Mediatani – Perum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) terus berupaya dalam memenuhi permintaan bahan baku ikan untuk kebutuhan ekspor ke Jepang sebanyak lebih dari 3 juta kilogram. Untuk itu, Perindo bakal memaksimalkan unit Lampuko di Banda Aceh dengan memanfaatkan lahan seluas 3 hektare untuk sarana prasarana perikanan.
Dilansir dari Antara, Rabu (3/2/2021), Direktur Operasional Perum Perindo, Raenhat Tiranto Hutabarat mengatakan meski pandemi masih melanda di tahun 2021 ini, pihaknya akan terus mendukung upaya pemulihan ekonomi, salah satunya dengan melakukan pengembangan bisnis perikanan di wilayah Lampulo, Banda Aceh.
Pengembangan bisnis tersebut bekerja sama dengan Pemerintah kota Banda Aceh dan mitra nelayan serta para pelaku usaha perikanan yang berada di Lampulo, Banda Aceh.
Raenhat menjelaskan adapun sarana dan prasarana perikanan yang dimanfaatkan pada lahan seluas 3 hektare di Lampulo, Banda Aceh seperti pabrik es, cold storage, dan perdagangan. Selain itu, juga akan ada pengolahan ikan untuk pemenuhan bahan baku yang akan distribusi baik di pasar lokal Banda Aceh maupun untuk kebutuhan ekspor.
Perindo terus memenuhi permintaan bahan baku ikan untuk kebutuhan ekspor ke Jepang meski saat ini masih pandemi. Raenhat merincikan, permintaan bahan baku ikan dari mitra Perindo untuk kebutuhan ekspor ke Jepang untuk sampai dengan April mendatang, yaitu terdiri dari ikan cakalang sebesar 3 juta kg, ikan layang sebesar 500.000 kg, ikan deho sebesar 500.000 kg dan ikan tuna loin sebesar 500.000 kg.
Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyatakan turut mendukung upaya yang dilakukan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dalam membangun sentral perikanan di Banda Aceh. Ia berharap agar pihak Perum Perindo segera menjalankan programnya secara konkret.
“Pemko mendukung hal ini. Dan juga kami berharap bisa terlaksana khususnya kerja sama dengan pengusaha setempat,” kata dia.
Aminullah juga berharap sentral perikanan yang dibangun oleh Perum Perindo ini nantinya dapat melibatkan nelayan yang ada di Banda Aceh dalam menunjang produksi ikan. Selain dengan instansi pemerintah kota, Perum Perindo juga selama ini telah memperluas kemitraannya dengan pihak swasta dan pelaku usaha perikanan lokal di Banda Aceh.
Raenhat mengatakan, kedepannya, dengan dukungan dari Pemerintah Kota Banda Aceh dan kerja sama berbagai pihak swasta, lahan Perindo unit Lampulo nantintinya dapat tumbuh menjadi sentral perikanan yang terintegrasi, sehingga bisa membuka perekonomian serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Selain itu, beberapa pihak instansi maupun kelompok masyakat yang menjalin kerja sama untuk peningkatan bisnis perikanan di Banda Aceh, yaitu Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Pangan, Pertanian serta Ikatan Saudagar Muslim Indonesia di Aceh (ISMI) Aceh dan Pemangku kepentingan lokal lainnya di Banda Aceh.
Sebagai informasi, Perum Perikanan Indonesia yang telah beroperasi selama 31 tahun, kini telah merambah seluruh lini bisnis perikanan dan kelautan, dari hulu hingga hilir; dari Sabang sampai Merauke.
Disamping terus menjalankan usaha jasa kepelabuhan lengkap dengan jasa utilities (air bersih, perbekalan kapal, BBM dan menyusul penyediaan energi), Perindo juga makin memperluas usahanya dalam budidaya, penangkapan ikan hingga pengolahan dan perdagangan ikan dan hasil laut lainnya. Ke depan, Perum Perindo juga akan mengelola usaha jasa wisata, kuliner hingga edukasi maritim.
Pada hari jadi Perindo ke-31 pada 20 Januari 2021, Direktur Utama Perum Perindo Fatah Setiawan Topobroto mengucapkan rasa syukurnya karena Perum Perindo dapat bertahan di tengah pandemi dan gempuran ekonomi yang tidak pasti selama 2020. Dia juga mengatakan Perum Perindo akan terus berkomitmen dalam menjalankan strategi bisnis perusahaan melalui 5 pilar yang mengacu pada visi misi Kementerian BUMN.