Mediatani – Pujian kembali diterima oleh Kementerian Pertanian. Kali ini, pujian datang dari Endang Setyawati Thohari, salah satu anggota Komisi IV DPR RI. Endang menyampaikan rasa kagumnya karena melihat Kementerian Pertanian yang telah menerapkan pemanfaatan teknologi di Agriculture War Room (AWR).
Dilansir dari detik.com, melalui keterangan tertulis pada Selasa (22/6) Endang juga menyampaikan bahwa melalui AWR, pertanaman bisa dimonitoring dengan cara real time yang beresolusi tinggi. Harapannya, kemajuan teknologi yang dimiliki oleh AWR dengan resolusi tinggi bisa lebih dikembangkan lagi. Sehingga, lebih mudah mengecek kondisi hulu maupun hilir melalui sistem online.
“Kemajuan teknologi AWR harus dikembangkan lagi untuk memantau seluruh komoditas potensi lokal,” terang Endang.
Saat mengunjungi AWR di Kantor Pusat Kementan Jakarta, Endang menyampaikan bahwa hal ini tentu bisa menjadi daya tarik untuk para generasi muda agar mau terjun dalam dunia pertanian. Dalam kunjungannya, Endang sempat menyapa para penyuluh dari berbagai daerah.
“Tentu melalui AWR kita dorong kendala pertanian dilapangan dapat dilaporkan segera ke pusat dan bisa diselesaikan lebih cepat,” ajak Endang.
Sekadar informasi, AWR ini ibarat pusat kontrol Pentagon yang dimiliki oleh Amerika Serikat (AS). Pentagon adalah markas besar angkatan bersenjata negeri Paman Sam. Sehingga, semua data di sektor pertanian dalam negeri itu bisa dipantau dengan AWR melalui fasilitas komputer yang kemudian menghasilkan data real time. Di dalamnya mencakup tentang luas lahan baku sawah, luas panen, pasokan pupuk, hingga perkembangan sawah tanam.
Menurut Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian RI, memang sistem dari AWR ini telah dirancang secara multiguna, khususnya untuk memantau kondisi pertanian pada tingkat Kecamatan dan Desa. Terlebih para petani juga tidak harus membeli drone untuk mengabarkan sawahnya pada Kementerian pusat.
Sejauh ini, Kementerian Pertanian telah memiliki alat ukur yang berbasis internet of think atau telah memanfaatkan artificial intelligence. Meskipun sejauh ini, pihak Kementan belum memutuskan terkait apa saja yang akan menjadi kebijakan secara utuh.
“Yang jelas saat ini kami masih mengawasi secara langsung di lapangan,” ungkap Mentan SYL.
Lebih lanjut, Mentan SYL menjelaskan bahwa AWR Kementan ini berperan sebagai salah satu ruang dengan pemanfaatan teknologi modern yang telah ada untuk memantau dan mengontrol semua data pertanian yang ada dengan menyatukan data dan informasi yang selama ini masih terpisah-pisah.
“Melalui AWR kita bisa melihat seperti data standing crop padi di seluruh pelosok tanah air. Tadi Bu Endang Dapil Cianjur sendiri sudah cek pertanian di Cianjur bahkan beberapa kecamatannya sampai cek ke penyuluh juga terkait trouble alsin,” jelas Syahrul.
Selain itu, Mentan SYL juga menerangkan terkait AWR yang saat ini telah digunakan untuk memantau dan mengontrol data pupuk yang selama ini sering terkendala jika dilakukan secara manual. Saat ini, data realisasi untuk pupuk real time juga tersedia. Bukan cuma itu, saat ini AWR juga menyajikan data yang bersumber dari CCTV untuk memantau kegiatan para petani dan juga terkait kondisi lahan pertanian secara real time.
Sekadar informasi tambahan, AWR ini juga difungsikan untuk pelatihan para penyuluh yang ada di seluruh penjuru negeri. Mentan SYL mengimbau agar teknologi AWR ini bisa di optimalkan agar bisa memberikan instruksi sehingga dapat mengefisienkan waktu.
“Ini kan luar biasa. Kita akan optimalkan teknologi dari AWR ini untuk memberikan instruksi sehingga lebih efisien waktu juga,” pungkas Mentan SYL.