Mediatani – Pemerintah Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah menerapkan metode mini ranch dalam budi daya peternakan sapi.
Hal itu dilakukan guna sebagai upaya untuk menggenjot dan meningkatkan kualitas populasi sapi di daerah tersebut.
“Mini ranch ini tak hanya untuk menopang target populasi sapi, tapi juga menjadi semacam sekolah budi daya peternakan sapi,” kata Bupati Buol Amirudin Rauf, dikutip Selasa (2/2/2021) dari situs berita Medcom.id yang mengutip Antara, Senin, 1 Februari 2021.
Mini ranch diketahui berfungsi untuk mengedukasi petani dan peternak perihal bagaimana beternak sapi yang baik, sampai bagaimana mengelola kotoran sapi menjadi pupuk kandang dan biogas.
“Mini ranch ini pula mengajarkan kepada petani dan peternak tentang cara membudidayakan rumput pakan ternak sapi, agar sapi mampu tumbuh dengan kualitas yang baik,” kata dia.
Bupati menilai petani dan peternak perlu mengetahui perihal upaya pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk dan budi daya rumput pakan ternak.
Berkaitan dengan hal itu, Pemkab Buol sudah mengalokasikan dana APBD untuk target pencapaian populasi sapi, yang tak hanya untuk pengadaan fasilitas dan sarana, tetapi juga peningkatan SDM dan keterampilan petani dalam memanfaatkan kotoran sapi dan budidaya rumput pakan sapi.
Dalam peninjauan tersebut, Bupati Amirudin Rauf juga mengagendakan rapat untuk membahas dan mengevaluasi perihal hambatan, capaian, dan solusi dalam target peningkatan populasi sapi melalu metode mini ranch.
“Rapat ini seperti urung rembuk, ruang menggali ide dan gagasan bersama. Progres mini ranch ini ialah tanggung jawab bersama yang mesti dipastikan dapat mengemban fungsi dan targetnya seperti niat awal pertama kali dicetuskan,” paparnya.
Dalam rapat itu terdapat beberapa saran seperti pemanfaatan lahan datar untuk penanaman pakan ternak, penguatan kelembagaan petani, pembentukan kelompok kerja, baik di bidang peternakan, pengelolaan kotoran menjadi pupuk, dan budidaya pakan ternaknya, pun pula rencana kerja sama dengan mitra seperti perusahaan daerah (perusda).
Gowa Jadi Percontohan Program 1.000 Desa Sapi, Kementan Akan Suplai Sapi Indukan
Pada berita sebelumnya, Kabupaten Gowa disebutkan bakal disuplai sebanyak 500 sapi indukan, dalam rangka untuk menyukseskan program 1.000 desa sapi yang digagas Kementerian Pertanian (Kementan).
Dilansir dari situs berita Sindonews, Direktur Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian RI, Syamsul Ma’arif mengatakan bahwa Gowa ditunjuk menjadi salah satu kabupaten, dan progam itu pun direncanakan dan dijadwalkan akan dilaunching pada Februari 2021 mendatang.
“Jadi nanti ada sebanyak 500 ekor sapi indukan dan bakalan,” ungkap dia usai bertemu dengan Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan di Ruang Rapat Bupati Gowa, Kamis, (28/1/2021), dikutip Minggu (31/1/2021).
Dirinya menjelaskan bahwa selain program 1.000 desa sapi, pula akan dibahas rencana renovasi Rumah Pemotongan Hewan (RPH) modern di Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Somba Opu, Gowa.
Ke depannya, lanjut Syamsul, RPH itu menjadi berbeda di Kelurahan Tamarunang, semua peralatan juga akan diperbaiki dan akan menggunakan teknologi sehingga kualitas daging yang dihasilkan juga terjamin.
“RPH modern ini untuk kita memberikan keyakinan pada masyarakat bahwa nantinya daging-daging yang beredar itu kita betul-betul potong di rumah yang modern dan terjamin keamanan produknya,” jelas dia.
Sementara itu, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengatakan, Pemerintah Kabupaten Gowa siap dalam mendukung dan menyukseskan program Kementan ini.
Apalagi lanjut Bupati Adnan, tentu hal itu akan berdampak baik bagi Kabupaten Gowa sendiri.
Pihaknya pun akan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
Pelaksanaan kegiatan ini pun akan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Intinya kami akan mempersiapkan ini dalam rangka menyukseskan program nya agar berjalan dengan baik termasuk protokol kesehatan agar tidak ada masalah di kemudian hari,” terangnya.
Jabar Andalkan Sapi dalam Negeri, Pasok 1.000 Bakalan dari NTB
Sementara itu, Jawa Barat melalui Gubernurnya, Ridwan Kamil menuturkan bahwa pihaknya mendapatkan pasokan sapi dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Suplai kebutuhan daging sapi di Jawa Barat mudah-mudahan tak selalu mengandalkan impor dari Australia, tapi bisa mandiri melalui pasar dan suplai dalam negeri, khususnya NTB yang diproklamirkan sebagai provinsi sejuta sapi,” kata dia, dalam konferensi pers daring, di Garut, Rabu, 27 Januari 2021 dilansir Jumat (29/1/2021) dari situs berita Tempo.co.
Ridwan Kamil pun menyaksikan penandatanganan kerja sama antar BUMD di Jawa Barat, yakni PT Agro Jabar, dengan BUMD milik provinsi NTB yakni PT Gerbang NTB Emas terkait pembelian sapi hari Rabu, 27 Januari 2021 di Wanaraja, Garut.
Pada tahap pertama ini, PT Agro Jabar akan menerima 1.000 ekor sapi.