoh dengan instalasi alat otomatis untuk mengukur suhu kandang.

Proses pembuatan pakan berbasius tepung kepala udang dan dedak

Lebih lanjut, pakan yang digunakan peternak adalah tepung kepala udang yang diolah secara mandiri dan dicampurkan dengan dedak hasil penggilingan beras oleh petani setempat. Namun, penggunaan bahan pakan sumber protein sebaiknya diatur komposisinya melalui formulasi ransum untuk menyesuaikan keseimbangan antara presentasi protein kasar (PK) dan energi. Untuk umur bebek petelur produktif dibutuhkan ransum dengan PK 17 % dan energi sebesar 3400 kkal.

Bersamaan dengan kegiatan PKM, tim juga memberikan simulasi penyusunan ransum kepada peternak dengan memanfaatkan sumber bahan pakan lokal yakni tepung kepala udang sebagai sumber protein, dedak sebagai sumber energi, dan probiotik (feed additive). Penyusunan ransum tersebut selanjutnya dinamai dengan pakan ULDO Plus.

Seluruh serangkaian kegiatan dapat terlaksana dengan baik berkat adanya pembiayaan dari direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (DAPTV) pada skema Program Kemitraan Masyarakat tahun 2024. “Terimakasih kepada sumber pendanaan dari DAPTV yang memberikan kesempatan kepada tim untuk menjalankan salah satu tridarma perguruan tinggi”, ungkap Muhammad Kadir sebagai anggota tim.

  • Bagikan