Pemerintah Dorong Petani Terapkan Digital Farming

  • Bagikan
ilustrasi digital farming/IST

Mediatani – Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim (IKPM) Kemkominfo RI Septriana Tangkary mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah mendorong petani di Indonesia untuk menerapkan digital farming.

Septriana menjelaskan digital farming merupakan program pada sektor pertanian agar petani mengelola sektor pertanian dengan berbasis bantuan digital agroteknologi.

“Dengan teknologi, kita dapat menggunakan berbagai aplikasi untuk meminimalkan risiko yang ada. Memungkinkan kita untuk memprediksi kemungkinan hujan, serangan hama dan penyakit,” ujarnya dalam Creativetalks Pojok Literasi: Jadi Petani Milenial di Era Digital KUY yang disiarkan secara virtual, Senin (5/4/2021), melansir kompas.com, Selasa (6/4/2021).

Saat ini, lanjut dia, sudah ada beberapa digital farming yang sudah diinisiasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) di antaranya Smart Green House, Smart Irigation System, dan Smart Farming berdasarkan teknolgi IT.

Di samping itu, Septriana juga mengatakan, saat ini revolusi industri sudah semakin tampak karena maraknya penggunaan mesin-mesin otomatis yang sudah terintegrasi dengan jaringan internet.

Inovasi dengan teknologi ini pun sudah menciptakan beberapa platform digital yang menghubungkan para petani dengan konsumen, seperti TaniHub, PakTaniDigital, LimaKilo, dan AgroMaret.

“Dengan market online ini para petani kita bisa lebih mudah menjual hasil olahannya dan tentunya sangat membantu para petani kita,” ucap dia.

Di kesempatan yang sama, Septriana menilai program Petani Milenial juga bisa menurunkan angka kemiskinan.

“Lewat program ini saya kira bisa membuka lapangan pekerjaan, khusus di masyarakat pedesaan sehingga diharapkan juga program ini menurunkan angka kemiskinan dan urbanisasi,” ujarnya dalam Creativetalks Pojok Literasi, dikutip dari sumber yang sama.

Program Petani Milenial yang berasal Kementerian Pertanian (Kementan) tersebut ditargetkan bisa melahirkan 1 juta petani milenial.

Program ini ditujukan khusus untuk mendorong regenerasi petani Indonesia, yakni dengan cara menumbuhkan wirausahawan muda di bidang tani.

Saat ini, ujar dia, generasi milenial sedang naik daun dan dianggap memiliki jiwa yang adaptif dalam memahami digitalisasi.

“Atas dasar itulah Kementan memiliki target tersebut. 1 juta petani milenial yang ikut tergabung dalam 40.000 kelompok di masing-masing daerah, artinya satu daerah bisa menunjuk milenial-milenialnya,” ucapnya.

Septriana juga menambahkan, generasi milenial menjadi pendongkrak utama atas kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Diharapkan para kaum milenial bisa membuat kualitas SDM Indonesia lebih maju lagi terutama di bidang pertanian.

Apalagi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, sebelumnya,  menuturkan bahwa petani merupakan kelompok yang rentan jatuh miskin akibat pandemi Covid-19.

Pertanian merupakan sektor strategis dalam perekonomian Indonesia dan paling banyak menyerap tenaga kerja berbasis pedesaan.

“Kita tahu bahwa di sektor paling hulu dari semua produk pertanian adalah berasal dari petani. Ketika terjadi bencana alam maupun nonalam seperti wabah Covid-19 ini, maka yang paling mudah jatuh menjadi orang miskin adalah para petani,” kata Muhadjir di sela-sela acara “Pelepasan Ekspor Bersama Produk Pertanian Senilai Rp 220 M Melalui Karantina Pertanian Tanjung Priok dan Soekarno-Hatta”, mengutip, kompas.com yang juga melansir dari situs Kemenko PMK, Senin (5/4/2021).

Adanya pandemi Covid-19, lanjut dia, membuat kehidupan petani yang selama ini masih dalam keterbatasan semakin tertekan.

Apalagi petani Indonesia dinilainya sebagai salah satu kelompok yang sensitif terkena dampak pandemi Covid-19 tersebut.

Selain itu, pemerintah pula terus mendorong dan mendukung ekspor komoditas pertanian Indonesia ke mancanegara.

Menurut dia, dengan semakin naiknya ekspor, kesejahteraan petani pun bakal semakin meningkat.

“Dengan mendorong ekspor, diharapkan mata rantai proses komoditas ekspor ini akan betul-betul bersinggungan dengan para petani yang otomatis juga akan ikut mengentas (lepas) dari kemiskinan,” ujar mantan Mendikbud itu.

Muhadjir menekankan bahwa kegiatan ekspor pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya mengangkat harkat martabat masyarakat, khususnya mereka yang berprofesi sebagai petani. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version