Mediatani – Organisasi dunia seperti Food and Agriculture Organization (FAO), International Food Policy Research Institute (IFPRI) dan United Nation (UN) menyebutkan bahwa pandemi covid-19 dapat memunculkan krisis pangan baru yang mempengaruhi ketahanan pangan suatu negara, terutama negara miskin dan berkembang. Pernyataan tersebut tentu menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat di seluruh dunia.
Menanggapi isu tersebut, semua negara seakan berlomba melakukan inovasi teknologi dalam memproduksi pangan. Seperti halnya di Indonesia, pemerintah dan berbagai elemen masyarakat terus berinovasi dalam upaya pencapaian kedaulatan dan kemandirian pangan agar ketahanan pangan bisa tercapai dan terjaga.
Salah satu elemen anak bangsa yang juga melakukan inovasi adalah peneliti asal Institut Pertanian Bogor (IPB), Joel. Tim riset Elon Farm yang didirikannya, saat ini sedang mengembangkan marine aquagriculture yang disebutnya sebagai pertanian modern berbasis air laut.
Sebelumnya, Joel bersama Tim Riset Elon Farm ini telah sukses dalam membuat metode Freshwater Aquagriculture yang bisa mengoptimalkan lahan dalam sebuah ekosistem resirkulasi air dan membudidayakan setidaknya empat komoditas seperti ikan, udang galah, sayuran, dan mutiara air tawar dalam satu sistem.
Metode tersebut dikembangkan dari sebuah penelitian yang dilakukan di Elon Farm yang terletak di kawasan Cisarua Bogor, Jawa Barat. Penelitian tersebut kemudian berhasil dan sudah dikembangkan di beberapa titik di wilayah Jawa Barat.
Doktor lulusan IPB itu berharap metode tersebut mampu menjawab ancaman kelangkaan pangan yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Ia mengatakan, sebagai salah satu metode yang baru ditemukan, aquagriculture juga menjadi inovasi pertanian modern dan ramah lingkungan.
Langkah selanjutnya, kata Joel, Elon Farm sedang mengembangkan Marine Aquagriculture, sebuah terobosan metode yang sama dengan Freshwater Aquagriculture. Perbedaannya, Marine Aquagriculture menggunakan air laut dan komoditas yang dikultur adalah ikan kerapu, kerang abalon, tiram mutiara, dan anggur laut.
“Marine Aquaponic akan menjadi salah satu solusi masa depan dalam memproduksi pangan dari komoditas hasil laut secara masif untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (21/10).
Selain untuk tujuan produksi pangan berbasis air laut, dengan fasilitas yang modern dan bersih juga akan sangat baik jika digabungkan dengan marine ecotorism. Dengan fasilitas yang modern dan bersih, hal tersebut bisa menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
“Kami bersama tim saat ini sedang melakukan instalasi sistem. Semoga inovasi ini sebagai tonggak kemajuan bangsa Indonesia khususnya di dunia ketahanan pangan, dan hasilnya akan terlihat petengarhan Desember 2020 ini,” kata Joel.