Pengelola Ubah Basement Lapas Sukamiskin Bandung dari Ruangan Angker Jadi Produktif

  • Bagikan
Sumber foto: jabar.inews.id

Mediatani – Salah satu penjara yang sudah sangat terkenal yaitu Lapas Kelas I Sukamiskin. Penjara ini terkenal sebab penjara ini digunakan sebagai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) untuk warga binaan yang terjerat kasus tindak pidana korupsi (tipikor) di Indonesia.

Dilansir dari inews.id, Lapas ini terletak di Jalan AH Nasution, Arcamanik, Kota Bandung. Lapas ini dibangun pada 1918 di zaman kolonial Belanda. Memiliki desain bangunan dengan menerapkan gaya Eropa yang dirancang oleh arsitek Prof. CP Wolff Schoemaker. Desain unik dengan bangsal bangunan yang memanjang bersilang menyerupai dengan empat penjuru mata angin.

Pada zaman dulu, Lapas ini digunakan sebagai tempat untuk tahanan politik nasional yang berani melawan penjajah Belanda. Bahkan, Soekarno, Presiden Pertama RI pun juga pernah berada di Lapas ini pada masa itu. Waktu itu, Soekarno ditempatkan di sel Kamar No. 1 di Blok Timur atas. Tidak heran, lapas yang telah berusia cukup tua dan difungsikan sebagai bangunan cagar budaya ini, mempunyai banyak sudut yang terbilang sangat jarang tersentuh.

Bahkan, didalam lapas tersebut, para sipir dan warga binaan Lapas Sukamiskin menyebut ada beberapa tempat yang cukup angker. Tempat itu diyakini sangat jarang difunsikan oleh warga binaan atau petugas lapas.

Salah satu tempat yang dimaksud adalah basement di salah satu sudut Lapas yang bertahun-tahun sudah tidak terpakai bahkan tidak tersentuh. Bahkan oleh para petugas dan warga binaan pun dianggap sebagai tempat yang angker dan menakutkan.

Meskipun terkesan angker, menariknya, para pengelola lapas tersebut berfikir untuk mengubah kesan angker menjadi sebuah tempat yang bisa berproduksi. Yap, para pengelola Lapas Sukamiskin ini membuat area urban farming untuk budidaya jamur tiram. Meskipun saat pertama kali akan menggunakannya, beberapa petugas dan warga binaan sebelum membuka pintu, terlebih dahulu membuat ritual khusus.

Terkait hal ini, Ratri Handoyo Eko Saputro selaku Kepala Bidang Kegiatan Kerja Lapas Kelas 1 Sukamiskin menyampaikan bahwa alasan memilih budidaya jamur tiram adalah karena budidaya jamur tiram ini dinilai sebagai salah satu peluang agribisnis atau bisnis di bidang pertanian yang cukup menguntungkan. Diketahui bahwa jamur tiram mempunyai banyak kandungan nutrisi yang bermanfaat untuk tubuh manusia. Jamur ini bisa diolah menjadi beragam produk kuliner.

Hal inilah yang mendasari Lapas Kelas 1 Sukamiskin berinisiatif untuk kembali mengaktifkan pos kerja produksi jamur tiram melalui Bidang Kegiatan Kerja dengan dukungan kasi-kasi di bawahnya. Tujuannya adalah untuk menumbuhkembangkan jiwa entrepreneur para Warga Binaan.

Rupanya program ini memperoleh respons positif dari para warga binaan Lapas Sukamiskin. Hal ini dibuktikan, untuk pertama kalinya, mereka sudah sukses memanen jamur tiram yang beberapa bulan lamanya telah dirawat dan dipelihara. Panen perdana dilakukan oleh Elly Yuzar selaku Kepala Lapas Sukamiskin pada hari Rabu (7/7/2021).

“Panen raya jamur tiram ini diharapkan bisa menjadi awal kebangkitan bidang kegiatan kerja untuk maju dan produktif,” ujar Ratri.

Menurutnya, persepsi masyarakat terhadap Lapas Kelas 1 Sukamiskin yang awalnya selalu diliat negatif sebab identik lapas untuk para Warga Binaan dari kasus tipikor bisa sedikit diminimalisir. Ternyata Mereka mampu mengubah lapas industri dengan wujud nyata menggeliatnya pembinaan kemandirian bagi warga binaan.

Terkait hal ini, Elly Yuzar menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah berupaya untuk mengembangkan berbagai potensi pembinaan untuk warga binaan. Diharapkan, dengan beragamnya pembinaan yang diberikan maka akan lebih cepat untuk memperoleh progress dan hasil yang lebih baik.

  • Bagikan