Mediatani – Sebelumnya diketahui kelinci merupakan hewan liar. Kebanyakan kelinci pun hidup di hutan-hutan. Namun, karena aksinya yang lucu dan sangat jinak, beberapa masyarakat mulai memeliharanya.
Khusus di Pangandaran sendiri, seorang peternak kelinci hias warga Karanganyar RT 3/2 Desa Purbahayu, Kecamatan Pangandaran, Nurdin (31) yang awalnya hanya hobi saja tapi kini justru menjadi menjadi ladang bisnis dan pendapatannya.
Meskipun aroma air seninya cukup khas, itu tidak menjadi persoalan karena sudah menjadi hobi bagi Nurdin. Dia pun bertekad akan terus menekuninya.
Saat ini pun, Nurdin memiliki nama peternakan kelincinya sendiri yakni Farm Dhin Rabbitry Pangandaran dengan Breeding (Ternak) dua jenis kelinci hias yang diternaknya yaitu Lionhead dan Holland lop.
“Saya mulai hobi memelihara kelinci sejak tahun 2010 lalu. Namun mulai tahun 2011 akhir sampai sekarang, saya tertarik memelihara kelinci hias jenis Lionhead dan Holland lop,” kata Nurdin saat ditemui Tribunjabar di rumahnya, Minggu (21/3/2021), lalu dilansir mediatani.co, Senin (29/3/2021).
Seperti yang berada di kandangnya itu, ujar Nurdin, semuanya hanya ada 2 jenis kelinci hias yaitu Lionhead dan Holland lop.
“Kalau dihitung, kelinci yang dua jenis ini totalnya sekitar 40 ekor. Ya lumayan, namanya juga hobi yang penting ditekuni saja,” ucap dia.
Nurdin menjelaskan bahwa mengenai penjualan lokalnya diluar Jawa Barat, ia menjual ke wilayah Sumatra, Jawa tengah, Jawa timur, Maluku, Papua dan juga Kalimantan.
“Tapi kalau ekspornya, baru ada yang membeli dari warga Filipina, Pakistan, Korea dan Malaysia,” ucap Nurdin.
Perihal pemasarannya, lanjut Nurdin, dirinya hanya menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram maupun WhatsApp.
Juga mengenai harga yang dipatoknya dikatakannya relatif, tergantung kualitasnya. Sehingga meskipun kecil dan usianya muda tapi kualitasnya bagus, harganya juga tentu menggiurkan.
“Yang kualitas Pet itu sekitar Rp 400 ribu, untuk kualitas Bood Rp 1 juta hingga Rp 1.5 juta, dan kualitas show biasanya di atas Rp 2 juta hingga Rp 5 juta,” kata Nurdin.
Untuk omzetnya, tambah Nurdin, dulunya sebelum masuk pandemi dalam sebulannya dia bisa mencapai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. Namun, pandemi ini membuatnya hanya bisa mengumpulkan omzetnya Rp 8 juta hingga Rp 10 juta.
Selanjutnya, dalam masalah kendala perawatan biasanya dari faktor cuaca ekstrim seperti adanya hujan terus yang berakibat perut kelinci kembung, dan diare.
“Cuma sebelumnya, Saya sudah disediakan obat dan juga cara pengobatan kelinci hias ini,” ujarnya.
Lalu mengenai pakan, tutur Nurdin, dirinya biasa memberikan pakan Pelet, Hay atau rumput kering, dengan tambahan buah-buahan seperti apel, wortel dan pepaya.
Selain itu kamu pun bisa budidaya kelinci potong. Apalagi permintaan terhadap hewan satu ini mulai meningkat lho.
Kelinci potong atau kelinci pedaging bisa dijadikan usaha yang menguntungkan. Sebagaimana yang telah banyak diketahui, ternyata saat ini kelinci tidak hanya dijadikan hewan peliharaan saja, tapi juga telah dimanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi. Namun, daging kelinci yang biasanya dimakan bukan berasal dari kelinci hias.
Berbagai olahan daging kelinci mulai populer di masyarakat, salah satunya ialah sate kelinci. Hal ini ternyata tidak lepas dari daging kelinci yang memiliki rasa yang lezat.
Selain itu juga, kandungannya yang tinggi protein dan rendah kolesterol bermanfaat untuk kesehatan.
Cara beternak kelinci potong untuk usaha tak terlalu sulit dilakukan. Tentunya diawali dengan pengelolaan yang baik, penyediaan kandang yang nyaman, pemberian pakan yang tepat dan teratur, hingga perawatan yang baik dapat membuat usaha kelinci potong menguntungkan.
Berikut adalah cara-cara beternak kelinci potong/pedaging
Jenis Kelinci Budidaya. Baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)